"Tadi namannya apa?" Ara membuka pembicaraan ketika sudah lima menit tanpa ada suara diantara mereka. Saat ini mereka sudah berada ditenda salah-satu pedagang kaki lima.
"Yang mana?" Alaska mengangkat kepalanya dari buku baru dibeli yang sedang ia baca sinopsisnya itu.
"Thrifting buku bekas." Ara melirik sejenak buku ditangan Alaska.
"Kwitangnya Lampung."
"Pasar Senen deket?"
"Lumayan. Lumayan bikin kesel pertanyaannya. Pasar bambu kuning iya."
"Kalo ini dimana?"
"Tempat makan."
Ara memutar bola matanya. "Tau."
"Pinter."
"Dari lahir." Ara memutar bola matanya lagi, ia sedikit kesal.
"Keajaiban,"
"tujuh keajaiban dunia?"
"Kamu salah satunya."
"Ngaco."
"Gak salah."
"Tau ah."
"Mau makan?"
"Gak minat."
"Yaudah saya pesanin ketoprak ya."
"Minum aja."
Alaska diam. Ia menatap lurus wajah Ara. Kemudian ia bangkit dari kursinya lalu pergi memesan makanan dan kembali ke bangkunya.
"Jadi pesan apa?"
"Pesan yang ada dipikiran saja."
"Yasudah teh es tanpa gula."
"Tawar dong."
"Iya, dipesankan?"
"Beda dengan pikiran."
"Jadinya?"
Alaska mengalihkan pandangannya. Bapak dengan senyum khas jenakanya berjalan menghampiri meja mereka sembari membawa nampan dan beberapa makanan ataupun minuman.
"Permisi, ini pesanannya mas."
"Dua ketoprak, satu gak pake bihun satu gak pake lontong. Satu pake kecap saja satu bumbu kacang tanpa kecap. Minumnya teh es tawar, karena sudah manis seperti senyuman mbanya."
"Terimakasih pak."
"Sama-sama. Ada lagi?"
Alaska melirik Ara kemudian memberi symbol lewat gerakan alisnya.
"Gak pak, terimaksih."
"Duh si neng, manis banget uy. Saya pak Paijo. Kalau kesini jangan lupa mampir-mampir diangkringan ini ya mbak."
"Hehe, siap pak."
"Yaudah saya permisi mba, semangat untuk masnya." Ucapnya sambil mengerlingkan mata kemudian pak Paijo kembali lagi untuk melayani pembelinya yang lain.
"Semangat untuk apa?"
"Kepo."
"Aneh." Kemudian ara mulai mengaduk jadi satu makanannya dan meminum teh es tawar yang dipesannya.
"Kok tau saya mau pesan es teh tanpa gula?"
"Insting aja."
"Kuat."
"Feeling juga."
"Tentang?"
"Inginnya?"
"Soal es teh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ratu Ilusi
Teen FictionTentang langit kehilangan ruangnya dan tentang rasa yang dipaksa untuk kadaluarsa. ***** "Jika tanpa kehadiranku membuatmu gila seperti ini, dipastikan aku tidak akan pernah lari apalagi untuk pergi. Tapi jika aku datang kembali dan membuatmu bertam...