0.06-Cemburu

3.6K 481 21
                                    

"Ngapain lo?"

Jisoo terperanjat kaget. Gadis itu memegang dada nya karena terkejut setengah mati. Devan, Kakak Laki-lakinya yang tiba-tiba saja muncul. Keluar dari kelas 12 Ips 1.

"Abang! Bikin gue jantungan aja." murka Jisoo.

"Ya elo lagian ngapain berdiri di sini." balas Devan tak mau kalah.

"Ya nungguin Arka. Emangnya aku mau ngapain lagi?!"

Devan termundur. Merunduk menatap Adik kandung nya yang mempunyai tinggi badan tak seberapa ini. Pemuda itu mendengus kesal. Meraup wajah Jisoo gemas dengan telapak tangannya.

"Pacaran mulu. Kapan mau belajarnya."

"Udah tadi di kelas." balas Jisoo melawan.

Devan melotot kesal. Menatap tajam Jisoo yang juga menatapnya nyalang. Mata keduanya seakan memancarkan aliran listrik menyengat yang siap menyetrum siapa saja.

Devan berdecak. Adik nya ini selalu saja tak mau kalah. Pemuda tampan itu mengacak pelan rambut Jisoo.

"Belajar yang rajin. Jangan pacaran mulu. Abang mau adek sukses di masa depan." Devan melembut. Pemuda itu mengacak sekali lagi rambut Jisoo. Kemudian berlalu pergi begitu saja.

"Asiiaapp booss!!" balas Jisoo teriak walau Devan sudah beranjak dari hadapannya. Devan yang mendengarnya hanya mengacungkan jempol.

Jisoo kembali menatap pintu kelas 12 Ips 1. Menunggu Sehun keluar dari dalam kelas. Gadis cantik itu melongokkan kepala. Sehun masih di sana. Merapikan buku yang berserakan di meja. Walau sesekali, beberapa teman wanita sekelasnya menghampiri. Mengajak pemuda itu berbicara. Yang hanya di balas gumaman singkat.

Jisoo tersenyum geli. Ada rasa bahagia tersendiri saat para wanita itu berbalik dengan wajah yang memias dan memerah marah. Dasar Sehun. Pemuda itu sok berlagak dingin tak tersentuh. Padahal, ketika di rumah dan berduaan dengan Jisoo semuanya ambyar. Hanya ada Sehun yang tengil dan suka di manjakan.

"Ngelamunin apa kamu?"

Untuk kedua kalinya Jisoo kembali terperanjat kaget. Gadis itu bahkan sampai terloncat kecil. Memegang dada kirinya yang berdetak kencang. Astaga. Jika begini Jisoo bisa mati muda.

"Apasih! Kamu ngagetin aku tau!"

"Ya kamu ngapain bengong di depan pintu."

"Ah nyesel aku nungguin kamu di depan kelas."

Jisoo merengut kesal. Beranjak duluan meninggalkan Sehun. Menghentak-hentakkan kaki ke lantai.

"Ngambek nih?" Sehun menarik tas Jisoo hingga Gadis itu hampir saja terpeleset.

"Lepas! Iya aku ngambek! Puas!" Jisoo memberontak. Saat tarikan Sehun lepas pada tas nya. Gadis itu kembali beranjak.

"Oh yaudah pulang sendiri sana."

"Iss! Kamu gausah bikin aku ngamuk ya Arka! Kamu gatau aku bisa botakin pala orang cuma pake tangan!" Jisoo mengomel kesal. Mendongak menatap Sehun yang berlari mendekat berdiri di hadapannya.

Sehun terkekeh geli. Pemuda itu merangkul Jisoo menuntun gadis itu kembali melangkah "Iya iya. Ampun Nyai."

Jisoo hanya mencibir kesal. Membiarkan Sehun merangkul bahunya. Keduanya turun dari lantai dua. Seakan mempunyai lampu sorot. Semua pandangan murid Perfect Highscool menatap keduanya berbinar. Keduanya seakan memancarkan kharisma kuat. Tak sadar sudah menjadi Raja dan Ratunya sekolah.

"Mampir minimarket bentar ya. Aku mau beli bahan." ujar Jisoo saat keduanya sudah sampai di parkiran.

Sehun hanya mengangguk samar. Pemuda itu fokus mengeluarkan motornya dari barisan parkir.

ARKASENA [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang