🐺 chapter 24

6.8K 1K 464
                                    

ENJOY AND DON'T FORGET TO VOMENT

Ini yang selalu Minho benci setiap berkunjung ke rumah Bang Chan, yaitu tanpa sengaja bertemu ayahnya.

Ini kesekian kalinya kedua maniknya bertemu pandang dengan manik lembut sang ayah yang... Entah Minho sendiri tidak tahu, ayahnya itu masih menganggapnya anak atau tidak.

Dan ini kesekian kalinya pula Bang Chan sadar bahwa ekspresi kekasihnya yang sebelumnya ceria akan berubah kaku dan canggung setiap bertemu dengan pamannya itu.

"Minho, makasih ya udah temenin Chan. Udah Chan sana dianterin pulang ke kos, eh atau Minho nginep sini aja?" Tawar mama Bang Chan.

"Gak usah tante, ada tugas yang belum selesai." Minho menolak sopan.

"Oh gitu, yaudah sana Chan anterin. Hati-hati ya." Mama Bang Chan balas tersenyum dan mengusap rambut calon menantunya itu.

Bang Chan segera mengambil kunci mobilnya dan menggandeng Minho menuju garasi.

Selama di dalam mobil, suasana hening. Minho tidak berbicara apapun, begitupun Bang Chan hanya sesekali memandang wajah kekasihnya yang sibuk melihat ke luar jendela.

Bang Chan tahu pasti ada yang tidak beres, hanya mungkin Minho belum mau bercerita padanya.

GREP

Bang Chan menggenggam tangan kanan Minho dengan tangan kirinya.

"Kenapa kak?" Minho terkejut dan menoleh menatap wajah tampan Bang Chan.

"Kebalik. Gue yang mau nanya, lu kenapa hm? Kayanya tiap ketemu om gue lu jadi... Beda?" Tanya Bang Chan.

Minho menarik nafas panjang, kemudian meremas tangan Bang Chan yang sedang menggenggam tangannya.

"Gak papa, cuma... Cuma kangen ayah." Minho tersenyum tipis.

Bang Chan diam, tidak ada yang bisa ia katakan soal hal ini. Bang Chan sudah berkonsisten pada dirinya sendiri bahwa ia tidak akan pernah membahas perihal ayah Minho jika bukan pacarnya itu yang membahas sendiri.

"Kak... Boleh nanya?" Minho menoleh.

"Anytime, dear."

"Eum... Papanya Felix itu... Papa kandung?" Tanya Minho dengan suara lirih.

"Sure." Bang Chan mengangguk. "Cuma setau gue sih tante udah kebobolan duluan, jadi udah keburu hamil Felix padahal belom sempet pemberkatan nikah." Jelas Bang Chan.

Minho mengangguk, sekarang ia paham. Minho kini menundukkan kepalanya, membiarkan kedua maniknya perlahan dihampiri tetesan bening yang siap mengalir kapan saja.

Minho merasa sedih, ia teringat bundanya yang selama ini bekerja seorang diri demi membiayainya, tak pernah mengeluh dan tak pernah marah saat Minho bertanya mengapa ayahnya tidak kunjung pulang.

"Boleh gue tau gak, sebenernya ayah lu itu... Kemana?" Bang Chan bertanya pelan.

Minho kini mendongak dan tersenyum tipis.

"Papanya Felix. Itu ayah gue kak."

*****

"Papaa! Mamaa! Ada Jeongin nih!" Felix masuk ke ruang tamu rumahnya sambil bergandengan dengan Jeongin yang tak henti menyengir lebar.

Ini kesekian kalinya Jeongin berkunjung ke rumah Felix.

"Eh ada Jeongin, kebetulan nih papa sama mama mau pergi, Jeongin tolong temenin Felix ya di rumah?" Ibu Felix tersenyum sambil mengusap pundak Jeongin.

OVERBOARD #1 || banginho (coмpleтe ✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang