reborn aristocrat return of the vicious heiress

18

Bab 18: Grampy

Penerjemah: Atlas Studios Editor:Atlas Studios

Mobil berhenti di depan Mo Mansion. The Mo Mansion adalah sebuah bungalow bertingkat yang dibangun berdasarkan struktur gaya asing. Itu memiliki enam pilar bergaya Ionia di teras depan, dengan semua dinding dicat dengan warna putih krem.Desainnya sangat indah.

Wen Xinya merasa berlinang air mata ketika dia melihat bangunan yang dikenalnya di depannya.

Keluarga Mo adalah keturunan dari keluarga sarjana sejak periode Dinasti Qing. Itu memiliki warisan yang jauh lebih dalam dibandingkan dengan Keluarga Wen. Selama pendudukan Jepang, leluhur Keluarga Mo ditugaskan sebagai kepala sekolah Universitas Capital dan ditugaskan untuk menyebarkan dan mendidik konsep penguatan masyarakat dengan belajar.Keluarga Mo mengalami serangan tanpa henti dan sebagian besar anggota Keluarga Mo tewas. Ketika mencapai Grampy, dia adalah satu-satunya keturunan keluarga. Grampy memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Nenek dan dia menjadi ayah di usia paruh baya.Jadi ketika Nenek meninggal karena distosia seperti Ibu, dia memutuskan untuk tidak menikah lagi.

Meskipun Keluarga Mo mengalami penurunan pengaruh, semua orang masih menghormatinya.Terlepas dari warisan mendalam Keluarga Mo, Grampy juga telah menetapkan dirinya sebagai tokoh berpengaruh di dunia sastra. Tidak ada yang berani menunjukkan rasa tidak hormat kepadanya.

Dalam kehidupan sebelumnya, ketika Wen Xinya baru saja kembali ke Keluarga Wen, Grampy, seorang lelaki tua berambut putih, menjemputnya untuk kunjungan singkat. Dia melihat betapa tidak dimurnikannya dia, jadi dia memutuskan untuk mengajarkan keterampilannya dalam puisi, catur, dan melukis. Dia bersikap keras padanya. Pada waktu itu dia pikir dia sudah menjadi putri Keluarga Wen yang sebenarnya dan karenanya perilakunya sombong dan tidak sabar. Dia tidak akan tahan terhadap disiplin apa pun, jadi dia diam-diam kembali ke Keluarga Wen. Ketika Ning Shuqian menabur perselisihan setelah itu, hubungannya dengan Grampy semakin buruk.

Setelah itu Grampy datang mengunjungi Wen Xinya beberapa kali di Keluarga Wen.Kemudian dia menderita serangan jantung dan meninggal di rumah, sendirian. Tubuhnya baru ditemukan oleh muridnya tiga hari kemudian ketika dia tidak dapat menghubunginya.

Wen Xinya menyesali betapa berbahayanya dia dalam kehidupan sebelumnya. Dia memutuskan untuk tetap di Grampy kali ini dan melihatnya menikmati umur panjang.

"Xinya, Xinya ..."

Wen Xinya menahan air matanya."Kakek!"

Tuan Wen memperhatikan rohnya yang rendah. Dia ingat kejadian pagi ini dan memiliki rasa bersalah dan kasihan padanya."Kita sudah sampai. Apa yang Anda pikirkan? Anda begitu tenggelam dalam pikiran sehingga Anda tidak mendengar saya memanggil Anda, ”dia bertanya.

"Tidak apa. Saya baru saja merasakan perasaan yang kuat ketika melihat bangunan ini.Sepertinya sudah melewati perubahan kehidupan. ”Itu benar!Bangunan ini memiliki warisan sejarah yang kaya. Ini telah menyaksikan Keluarga Mo yang kaya melalui kemalangannya, dan juga menyaksikan kehidupan kesepian Grampy.

Tuan Wen mendesah. “Bungalow ini telah dibangun sejak zaman panglima perang. Sejak saat itu sampai pendudukan Jepang, dan kemudian sampai perang komunis, sudah lebih dari 90 tahun. Itu telah direnovasi dan sebagiannya dibangun kembali beberapa kali. Ini keinginan Grampymu untuk tinggal di sini. ”

Old Tao, sopir, membuka pintu untuk Tuan Wen. Wen Xinya pergi dan memegang tangannya.

Mawar tumbuh di gerbang logam hitam. Ada mawar merah, putih, berwarna peach dan pink, indah dan megah. Sekitarnya dipenuhi dengan aroma bunga segar. Itu adalah momen yang mempesona.

Seorang lelaki yg berusia limapuluh tahun dan seorang lelaki tua berambut putih yang tajam keluar bersama.

Wen Xinya segera mengenali mereka. Yang berusia limapuluh tahun adalah Paman Zhang, pembantu rumah tangga dari Keluarga Mo, dan lelaki tua berambut putih itu adalah Grampy, Mo Xianqi.

Paman Zhang dengan cepat datang untuk membuka gerbang logam. Dia menatap Wen Xinya, yang diam-diam berdiri di sana, dengan air mata mengalir di matanya. "Dia terlihat ... sangat mirip ..." serunya.

Dia kemudian menyadari bahwa tidak sopan baginya untuk membiarkan para tamu berdiri di luar. Dia langsung membuka gerbang lebih lebar dan menyapa mereka. "Wen Tua, Nona nona muda, silakan masuk!"

Wen Xinya mengucapkan terima kasih kepada Paman Zhang dengan anggukan dan terus memegang Kakek ke halaman. Dia mengangkat kepalanya dan melihat Grampy mengamatinya dari kepala hingga kaki. Matanya dipenuhi dengan emosi yang kompleks. Dia tidak tahu bagaimana harus bereaksi.

Tuan Wen menyapa dengan tawa.“Old Mo, kita belum bertemu selama beberapa waktu. Kamu masih sama, tua tapi kuat dan bugar. ”

Kakek dan Grampy adalah teman baik ketika mereka masih muda.Grampy senang membiarkan putrinya menikah dengan Keluarga Wen. Namun, setelah ibu Wen Xinya meninggal, kedua keluarga jarang bertemu.

"Terima kasih!" Pak Mo yang tua tampak galak ketika dia berdiri di sana dengan tenang, sekokoh pohon cemara dengan rasa bangga yang tak tergoyahkan.

Dengan hanya dua kata sederhana, dia membawa rasa bersalah pada Tuan Tua Wen. Dia perlahan berjalan, menarik Wen Xinya, dan memperkenalkan. “Ini Xinya, cucu kita tercinta. Saya telah membawanya untuk menemui Anda. "

"Dia benar-benar mirip Yao-er, dari penampilan hingga perilakunya." Pak Mo memandangi cucunya, yang berdiri di belakang gerbang yang penuh mawar. Wen Xinya mengenakan gaun bunga persik hijau muda dengan aksesoris permata giok hijau. Dia hanya berdiri diam. Pak tua Mo mengenali cucunya pada pandangan pertama karena dia sangat menyerupai almarhum ibunya. Ini mungkin kekuatan kekerabatan.

Kata-kata penegasan ini memberinya kepercayaan diri. Dia pulih secara instan dari linglung dan menyapa. "Grampy!"

"Bagus! Bagus! Hebat! ”Dia sangat senang dan mengucapkan kata 'hebat' tiga kali berturut-turut dengan emosi yang kompleks. Dia menyentuh rambutnya dengan tangan gemetaran, tidak mampu mengendalikan perasaannya yang intens.

Air mata menggenang di mata Wen Xinya lagi.

Melihat adegan bagaimana Grampy sangat gembira melihat cucunya lagi, Tuan Wen tersentuh oleh kekuatan kekerabatan.

Bertahun-tahun yang lalu ketika Ruya datang mengunjungi Tuan Mo, dia tidak menyukainya. Tidak peduli bagaimana Ruya mencoba untuk menyenangkannya, dia selalu memberinya bahu dingin.Hubungan mereka memburuk seiring waktu.

Pak tua Mo menoleh ke Paman Zhang dan berkata, "Zhang Tua, bawa para pelayan untuk membawa koper Nona Wen ke kamarnya, dan bawa dia kembali untuk beristirahat."

“Kakek, Grampy! Silakan ngobrol sementara aku pergi ke kamarku untuk membongkar. "Dia mengikuti Paman Zhang dengan patuh ke dalam bungalo. Dia minta diri dan meninggalkan kedua tetua mengobrol.

Dalam perjalanan kembali ke kamarnya, Paman Zhang mengamati Nyonya Muda baru ini yang baru saja kembali. Yang mengejutkannya, Nyonya Muda sangat berbeda dari rumor yang dia dengar tentangnya. Alih-alih bertingkah laku tidak sopan, dia anggun seperti ibunya yang terlambat, mengamati lingkungan barunya di bungalo. Itu menunjukkan bahwa dia adalah orang yang penuh hormat dan taat.

Paman Zhang ingat ketika Xia Ruya pertama kali datang.Meskipun dia terlihat berkelas dan rapi, dia sama sekali tidak terlihat seperti Nyonya. Xia Ruya memiliki rasa keserakahan di matanya ketika dia melihat desain yang indah dan perabotan mahal di rumah. Ini membuat Pak Mo sangat kecewa.

Mereka tidak pernah berharap bahwa dia sebenarnya tiruan.Untungnya, Pak Tua Mo cukup bijaksana untuk tidak tertipu olehnya.

Paman Zhang memandangi Nyonya Muda di depannya lagi.Dia adalah putri sebenarnya dari mendiang Nyonya, didukung oleh hasil tes DNA. Dia memang keturunan dari Keluarga Wen dan Mo, karenanya dia memiliki temperamen yang unik. "Nyonya Muda, kamar di depan itu milik Nyonya Mendiang. Tuan Tua Mo telah menginstruksikan saya untuk membersihkannya selama Anda tinggal, "katanya.

Wen Xinya mendongak dan melihat pohon viburnum yang mekar menari dengan anggun di bawah angin. Kelopaknya indah seperti salju. Itu adalah momen yang luar biasa dan mempesona.

Putih juga bisa mempesona!