"Nih." Anindita memandang sosok di sampingnya. Seseorang yang baru saja memberikan sesuatu yang dibungkus kertas kado.
"Apaan nih?" tanya Anindita heran.
"Kado." Jawab Dyo singkat.
"Aku juga tahu itu. Maksudnya, dalam rangka apa?" tanya Anindita lagi. Hari ini bukan hari ulang tahunnya. Bukan juga valentine ataupun hari besar.
"Harus ada perayaan dulu baru ngasih?" tanya Dyo jengkel. Tidak bisakah Anindita menerima tanpa bertanya?
"Nggak apa-apa sih. Ini boleh aku buka?"
"Gue kasih buat dibuka kok. Bukan buat dipajang di ruang tengah." Sahut Dyo. Hari ini mood-nya sudah berantakan. Dan Anindita berpotensi membuat mood-nya lebih berantakan lagi. Dyo menyilangkan kedua lengannya di depan dada sembari melihat Anindita membuka bungkus kadonya.
Mata Anindita berbinar saat melihat satu box penuh buku. Kemudian ia bongkar isinya satu persatu. Semuanya adalah buku yang berkaitan dengan ilmu forensic. Mulai dari Color Atlas of Forensic Pathology, Forensic Medicine, Forensic Science: an Illustrated Dictionary, Forensic Criminology dan yang terakhir adalah Criminal Poisoning, semuanya adalah edisi terbaru. Semua buku ini adalah buku yang selama ini diidamkan oleh dirinya.
"Kok tahu aku pengen buku-buku ini?" tanya Anindita penasaran. Ia memang pernah mengatakan bahwa ia akan mengambil spesialisasi forensic, tapi ia tidak pernah mengatakan mengenai buku-buku yang diincarnya.
"Tahu aja." Jawab Dyo singkat. Anindita bangkit dari duduknya, lalu berjalan menuju kursi Dyo.
"Makasih banyak." Ucap Anindita sembari memeluk Dyo. Mendapat pelukan tiba-tiba tentu membuat Dyo kelimpungan. Pasalnya ia tidak menyangka bahwa respon Anindita akan sedahsyat ini, padahal ia hanya memberi buku-buku itu. Hawa negative yang dibawanya tadi sudah lenyap bersamaan dengan pelukan Anindita. Dyo membalas pelukan Anindita.
Hari ini keduanya mendapatkan sebuah hadiah yang mengejutkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Locked by You
RomanceDrabble singkat dalam rangka mengikuti #drabbletober Prompts list by @dwikipan Anindita bilang, dia mau move on. Move on? Apa itu move on kalau 'Hi!' dari dia masih aja bikin kamu jatuh cinta? Move on hanyalah sebuah wacana belaka. Lemah memang.