ENJOY AND DON'T FORGET TO VOMENT
Felix ketakutan, Bang Chan mengomelinya habis-habisan karena 'mengotori' kasur kakak sepupunya itu. Kini sprei Bang Chan kotor akibat sperma Felix. Karena kasihan, Minho pun mengajak Felix duduk bersamanya di sofa sementara Bang Chan mengganti sprei kasurnya.
Minho ingin membantu tapi tidak bisa, ia tidak bisa jalan.
"K-kak Minho... Felix tadi mau ke kamar mandi, t-tapi pipisnya gak bisa ditahan lagi, hiks..." Felix menangis tersedu sambil menyandarkan wajahnya di dada Minho.
Minho kesal sekali pada Jeongin, bisa-bisanya anak ibu kosnya itu mengajak Felix melakukan phonesex. Dan di sisi lain Minho juga kesal pada Felix karena sepupu pacarnya itu terlalu polos.
"Makanya kalo diajakin Jeongin aneh-aneh jangan mau, udah tau juga Jeongin nakal." Minho memutar bola matanya malas.
"Hiks... Tadi Jeongin bilang mau bantuin Felix biar gak sakit tititnya." Ujar Felix sambil mengusap air matanya.
Minho hanya mampu menarik nafas panjang, nanti biar Bang Chan saja yang memberi penjelasan pada Felix. Minho tidak sanggup.
TING TONG!
Bel rumah Bang Chan berbunyi.
"Bang Chan! Felix!" Terdengar suara ibu Felix memanggil dari luar.
Jantung Minho berdegup cepat, itu berarti sosok ayahnya juga sudah kembali.
"Iya bentar!" Bang Chan berlari pelan dari arah kamar mandi setelah memasukkan sprei kotornya di ember berisi air.
CKLEK!
Bang Chan membuka pintu rumahnya, membiarkan om dan tantenya masuk.
"Loh, Felix kenapa nangis sayang?" Ibu Felix tampak terkejut, kemudian berjalan mendekati anaknya yang masih bersandar di dada Minho.
"Eum... Felix tadi sakit perut!" Dengan panik Bang Chan menjelaskan.
"Hiks... T-tapi Felix gak..." Felix menggantung kalimatnya saat Minho menyenggol pinggangnya dan memberinya tatapan seolah menyuruh pemuda manis itu diam, mau tak mau Felix pun mengangguk masih dengan kedua mata basah.
"Kasian anaknya mama, yaudah yuk pulang? Kak Minhonya capek tuh nahan badannya Felix."
Akhirnya Felix menurut dan segera bangkit dari sofa.
Minho sadar, ayahnya tengah menatap ke arahnya. Namun sebisa mungkin Minho mengalihkan pandangannya kemanapun agar tidak perlu bertatapan dengan sang ayah.
"Eum... Minho... Kamu tinggal dimana?" Tiba-tiba tuan Lee bertanya ke arah Minho.
"Saya ngekos om, di deket kampus." Jawab Minho dengan senyum tipis.
Entah mengapa suasana di ruangan itu mendadak canggung.
"Oh ngekos ya, baguslah. Aman kan?" Tuan Lee mencoba mencairkan suasana.
"Ya aman donk pa, kan ada bodyguardnya." Ny. Lee mengerling ke arah Bang Chan yang telinganya langsung memerah.
"Haha, iya lupa. Eum... Mama, Felix, pulang sekarang yuk?" Ajak tuan Lee, nada suaranya gugup.
Akhirnya keluarga Felix pun berpamitan dan meninggalkan kediaman Bang Chan.
Tepat setelah pintu rumah Bang Chan tertutup, air mata Minho menetes begitu saja.
"Eh, kenapa?!" Bang Chan panik, dengan segera mendudukkan diri di samping kekasihnya itu dan membawa wajah Minho terbenam di dadanya.
Minho menangis sesenggukan, pemuda manis itu membiarkan Bang Chan memeluknya erat dan mengusap rambutnya demi menenangkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OVERBOARD #1 || banginho (coмpleтe ✓)
Fanfiction"Ya abisnya lu aneh banget masa gue mau ke kamar lu gak boleh?!" Bang Chan protes. "Ya gak boleh!" "Trus gue kudu buka baju dimana?" "Ya disini aja!" "Coba contohin?" BLUSH Seketika kedua pipi Minho merona. Ia sudah kalah debat. STRAY KIDS BANGINHO...