Story - 34

3.3K 252 15
                                    

Sejak kejadian kemarin malam, jefri susah untuk Deva hubungi. Begitu juga dengan shani yang mencoba membantu deva menghubungi jefri, tapi sama saja. Kakak laki-laki nya itu sulit untuk dihubungi.

"Gimana sayang, kakak kamu udah bisa dihubungi?" Tanya Deva ke shani

"Belum pi, nomornya juga gak aktif" Jawab shani

Sinka yang tidak tau harus berbuat apa pun hanya diam dan duduk di samping veranda. Sambil memeluk wanita yang sekarang dipanggilnya mami itu.

"Sayang, kamu ngantuk?" Tanya ve ke sinka yang ada dipelukannya

Sinka pun mengangguk sebagai jawaban untuk ve

"Ya udah yuk kita pulang, biar cici kamu disini nemenin papi" Kata ve dan sinka mengiyakannya

Mendengar ve akan pulang bersama sinka, Deva langsung melarang mereka untuk pergi.

"Kamu tidur disini aja ve sama anak-anak. Ini udah malem banget, kalo kamu pulang sekarang bahaya" Ucap Deva yang terdengar khawatir

"Gak Dev, aku harus pulang. Niat aku kesini kan emang cuma mau antar shani nemenin kamu. Biar besok pagi shani berangkat sekolah diantar sama kamu. Sinka juga gak bawa seragamnya, jadi aku harus pulang" Ve mulai bangun dari duduknya, begitu juga dengan sinka.

"Ya udah kalo gitu biar aku anter kamu" Kata Deva, tapi ve langsung menolaknya

"Gak usah Dev, kamu disini aja. Kalo kamu anter aku pulang nanti shani sendirian diri rumah" Tolak ve dan setelah Deva pikir ada benarnya juga.

"Ya udah kalo gitu kamu sama sinka hati-hati ya. Kabarin aku kalo kalian udah sampai di rumah"

Ve mengangguk, lalu mulai berpamitan ke shani juga.

"Hati-hati ya mi"

"Iya sayang"

Mobil yang dikendarai ve mulai meninggalkan halaman rumah Deva.

"Ayo shan, kita masuk" Ajak Deva sambil merangkul putri nya itu

"Pi"

"Ya"

"Shani ijin tidur duluan ya pi, udah ngantuk banget" Kata shani

"Yaudah kalo gitu untuk sementara waktu kamu tidur di kamar tamu dulu ya. Gpp kan?"

Shani mengangguk diiringi senyumnya yang manis

"Iya pi, gpp kok" Jawab shani dan Deva mengantarkan putri nya itu ke kamar tamu yang bersebelahan dengan kamar jefri

Sesampainya di depan kamar keduanya pun berpisah. Dan tak lupa kecupan di kening shani diberikan oleh gue, eh Deva maksudnya.

"Selamat tidur ya sayang"

"Selamat tidur juga pi"

Shani lalu masuk ke dalam kamar, sedangkan Deva kembali ke lantai bawah untuk menunggu jefri di ruang tamu sampai anak laki-laki nya itu pulang.

Sementara shani yang tadi sudah masuk ke dalam kamar mulai mematikan lampu, dan hanya menyisakan lampu tidur saja.

"Huhh.. Besok lagi aja deh coba hubungin dia, sekarang aku tidur dulu ngantuk banget" Gumam shani yang mulai menarik selimut menutupi setengah tubuhnya.

Ceklek!

Terdengar suara jendela dibuka, shani yang baru saja ingin memejamkan mata kembali diurungkan. Lalu menyingkap selimut yang sudah menutupi tubuhnya. Samar-samar Shani melihat seseorang masuk ke dalam kamar yang sedang ditempatinya melalui jendela.

"Siapa?" Tanya Shani, tapi orang itu tidak menjawab dan malah melompat ke arah Shani dan menindih tubuh Shani. Tak lupa mulut Shani ia bekap dengan telapak tangannya.

