Day 14 Pocky Challenge Kiss

18 3 0
                                    

"Kak bangun dulu, aku mau ambil cemilan dulu di kulkas." Anindita mencoba mengangkat kepala Dyo dari pangkuannya.

"Ambil Pocky ya. Yang vanilla." Pinta Dyo. Kepalanya langsung bersandar pada leher sofa. Ia masih ingin merasakan kenyamanan pangkuan Anindita. Gadis itu datang beberapa menit kemudian dengan tangan penuh. Membawa beberapa bungkus Pocky dengan berbagai rasa, selai Nutella dan dua gelas susu. Bukannya membantu, Dyo malah menepuk-nepuk tempat duduk Anindita. Mengisyaratkan agar gadis itu segera duduk sehingga dirinya dapat kembali merebahkan kepalanya di paha Anindita.

"Nggak sabaran banget sih."

"Udah enak. Mana Pockynya?" tagih Dyo. Walau kesal, Anindita tetap memberikan pesanan Dyo.

"Di, main Pocky game yuk?" Anindita mengernyit mendengar ajakan Dyo.

"Otaknya ketinggalan di rumah apa gimana nih?" tanya gadis itu sarkas. Dyo sendiri hanya mendecih.

"Tolong jangan berbuat asusila di rumah gue bareng adek gue ya Yo." Tegas Erlangga yang mereka yakin sengaja melewati ruang menonton setelah mendengar ajakan konyol sahabatnya itu.

"Nggak asyik lo Ga." Protes Dyo.

"Nggak boleh aneh-aneh sama adek gue. Soal lo yang rebahan manja di pangkuan adek gue aja udah termasuk toleransi paling akhir. Nggak boleh lebih dari itu." Penjelasan Erlangga membuat Anindita merasa menang dan dilindungi dari Dyo yang menurutnya seperti predator yang sedang mengincar mangsanya. Anindita menatap Dyo lalu menjulurkan lidahnya mengejek.

"Wee"

Setelah Erlangga kembali meninggalkan Anindita dan Dyo berdua, gadis itu mengambil satu buah Pocky rasa pisang. Ia bukan pecinta pisang, kembarannya yang sengaja menyimpan stok Pocky rasa ini karena katanya rasanya nagih. Dirinya sendiri belum pernah merasakan Pocky rasa baru ini.

"Lumayan. Walau rasanya agak aneh." Gumam Anindita setelah gigitan pertamanya. Merasa tidak ada yang aneh dengan rasanya, ia lanjutkan mengunyah dan mengambil beberapa stik lagi. Baru saja ia mengambil Pocky baru dan menggigit ujungnya, Dyo dengan santainya menggigit ujung Pockynya yang lain.

"Itu tangan deket lho ke meja, tinggal ambil. Mageran banget jadi orang." Protes gadis itu sebal.

"Gue lagi melancarkan aksi Pocky game yang gagal tadi." Dyo membela diri, masih mencoba melancarkan aksi-aksi untuk membuat gadisnya itu mengikut permainannya.

"Tidak akan terjadi. Jadi tolong berhenti."

Locked by YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang