"Dari mana dek? Kok lama banget beli minumannya?" Gracia yang baru saja masuk ke dalam langsung mendapat teguran dari shani
"Ya kan tadi adek udah bilang ke cici beli minuman" Jawab gracia
"Iya tau, tapi kenapa lama?"
Nada bicara shani terdengar tidak santai di telinga gracia. Ada apa dengan sang kakak?
"Tadi gak sengaja ketemu temen, terus ngobrol. Jadi nya lama deh" Kata gracia
Shani memicing
"Temen? Cowo atau cewe?"
"Cowo"
"Apa? Cowo?"
Gracia mengangguk
"Kenapa?"
"Gpp, cepetan ganti baju!" Perintah shani, lalu gadis itu berjalan masuk ke kamar mandi
Gracia hanya menggeleng heran melihat sikap aneh sang kakak. Sedangkan shani di dalam kamar mandi tidak melakukan apa-apa. Gadis itu justru sedang memikirkan sosok teman sang adik. Siapa laki-laki yang sudah berteman dengan gracia? Dan kenapa shani baru mengetahuinya? Dimana gracia mengenal laki-laki itu? Banyak sekali pertanyaan yang melayang dipikiran shani saat ini.
Huhh... Aku harus cari tau laki-laki itu. Batin shani yang sekarang sudah keluar dari kamar mandi
"Dek, kenapa kamu belum ganti baju?" Tanya shani yang baru saja keluar dari kamar dan mendapati gracia belum juga mengganti seragamnya dengan pakaian santai. Sang adik justru sedang asik menikmati belanjaannya tadi.
"Ntar dulu kenapa sih ci, aku lagi asik nih" Jawab gracia tanpa melihat ke arah shani, karena fokus melihat kartun favoritnya.
"Iya tau lagi asik, tapi kan bisa di pause dulu filmnya terus kamu ganti baju sekarang" Dengan santai nya shani mengepause kartun yang sedang dilihat oleh gracia
Gracia berdecak kesal
Ganggu aja!. Kesal gre
"Iya Iya ini ganti baju!" Gracia bangun dari duduknya dan masuk ke dalam kamar. Shani pun mengikutinya dari belakang
"Kamu jajan sebanyak itu uang dari mana dek? Tadi kamu cuma minta ke aku 20rb, dan jajanan kamu itu lebih dari 20rb. Kamu ngerampok ya?" Tuduh shani, membuat gracia jadi semakin kesal mendengarnya
"Cici kenapa sih? Pulang-pulang aku di introgasi gak jelas, dan sekarang cici nuduh aku ngerampok? Cici aneh tau gak!" Gracia yang kesal melempar asal baju seragamnya, lalu membuka lemari untuk mengambil kaos dan celana pendek.
"Itu gak aneh ya dek, dan menurut aku wajar kok kalo aku bersikap kaya gitu. Karena kamu itu ADIK AKU, dan AKU itu CICI kamu" Ucap shani penuh penekanan dengan status mereka selama ini.
Gracia menghentikan aktivitasnya yang sedang memilih kaos. Lalu menekan dadanya yang tiba-tiba saja menjadi sesak mendengar sang kakak berbicara seperti itu. Dan gracia semakin yakin, jika sang kakak bukan lah orang seperti dirinya. Shani adalah gadis normal yang tidak memiliki kelainan seperti gracia.
"Terserah cici deh, aku mau lanjut nonton. Jadi plis, cici jangan ganggu aku" Kata Gracia yang memperingati shani, lalu keluar dari kamar setelah mengganti baju. Meninggalkan shani yang berdiam diri di tempat nya.
,,
"Adek, mama bisa minta tolong gak?"
"Minta tolong apa ma?"
"Tolong belikan mama vitamin di apotik bawah, ini resepnya" Viny memberikan secarik kertas pada gracia, dan diambilnya kertas itu oleh gracia
"Cuma ini aja ma? Ada yang lain gak?" Tanya gracia