Sehun menuruni tangga koridor, berlari kecil dengan antusias. Pemuda tampan itu sampai di anak tangga terbawah, lanjut berlari kecil melewati lorong IPA kelas X.
Sehun berhenti mendadak, saat tiba-tiba adik kelas lewat di hadapannya. Tanpa sengaja, menabrak dada bidang Sehun. Membuat pemuda itu spontan berhenti berlari merasa tak enak.
"Lo gapapa?" tanya Sehun. Pemuda itu membungkukkan badan, melihat adik kelas itu yang mengusap keningnya nyeri.
"Gapapa Kak." ujar gadis itu, mengangkat wajah. Mempertemukan netra kelam miliknya dengan netra teduh milik Sehun.
"Oh, elo." ujar Sehun.
"Iya Kak hehe, Kak Arka mau kemana?" tanya adik kelas itu---Raina.
"Sorry karena udah nabrak, kalau kening lo masih nyeri obatin dulu di UKS. Gue buru-buru." ujar Sehun, menepuk sekali pundak Raina. Kemudian lanjut melangkah menuju arah kantin.
Sehun kembali berhenti, saat Raina dengan tiba-tiba menarik pergelangan tangannya. Pemuda itu berbalik badan, menaikkan satu alis bertanya.
"A-anu, Kak Arka mau kemana?" tanya Raina terbata-bata.
"Mau gue kemana, bukan urusan elo kan?" sarkas Sehun.
"A-ah iya juga sih, ya-yaudah kalau gitu. Sorry Kak."
"Hm."
Sehun menggerakkan tangannya kasar di genggaman Raina. Entah kenapa, genggaman gadis itu terasa dingin juga membuat goresan merah di pergelangan tangan Sehun.
Wow, tenaga gadis itu besar juga.
"Lo bisa lepasin?" tanya Sehun saat Raina masih saja menggenggam pergelangan tangannya.
"Ah iya, Sorry Kak." ujar Raina, menundukkan kepala.
Sehun berdehem menjawab, mengusap pelan pergelangan tangannya yang memerah. Ah, mungkin pemuda itu belum pulih sepenuhnya dengan masalah alergi itu.
Sehun lanjut berlari kecil, meninggalkan Raina yang menatap punggung tegap pemuda itu yang menghilang di balik dinding koridor. Raina berdesis kesal, mencebikkan bibir marah.
Sedetik kemudian, ekspresi gadis itu berubah. Menunjukkan seringaian tipis di wajah pucat pasi nya secara diam-diam.
***
Jisoo meraih cup pop ice rasa taro miliknya, kemudian menyerahkan selembar uang sepuluh ribu kepada Bu Inah---pemilik stand minuman dingin di kantin.
Gadis cantik itu berbalik langkah, menyeruput sekali minuman dingin di tangannya. Pipi gadis itu masih memanas, semburat merah masih terlihat di pipinya akibat kejadian beberapa saat lalu.
Ia malu, sungguh. Bertingkah bodoh dengan menyindir keras Sehun di koridor tadi membuat harga dirinya ambyar seperti nasi padang yang karet nya terlepas lalu jatuh berhamburan di lantai.
"Jisoo bego." ujar gadis itu.
"Ngapain gue nyindir-nyindir itu Pangeran Sekolah astaga."
"Bodoh bodoh bodoh! Jisoo bodoh!" cerocosnya seorang diri.
"Siapa yang bodoh?" seseorang tiba-tiba berujar tepat di belakang telinga Jisoo, membuat gadis itu memekik terkejut.
Menemukan Arjuna di belakangnya, Jisoo sedikit merasa kecewa saat bukan Sehun yang menghampirinya--ah kenapa jadi memikirkan pemuda itu.
"Ih kampret! Arjuna ngagetin aja lo!" maki Jisoo kesal, memukul lengan Arjuna keras.
"Aduh aduh, iya maap deh gak lagi." ujar Arjuna terkekeh kecil, menghindar dari pukulan Jisoo di lengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKASENA [✔]
RomancePunya pacar yang gantengnya kelewatan itu gak enak, serius. Tiap jalan bareng ada aja yang ngelirik kagum, bahkan sampai ada yang rela jadi perusak hubungan saking tergilanya sama dia. Arkasena. Pangerannya sekolah yang jadi incaran wanita. "Arka! K...