Story - 5

4.4K 329 8
                                    

"Gracia"

Viny terkejut melihat pemandangan di depan nya saat ini. Anak gadis nya itu sekarang ada di apartemen viny.

"Mama" Dipeluk nya viny oleh gracia dengan sangat erat. Gracia rindu sekali pada sosok wanita yang sedang ia peluk sekarang.

"Dek, kamu kok bisa tau apartemen mama? Kamu kesini sama siapa?" Meskipun viny senang bisa bertemu dengan gracia, tapi viny tetap harus tau bersama dengan siapa gracia datang ke apartemennya. Dan dari mana gracia tau tempat tinggalnya saat ini.

"Dari tante saktia, gracia juga tadi minta dianter kesini nya sama tante saktia" Jawab gracia

"Terus tante saktia nya mana?"

"Udah pulang" Kata gracia, lalu viny menarik anak gadisnya itu untuk masuk ke dalam, dan didudukannya gracia oleh viny di sofa kecil yang ada di ruang tamu.

"Mami tau kamu kesini? Atau cici kamu tau gak?"

Gracia menggeleng lemah, ia datang menemui viny memang tanpa sepengetahuan veranda ataupun shani. Karena sewaktu pulang sekolah, gracia langsung bergegas keluar dan sudah ada saktia yang menjemput gracia untuk mengantarkan nya ke apartemen sang mama. Yang sebelumya gracia menghubungi saktia menggunakan handphone milik teman sekelas gracia. Untungnya gracia menyimpan nomor telfon saktia dan beberapa teman mama nya yang lain.

"Mami sama cici gatau aku kesini. Karena kalo mereka tau pasti aku gak akan boleh ketemu mama. Bilangnya nunggu mama pulang aja kalo mau ketemu, tapi mama gak pulang-pulang. Aku kan kangen" Dipeluk nya lagi viny oleh gracia yang ada disampingnya.

"Mama juga kangen banget sama kamu sayang, tapi gak gini caranya. Nanti mami sama cici khawatir nyariin kamu. Mama anter kamu pulang ya" Gracia dengan cepat menahan pergerakan tangan viny yang ingin menuntunnya keluar.

Gracia menatap sendu ke arah tangan viny, lalu ganti melihat ke arah wajah sang mama. Pandangan mereka pun bertemu.

"Kalo mama anter aku pulang sekarang, aku pastiin mama gak akan liat aku lagi" Entah belajar dari mana gracia berbicara seperti itu. Tapi bagi viny itu tidak pantas diucapkan oleh anak seumuran gracia. Pikiran viny pun jadi overthinking mendengarnya.

"Dek, kamu ngomong apasih? Mama gak suka ya denger nya" Melihat ekspresi viny yang sepertinya marah, gracia langsung meminta maaf.

"Maaf ma" Sesalnya sambil menundukan kepala

Viny kembali duduk di samping gracia, lalu di genggamnya tangan gracia oleh viny.

"Kamu boleh disini, tapi nanti malam mama antar kamu pulang ya. Sekarang mama telfon mami sama cici mu dulu untuk bilang ke mereka kalo kamu ada disini. Setelah itu kita makan siang sama-sama, oke" Gracia hanya mengangguk kecil sebagai jawaban untuk viny.

Setelah itu viny meninggalkan gracia sendiri di ruang tamu untuk menghubungi veranda dan shani. Karena viny tidak ingin gracia mendengar pembicaraannya dengan ve atau shani. Viny memutuskan untuk keluar dari apartemennya, supaya agak leluasa berbicara dengan veranda atau pun shani.

Sementara gracia yang ditinggal pergi viny untuk menghubungi mami dan cici nya tengah sibuk mengunyah kue di toples yang ada di atas meja.

⏩⏩

"Ma, gracia boleh gak punya hape kaya cici?"

Mendengar ucapan gracia, Viny menghentikan pergerakan tangannya yang sedang mengupas buah jeruk.

"Mama sih boleh-boleh aja, tapi kamu kan tau sendiri mami mu kaya apa" Gracia paham dengan yang viny maksud tentang mami nya.

"Gracia pake hape nya gak buat yang macem-macem kok ma. Gracia cuma buat main game doang, beneran deh" Apa yang gracia katakan pada viny itu memang benar. Gracia sangat suka sekali bermain game di handphone. Dan selama ini gracia hanya bisa memainkannya di handphone milik teman gracia di sekolah. Maka dari itu gracia meminta handphone hanya untuk bermain game saja.

Story Of Greshan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang