chapter 47

1.8K 234 15
                                    

Jangan lupa vote dan kasih komentar buat chapter ini ya teman-teman ♡





















***





















Taehyung berlarian di koridor rumah sakit. Mencoba memacu kakinya secepat yang ia bisa, tanpa memperdulikan peraturan rumah sakit yang dengan tegas menyatakan bahwa hal itu dilarang. Taehyung terlalu kalut. Akal sehatnya tertutup kekhawatiran untuk sang kakak sepenuhnya. Benaknya dipenuhi pertanyaan* tentang bagaimana keadaan kakaknya ? Bagaimana mungkin kakaknya terlibat kecelakaan saat taehyung yakin seratus persen bahwa seokjin sangat mematuhi rambu* lalu lintas.







Tepat saat taehyung membuka ruang rawat seokjin, ia disambut oleh yoongi dan jimin yang sedang berdiri disamping ranjang rumahsakit tempat seokjin berbaring. Taehyung diam mematung di tempat melihat seokjin yang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit. Melihat pemandangan sang kakak yang terbaring tak sadarkan diri dengan beberapa luka di wajahnya membuat jantung taehyung berdenyut sakit. Rasanya taehyung ingin berteriak murka sekarang. 'Kenapa harus seokjin ? Kenapa harus kakaknya yang terbaring tak berdaya disana ? Kenapa bukan dia saja yang kecelakaan ? Kenapa ?' Teriak batin taehyung.







Taehyung berjalan pelan kearah ranjang. Berdiri tepat di sisi kanan sang kakak. Taehyung bergerak duduk di sisi ranjang lalu menyentuh tangan sang kakak dengan gerakan selembut yang ia bisa. "Bagaimana keadaan seokjin eonie ?" Taehyung bertanya dengan lirih yang amat sangat terasa hampa. "Dokter bilang tidak ada luka yang serius, seokjin eonie hanya masih syok karna itu dia belum sadar. Jangan terlalu khawatir tae." Yoongi mencoba menenangkan taehyung karna dia yakin taehyung sangat terguncang sekarang. Dan yoongi juga tak ingin taehyung mulai  menyalahkan dirinya sendiri karna kemalangan yang menimpa seokjin. Ah, kemalangan ya ? Apa sesuatu yang disengaja juga bisa disebut kemalangan ? Entahlah, bahkan yoongi sendiri juga tak yakin akan ucapannya. Jimin dan yoongi menghela nafas melihat taehyung yang sepertinya sangat terguncang. Karna mereka sama* tau kalau taehyung sebenarnya sangat menjaga seokjin. Bahkan taehyung selalu meminta anak buahnya untuk berjaga di sekitar kakaknya itu. Dan melihat sang kakak yang akhirnya terbaring dirumah sakit pasti membuat taehyung murka pada dirinya sendiri.







"Bagaimana bisa ? Jin eonie tidak pernah berkendara dengan sembrono. Dia selalu behati-hati jadi bagaimana mungkin bisa kecelakaan ?" Taehyung berbicara sambil menatap kosong kearah seokjin yang masih menutup mata.  Jimin menimbang haruskan ia mengatakan yang sebenarnya pada sahabatnya itu atau tidak. Karna kalau dia jujur taehyung pasti marah besar. Tapi kalau dia berbohong dan pada akhirnya taehyung tau, itu lebih beresiko. "Ini bukan salah seokjin noona, ada mobil yang menabrak mobil seokjin noona dari belakang sampai mobil itu menabrak pembatas jalan." Jimin menatap wajah taehyung dengan pandangan khawatir. Takut sahabatnya itu mengamuk mendengar fakta ini. Tapi yang didapat justru kekehan taehyung yang terdengar gamang ditelingan mereka.







"Siapa ?" Taehyung bertanya dengan ekspresi datar yang membuat siapapun bergidik ngeri sekarang. "Hoseok dan sehun masih berusaha melacak semua cctv di sekitar tempat kejadian. Tapi sepertinya mereka kesulitan karna tempat itu cukup sepi dan tidak banyak cctv." yoongi menjeda kalimatnya, suaranya tercekat melihat wajah taehyung yang kini dihiasi senyum miring, entah kenapa bulu kuduknya meremang melihat senyum gadis yang 2 tahun lebih muda darinya itu. "Juga sepertinya beberapa cctv disana sengaja direntas saat kecelakaan terjadi." Taehyung mengepalkan jemarinya, berusaha menekan ledakan emosi yang bisa saja menghancurkan semua orang disekitarnya sekarang. Otaknya berputar keras menerka kira* bajingan mana yang berencana bermain dengannya sekarang. Tapi bajingan manapun itu, taehyung berjanji akan menemukannya, dan mengirimnya ke neraka dengan segera.






Kamar rawat seokjin terbuka lagi. Jungkook dan june berjalan masuk. June berdehem pelan berusaha menetralkan suasana yang sekarang terasa sangat mencekam karna keheningan. "Tae noona bisa kita bicara sebentar ?" Taehyung menoleh kerah june dan jungkook. "Bicara saja disini, aku tidak mau meninggalkan seokjin eonie sekarang." Mendengar jawaban tegas taehyung, june mengangguk dan mulai buka suara. "Tadi jinan meneleponku, dia bilang kalau dia menemukan sebuah surat mencurigakan di laci seokjin noona. Di surat itu tertulis sebuah alamat lalu dibawahnya tertulis 'besok, datanglah sendiri ke alamat itu kalau kau ingin tau apa yang taehyungmu sembunyikan darimu'. Dan saat aku dan hansol memeriksa mobil seokjin noona tadi, ternyata tujuan seokjin noona adalah alamat yang tertulis di surat itu. Sedangkan jinan dan mark yakin kalau mereka tidak merasa menaruh amplop yang seperti itu ke meja seokjin noona kemarin." Belum sempat june melanjutkan, taehyung sudah memotong perkataannya lebih dulu. "Jadi maksudmu ada yang menyusupkan surat itu ke cafe ?"

"Aku yakin bukan ke cafe. Karna di cafe ada jinan dan mark yang jadi tidak mungkin ada surat semacam itu yang bisa lolos."

"Jadi kesimpulanmu apa ? jangan berbelit sialan !"

"Anu itu satu* nya tempat yang memungkin kan adalah di swalayan. Karna kemarin aku mengantar seokjin noona ke swalayan. Tapi dia memintaku tetap dimobil jadi aku sedikit lengah. Jadi seseorang bisa saja menyusupkan surat itu ke tas seokjin noona saat itu." June menunduk takut saat melihat taehyung bangkit dan berjalan kearahnya dengan pandangan tajam. Dan tanpa aba* taehyung melayangkan satu bogem mentah ke wajah june dengan kekuatan yang tidak main* sampai membuat yang lebih muda terhuyung. "Itu bayaran untuk kecerobohanmu." katanya dengan nada super datar. Setelah mendengar itu june langsung menegakkan badannnya lalu meminta maaf, dia berjanji hal seperti ini tidak akan terulang. Taehyung hanya mengangguk lalu berkata dengan nada sangat datar, "pergi, cari anjing bodoh yang bertugas mengikuti seokjin
eonie hari ini. Dan pastikan mereka memiliki asalan yang bagus untuk melalaikan tugas dariku. Karna kalau tidak akan kupastikan mereka tidak bisa melihat matahari besok." Setelah mendengar perintah taehyung, june langsung melenggang pergi setelah membungkuk hormat.







Taehyung kembali mendudukan dirinya, tapi sekarang bukan di ranjang melainkan di kursi dekat ranjang sang kakak. Sedangkan 3 orang yang lainnya masih berdiri diam diposisi masing* sambil menatap taehyung dengan pandangan khawatir sekaligus iba.  Sedangkan taehyung sendiri sibuk dengan pikirannya sendiri. Bergelung dengan kekhawatiran sekaligus amarah. Khawatir kenapa seokjin eonienya belum juga terbangun. Juga marah karna dirinya begitu tidak berguna. 'Seandainya saja dia lebih menjaga seokjin, ini pasti tak akan terjadi kan ? Iya kan ?' Tanya taehyung dalam hati.






Sekali lagi, setelah sekian lama taehyung merasakannya lagi. Rasa sesak yang dipenuhi dengan ketakutan. Rasa takut yang sudah lama tidak ia rasakan. Rasa takut yang sama saat ia melihat bangkai mobil orang tuanya. Rasa takut yang sama saat melihat genangan darah bogum di pelukannya. Dan hari ini rasa takut itu kembali lagi. Rasa takut kehilangan yang menyesakkan dan memuakkan.






















***












Yeay update lagi,

Eh iya, aku mau minta bantuan dong ke kalian. Menurut kalian siapa aja idol / aktris /aktor korea yang wajahnya mirip* seokjin ? Tolong dijawab ya. Aku sedang butuh rekomendasi dari kalian.

Ntar kalo banyak yang kasih rekomendasi aku usahain update cepet lagi deh 👌

Dan yah, aku lagi binggung sama orang* yang suka memasukkan cerita ke list baca mereka, tapi gak pernah muncul buat nge vote ataupun komen, kan kalo jadi siders dengan cara begitu ketauan dong, atau mereka memang nyariin cerita itu buat orang lain makanya gak pernah nongol ? Ah entahlah.

MY STREET (Kookv)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang