"Raka!"
Jisoo mengangkat tubuh balita berusia 3 tahun itu, mendekapnya sayang sambil mengusap lututnya yang tergores berpasir. Balita itu menangis di dekapan Jisoo, memeluk tubuh wanita itu mengadu.
"Bunda bilang kan jangan lari-lari."
"Undaaaa." balita kecil itu menangis tersedu. Menelungkupkan wajahnya di dada Jisoo.
Jisoo jadi enggak tega, wanita itu melangkah menuju keran air yang di sediakan di taman komplek. Mengusap lembut punggung kecil anaknya.
"Sst, Raka kan cowok gak boleh cengeng."
"Atit undaaaa, huaaaa."
Jisoo menggeleng maklum, Raka memang sedikit manja karena terlalu di manjakan Ayahnya.
"Cup cup cup, udah ya jangan nangis lagi. Kalau Raka nangis nanti Ayah marah loh." bujuk Jisoo, sambil menurunkan Raka di depan keran air.
"Ayah anti malah ya Unda?" Raka berujar polos, mata bulatnya masih berkaca-kaca.
"Iya nanti Ayah marah, gak mau lagi deh beliin Raka es krim."
"Laka ndak mau." balita itu menggelengkan kepalanya lucu.
Jisoo tersenyum gemas, mengacak rambut putranya. Kemudian menuntun balita itu berdiri di depan keran air untuk membersihkan luka.
"Raka tahan ya, perihnya cuma bentar kok."
"Celius? Unda ndak boong?"
Lagi-lagi Jisoo tersenyum gemas, mencubit kedua pipi Raka hingga anak itu memekik nyaring.
"Atit Undaaaa." Raka mencoba menyingkirkan tangan Jisoo dari pipi chubbynya.
Jisoo tersenyum lebar, kemudian membasuh luka Raka dengan air secara perlahan. Awalnya anak itu menolak karena terasa perih, tapi Jisoo mengancam kalau Sang Ayah akan marah jika Raka tidak mau membersihkan lukanya.
"Sudah, lukanya udah bersih. Gak sakit kan?" Jisoo mengangkat tubuh Raka, menggendong balita itu yang matanya berkaca-kaca menahan rasa perih.
"Ndak, ndak atit." Raka berujar begitu sambil menyeka air mata di ekor matanya.
Astaga, gemas sekali anak ini seperti Ayahnya.
"Cup cup cup, Raka mau apa sekarang? Biar Bunda beliin." ujar Jisoo sambil mengelus lembut surai hitam pekat Raka.
"Laka mau Ayah." ujar Raka.
Jisoo tersenyum kecil, mengecup puncak kepala Raka sayang. Menghirup aroma bayi yang khas dari rambut balita itu.
"Ayah mana, nda?" tanya Raka, menoleh menatap Jisoo dengan mata bulat berbinarnya.
"Ayah lagi beli es krim." jawab Jisoo.
"Wah, ayo cali Ayah nda."
Jisoo tersenyum lebar, mengecup pipi Raka. Kemudian ibu dan anak itu melangkah menuju truk es krim di sisi trotoar taman.
"Ayahhh, nda tulun nda."
Raka bergerak brutal di gendongan Jisoo, setelah melihat Sang Ayah berdiri sambil mengangkat dua buah cup es krim di kedua tangannya.
"Yaampun Raka, hati-hati nak nanti jatuh." ujar Jisoo sambil menurunkan Raka dari gendongannya. Membiarkan anak itu berlari dengan kaki kecilnya.
"Ayahhhh." Raka berteriak nyaring sambil berlari, rambutnya bergerak tak beraturan di terpa angin. Balita itu kelihatan lucu sekali dengan sweater baby blue dan celana bayi berwarna hitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKASENA [✔]
RomancePunya pacar yang gantengnya kelewatan itu gak enak, serius. Tiap jalan bareng ada aja yang ngelirik kagum, bahkan sampai ada yang rela jadi perusak hubungan saking tergilanya sama dia. Arkasena. Pangerannya sekolah yang jadi incaran wanita. "Arka! K...