Shani baru saja tiba di apartemen viny, tapi sesampainya disana Shani tidak menemukan seseorang yang dicarinya. Bahkan penghuni di tempat itu juga sudah bukan viny lagi, melainkan orang lain yang menyewa apartemen viny.
Akhirnya Shani memutuskan untuk pulang dan mengadu ke sang mami, jika mama dan adiknya sudah tidak ada lagi disana.
"Mereka pindah kemana mi? Shani mau ketemu gre" Tangis Shani
"Mami juga gak tau sayang mereka pindah kemana. Kamu tau sendirikan pernikahan mereka aja kita gak di kasih tau" Jawab ve
"Papi, dia pasti tau mi" Kata Shani sambil menghapus air mata nya.
Ve tiba-tiba menggelengkan kepala
"Papi mu mungkin tau, tapi dia yang gak akan kasih tau ke kita dimana sekarang bayu membawa mereka pindah" Jawab ve ke Shani
"Tapi mi, kalo aku yang minta pasti papi akan kasih tau" Ucap Shani dengan percaya dirinya dan jawaban ve tetap sama
"Percuma, papi kamu bilang dia juga akan merahasiakannya dari kamu bahkan juga sinka"
Seakan tak Terima dengan itu semua, Shani memutuskan untuk menemui papi nya. Walaupun harus dengan cara memaksa sekalipun.
"Shani, kamu mau kemana?" Tanya ve saat anak gadisnya itu berjalan keluar rumah
"Aku mau ketemu papi" Jawab Shani setengah berteriak dan ve tidak mengejarnya. Ve membiarkan Shani pergi. Mungkin benar ucapan Shani, jika dengan anak gadisnya itu Deva akan memberitahu dimana bayu pindah.
°°°
Surabaya akhir-akhir ini cuacanya sangat panas, bayu yang baru beberapa hari pindah bersama istri dan anak-anaknya tidak merasa kaget dengan cuaca di kota pahlawan itu. Karena sama saja seperti di jakarta yang cuacanya sangat panas, ditambah lagi polusi udara nya yang sangat menganggu.
"Ma, adek boleh minta bikinin jus gak?"
"Boleh, adek mau jus apa?"
"Hmm... Jus ini aja nih ma, jambu"
"Yaudah adek tunggu dulu ya"
"Ok, ma!"
Gracia pun menunggu di meja bar yang ada di dapur sambil memperhatikan mama nya itu sedang membuatkan jus untuknya.
"Ma, tempat kerja papa sama kuliah koko jauh gak dari sini?" Tanya gracia
"Hmm... Lumayan, kenapa?"
"Gpp sih, adek cuma mau tanya aja. Oh ya, besok mama jadi kan temenin adek ke sekolah?"
Viny mengangguk
"Jadi dong, sekalian besok pulang dari sekolah mama mau ajak kamu ke supermarket"
"Mama mau belanja bulanan?" Tebak gracia
"Iya, disuruh papa kamu tadi" Kata viny
Tak lama jus jambu yang gracia minta akhirnya sudah jadi.
"Nih jus nya, kamu habisin ya. Mama mau ke kamar dulu"
"Makasih ya ma"
"Iya sayang sama-sama"
Viny pun pergi ke kamarnya yang ada di lantai atas dekat kamar gracia dan Brandon.
Sedangkan gracia masih berada di meja bar sambil menghabiskan jus jambu nya. Dan menikmati kehidupannya yang baru bersama sang papa, mama dan koko tercinta nya. Tanpa ada gangguan dari orang-orang yang pernah menyakiti gracia.
Kembali ke Shani yang sudah berada di rumah Deva dan terus memaksa Deva untuk memberitahu dimana gracia pindah bersama keluarganya. Tapi ternyata jawaban Deva ke Shani sama saja seperti jawaban Deva ke ve. Pria itu sama sekali tidak akan memberitahukan ke mereka. Karena Deva sendiri sudah berjanji kepada bayu untuk tidak memberitahu kepindahan sahabatnya itu pada Shani dan ve atas permintaan gracia, putri bungsu bayu.
"Maaf sayang, sekali enggak tetap enggak. Papi udah janji sama om bayu untuk tidak memberitahukan kepindahan mereka ke siapapun, termasuk kamu dan mami kamu" Ucap Deva
Shani pun akhirnya menangis, ia lelah karena sejak tadi tidak bisa memaksa sang papi untuk memberitahukan dimana gracia pindah.
Melihat sang putrinya menangis membuat Deva merasa sedih. Ia sendiri tidak bisa berbuat apa-apa sekarang selain memeluk putrinya itu.
"Maafin papi ya sayang" Kata Deva yang memeluk Shani
Mungkin kejadian waktu itu adalah terakhir kali nya untuk Shani melihat gracia. Dan entah kapan lagi Shani bisa bertemu gracia, lalu meminta maaf atas keegoisannya selama ini. Semoga saja suatu saat nanti Shani bisa bertemu dengan adiknya itu dan gracia bisa memaafkannya juga memaafkan sang mami.
End