Jefri. Batin Shani saat wajah yang tidak terlihat tadi sekarang nampak jelas karena cahaya dari lampu tidur.

"Aku bakal lepasin kamu, tapi kamu jangan teriak ya" Kata jefri dan shani mengangguk

Perlahan jefri mulai melepaskan tangannya yang membekap mulut shani.

"Kamu dari mana aja? Aku khawatir jef" Mata shani mulai berkaca-kaca

"Aku gak kemana-mana kok, kalian aja yang gak becus cari aku" Jawab jefri

"Emangnya kamu kemana?" Tanya shani lagi dan jefri malah tersenyum

"Ke hati mu shani" Gombal jefri dan shani kesal mendengarnya

"Ish, kamu tuh ya! Aku sama papi khawatir, kamu malah sempet-sempetnya kaya gitu" Omel shani

Jefri menyengir

"Hehe.. "

"Jawab ih, kamu kemana?" Tanya shani sekali lagi dan jefri membisikan sesuatu

"Aku ngumpet di gudang belakang rumah" Bisik jefri

"Astaga, aku pikir kamu pergi atau kabur yang jauh gitu" Kata shani, tapi dalam hati ia bersyukur karena jefri tidak pergi kemana-mana

"Tadi nya aku mau pergi jauh, tapi kalo gak sama kamu, aku gak mau" Gombal jefri lagi, tapi berhasil membuat shani tersipu malu

"Jef"

"Ya sayang"

"Kita sekarang kakak adik, aku mau kita-'

"Gak shan, kalo kamu mau kita putus aku gak mau" Potong jefri dan menolak untuk mengakhiri hubungan mereka

"Tapi jef, aku sama kamu itu kakak adik, kita satu ayah"

"Iya, aku tau. Tapi kenapa harus seperti ini?"

Shani sendiri juga tidak tau dan bingung, kenapa mereka harus menjadi kakak adik. Dan kenapa semua nya harus terungkap?

"Jef, aku sayang kamu dan aku juga cinta sama kamu. Tapi kali ini aku mohon sama kamu, kita kesampingkan ego kita masing-masing ya. Kamu mau kan?" Tanya shani

Jefri yang ditanya seperti itu sempat diam, tapi tak lama laki-laki itu mengangguk.

"Ya, aku mau. Tapi dengan satu syarat" Ucap Jefri

"Syarat? Apa?" Tanya shani lagi

Jefri pun mendekatkan bibir nya di telinga shani sambil sesekali meniupnya. Dan entah apa yang Jefri bisikan pada shani, tapi gadis itu terlihat kaget mendengarnya.

"Aku janji setelah itu kita akan menjadi kakak adik yang sesungguhnya. Dan hubungan kita sebelumnya juga akan berakhir, gimana? Kamu mau kan?" Tanya Jefri dan shani diam sebentar, tapi tak lama shani agak mengangguk ragu mengiyakan syarat yang Jefri berikan

"I-iya, aku mau. Tapi kamu harus nepatin janji kamu itu ya" Kata shani

Jefri pun mengangguk lalu tersenyum puas dalam hati mendengar shani mau memenuhi syarat dari nya.

"Yaudah kalo gitu besok pulang sekolah aku chat kamu alamatnya ya"

Shani hanya mengangguk dan Jefri mengecup sekilas bibir shani sebelum laki-laki itu pergi lagi.

Setelah Jefri pergi, shani mengigit bibir nya sendiri ketika mengingat syarat yang Jefri berikan.

"Aku tau ini salah, tapi ini demi hubunganku dengan Jefri berakhir. Dan dia sungguh-sungguh menganggapku hanya sebagai adik" Ucap Shani

Setelah itu shani mencoba memejamkan mata nya karena besok ia harus bangun pagi untuk pergi ke sekolah.

⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩

Wewww.. Kira-kira shani sama Jefri mau ngapain yak??  🤔🤔🤔

Story Of Greshan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang