Siang ini ve akan bertemu dengan seseorang yang sudah menyerempet mobil nya dua hari yang lalu. Ve janji bertemu dengan seseorang itu di cafe dekat kantornya.
Setengah jam ve menunggu kedatangan orang yang ingin bertanggung jawab dengan mobilnya. Akhirnya seseorang itu datang dan menghampiri ve di salah satu meja paling pojok dekat jendela.
"Maaf tante saya telat, tadi saya-"
"Anak muda seperti kamu ini gak cocok ya dijadikan calon pacar atau calon menantu. Kerjaannya kalo gak nyerempet mobil orang, ya telat kaya sekarang" Perkara telat membuat ve menyangkut pautkan dengan urusan jodoh. Membuat seseorang itu geleng-geleng kepala mendengarnya.
"Saya telat ada alasannya tante, tadi saya-"
"Udah deh saya gak mau denger alasan apapun dari kamu. Yang saya mau kamu bertanggung jawab sama mobil saya yang kamu serempet itu" Lagi-lagi ve memotong ucapan anak muda yang ada di hadapannya saat ini. Dan anak muda itu mengelus dada nya sambil mengucap kata sabar ketika ve menyela nya lagi.
"Baik, saya akan bertanggung jawab. Dimana mobil tante?" Tanya si anak muda
"Di bengkel" Jawab ve
"Ok, kalo gitu sekarang kita ke bengkel"
"Eh tunggu!" Cegah ve, membuat pergerakan anak muda tadi yang sudah bangun dari duduknya terhenti. Ia kembali menatap ke arah ve yang masih duduk.
"Ada apa lagi tante?" Tanya nya dan sekarang ve ikut berdiri
"Kamu bawa motor kan? "
"Bawa"
"Kalo gitu saya naik motor sama kamu, soalnya tadi saya kesini naik taxi dan mobil saya yang satu nya dipakai untuk menjemput anak-anak saya" Kata ve
Tanpa berfikir dua kali, anak muda itu mengiyakannya. Dan sekarang mereka sedang berjalan ke arah parkir bersama anak muda yang sampai sekarang belum ve ketahui namanya.
"Oh ya, nama kamu siapa?" Tanya ve yang setengah berteriak, karena Sekarang mereka sudah dalam perjalanan menuju bengkel langganan ve
"Nama saya Brandon tante" Jawab si anak muda bernama Brandon itu
Oh Brandon. Batin ve
"Kok kamu bawa motornya pelan? Waktu itu saya liat kamu bawa motornya kaya setan, kencang sekali" Kata ve masih setengah berteriak dari belakang.
"Saya bawa nyawa orang lain tante, jadi saya harus hati-hati. Kecuali saya lagi sendiri, baru deh saya ngebut" Jawab si Brandon
Ve tersenyum mendengarnya
Boleh juga nih aku jodohin dia sama shani. Eh apaan sih aku ini, shani kan gak boleh pacaran dulu. Batin ve
10 menit mereka menempuh perjalanan dari cafe ke bengkel langganan ve. Akhirnya mereka sampai, dan ve menyuruh Brandon untuk menyelesaikan biaya perbaikan mobilnya.
"Udah beres nih tante, jadi masalah kita udah selesai kan?"
"Iya, makasih ya"
"Ya, sama-sama tante. Ini juga salah saya kok, saya kurang hati-hati" Kata Brandon tersenyum
Lalu Brandon mulai memasang helm di kepala dan setelah itu menaiki motor nya.
"Kalau gitu saya pergi dulu tante" Pamit Brandon
"Iya, hati-hati ya" Tanpa sadar ve melambaikan tangannya pada Brandon, seperti orang yang sudah akrab dan kenal lama. Padahal baru dua kali ia bertemu dengan anak muda itu.
Setelah urusannya di bengkel selesai, ve juga pergi untuk kembali ke kantor.
⏩
Kondisi gracia semakin memburuk sejak kejadian malam itu. Dan ketika berada di rumah, gracia sama sekali tidak bisa ditinggal sendirian apalagi ditinggal oleh shani. Berbeda dengan disekolah, gracia terlihat biasa saja. Walaupun okta dan anin bilang kalau sekarang gracia lebih banyak diam, tidak se cerewet saat mereka mengenal gracia.
Sementara di rumah, shani dan sinka menyadari sesuatu dari sikap gracia akhir-akhir ini, yaitu ketika mereka menyadari ketakutan gracia saat mendengar suara ve atau melihat sosok ve di rumah.
Shani dan sinka pun mencoba mencari tau apa yang membuat gracia sampai seperti sekarang. Dan ternyata itu karena mimpi buruk yang gracia alami pada malam itu. Malam dimana ve mengambil kamera pemberian viny.
Shani jadi teringat akan malam dimana gracia tidur bersamanya. Dan saat tengah malam, tidur gracia memang tidak tenang. Beberapa kali gracia mengigau menyebut nama sang mami yang seperti ingin berbuat sesuatu yang berbahaya pada gracia.
"Ci, aku gak tega liat keadaan gracia yang sekarang. Aku jadi merasa bersalah deh ci, coba aja waktu itu aku gak tanya-tanya gracia tentang kamera pemberian mama nya. Mungkin-"
"Ssttt... Ini bukan saat nya kamu nyalahin diri kamu sendiri. Sekarang lebih baik kamu bantu aku ambilin gracia minum ya. Takutnya dia bangun tidur langsung cari minum " Perintah shani pada sinka
Sinka mengangguk, lalu bangun dari duduknya.
"Iya ci" Sinka pun keluar dari kamar gracia untuk mengambilkan gracia minum. Sedangkan gadis yang sedang shani dan sinka khawatirkan sekarang sedang terlelap dalam tidurnya setelah makan siang tadi.
Cup!
Lama shani memperhatikan wajah gracia yang sedang tidur, shani mengecup lembut kening gracia.
"Aku sayang kamu gracia, selalu" Ucap shani
Dan tak lama sinka kembali dengan membawa segelas air putih di tangan kanannya.
"Ini ci" Sinka memberikan gelas tersebut pada shani, lalu shani menaruhnya di meja kecil yang ada di samping tempat tidur gracia.
"Makasih ya sin"
"Hemm" Dehem sinka
Lalu keadaan hening, tapi itu tak berlangsung lama ketika shani teringat sesuatu.
"Oh ya sin, bunda kamu udah kenal mami ku dari kapan ya? Kok aku baru kenal kalian sih? Padahal aku dan gracia itu udah 5 tahun lho diangkat jadi anaknya mami, tapi aku baru tau mami punya sahabat kaya bunda kamu" Tanya shani, yang sinka sendiri bingung menjelaskannya.
"Gimana jelasinnya ya ci, singkat cerita sih gini. Kata bunda, tante ve itu teman dari dia kecil di panti asuhan. Dan kalo aku kenal tante ve emang dari aku masih kecil. Dulu tante ve sering banget nemuin aku dan bunda di kontrakan. Tapi waktu umurku 10 tahun, tante ve tiba-tiba gak ada kabar lagi dan udah hampir gak pernah ketemu aku dan bunda. Tapi setelah 4 tahun berlalu, tante ve muncul lagi dan ketemu aku sama bunda. Terus setelah bunda dan tante ve pulang dari Jerman, tante ve langsung ajak aku sama bunda untuk tinggal disini deh" Hanya itu yang bisa sinka jawab untuk shani
Shani mencoba mencerna apa yang sinka sampaikan tadi padanya.
"Kamu tau gak, bunda dan mami ku ke Jerman itu ngapain?" Tanya shani lagi dan sinka menggelengkan kepala
"Aku gak tau ci. Waktu itu bunda langsung nitipin aku ke rumah temennya. Seminggu kemudian bunda sama tante ve baru balik ke indo"
"Seminggu?"
"Heem"
Seminggu? Waktu itu mami juga pergi seminggu, dia bilang keluar kota. Apa jangan-jangan mami bukan keluar kota ya, tapi ke Jerman sama tante naomi. Batin shani yang mencoba merangkai semua ucapan sinka pada nya.
"Terus ayah kamu sekarang dimana?" Pertanyaan shani mendadak membuat ekspresi sinka berubah sedih.
"Dari kecil aku gak pernah tau ci siapa ayah ku. Setiap kali aku tanya ke bunda tentang ayah, bunda pasti keliatan sedih. Jadi aku gak berani lagi deh tanya-tanya ke bunda siapa ayah ku dan dimana dia sekarang" Jawab sinka
Shani menjadi merasa bersalah melihat ekspresi sedih sinka.
"Maaf ya sin, aku gak maksud buat kamu sedih" Kata shani yang meminta maaf pada sinka
"Gpp kok ci" Balas sinka di iringi senyumnya
Setelah itu tidak ada lagi obrolan, mereka kembali menunggu gracia yang masih terlelap dari tidurnya.