ENJOY AND DON'T FORGET TO VOMENT
"Minho?"
"Eh?"
Minho berbalik dengan wajah terkejut saat melihat ayahnya berdiri tepat di belakangnya.
"Kamu masih ada jadwal kuliah?" Tanya lelaki paruh baya itu.
"E-enggak." Minho menjawab gugup.
Seharusnya Bang Chan yang datang saat ini, karena mereka berjanji akan bertemu di depan gerbang kampus sepulang kuliah. Namun malah ayahnya yang muncul.
"Keberatan gak kalo pergi sebentar sama saya?" Raut ayahnya tak kalah gugup, bahkan kedua maniknya menatap sendu ke arah wajah putra yang sudah ditinggalkannya hampir 4 tahun belakangan ini.
"Mau kemana?" Tanya Minho ragu.
"Kita jemput Felix dari sekolah, setelah itu kita makan. Gimana?" Sang ayah tersenyum lembut, mau tak mau membuat Minho tersenyum juga.
Ini ayahnya, laki-laki yang meninggalkannya dan bundanya kurang lebih 4 tahun lalu dengan alasan tidak jelas, kemudian bertemu lagi dalam kehidupan yang berbeda. Tapi Minho susah sekali mau membenci ayahnya, sangat susah.
"Eum... Om..." Minho ragu hendak memanggil apa, akhirnya ia mengikuti Bang Chan yang memanggil pamannya itu dengan sebutan 'om'.
"Minho tadi janjian disini sama Chan, tapi Chan nya belum dateng sih." Minho menggaruk belakang kepalanya gugup.
"Tenang aja, Chan udah tau kok saya yang mau jemput kamu." Lagi-lagi ayahnya tersenyum, aura senyuman yang sama dengan senyum Minho sendiri.
"Oh gitu." Minho mengangguk pelan.
"Jadi?" Sang ayah meminta kepastian.
Minho menggigit bibir bawahnya, kemudian kembali mengangguk karena ia rasa sebuah anggukan saja sudah cukup sebagai jawaban atas tawaran sang ayah.
Akhirnya disinilah Minho, duduk dengan canggung di dalam mobil sang ayah yang tengah fokus menyetir ke arah sekolah Felix. Minho tidak sabar untuk segera sampai ke sekolah adik tirinya itu, setidaknya suasana canggung ini akan segera berakhir.
"Kamu nanti tolong masuk ke sekolahnya Felix ya, nanti saya bilang Felix kalo kamu nunggu di depan." Tuan Lee membuka percakapan.
"Iya om." Minho setuju.
Akhirnya begitu sampai di depan gerbang sekolah Felix, Minho segera turun dan berjalan masuk ke dalam, mengabaikan tatapan para siswa perempuan yang menahan nafas saat menatap wajah campuran tampan dan manisnya.
"Kak Minho!" Felix muncul dengan senyuman lebar, botol minum berwarna biru mengalung manis di lehernya.
Minho tersenyum, entah ini efek ia anak tunggal atau bagaimana, tapi ia selalu merasa gembira setiap bertemu Felix. Aura pemuda manis itu disukai Minho, rasa benci yang muncul saat pertama kali ia mengetahui bahwa Felix merupakan anak dari ayahnya sudah menguap begitu saja, berganti dengan rasa nyaman dan gemas setiap bertemu adik tirinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
OVERBOARD #1 || banginho (coмpleтe ✓)
Fiksi Penggemar"Ya abisnya lu aneh banget masa gue mau ke kamar lu gak boleh?!" Bang Chan protes. "Ya gak boleh!" "Trus gue kudu buka baju dimana?" "Ya disini aja!" "Coba contohin?" BLUSH Seketika kedua pipi Minho merona. Ia sudah kalah debat. STRAY KIDS BANGINHO...