Ilusi 24

18 2 1
                                    

ILUSI 24

***************

Cukup lama Ara terdiam. Bibirnya dibuat kelu. Lagi, ia benar-benar tersiksa rindu. Jika memang ini benar-benar nyata, bukan ilusinya kenapa dia sesulit ini untuk bertemu dengan Rasya. Mengapa Rasya banyak sekali memberikan teka-teki? Setelah dua tahun kejadian menghilangnya Rasya kemudian datang lagi baru-baru ini memberikan sekotak obat rindu dengan pertemuan-pertemuan yang membuat Ara tidak ingin lagi percaya. Bahkan datangnya Rasya kemarin, mengajaknya jalan, makan bersama dan main ke rumahnya dan juga dengan kejutan memberikan bunga matahari membuat Ara tidak bisa menyangkal bahwa hadirnya Rasya adalah benar-benar nyata.

Halo gadis kecil.

Seketika Ara susah payah menelan air liurnya. Ia tercekat, dahinya mengerut. Apa maksud dari gadis kecil? Mengapa Rasya memanggilnya demikian? Ara melihat paling pojok bawah kanan kartu ucapan yang dia pegang itu, benar, bucket bunga dan juga kartu ucapan ini dari Rasya. Iya Rasya Anjasmara. Kali ini Ara tidak lagi sedang ilusi, ini bukan mimpi. Ara menutup kartu ucapan itu, lalu diletakkan lagi diatas meja. Kemudian dia mengambil bucket bunga matahari yang ukurannya cukup besar. Ia mengerutkan lagi dahinya, lalu tangannya merogoh ke dalam bucket itu untuk mengambil amplop berukuran sedang berwarna coklat. Dengan cepat Ara berjalan ke kasur kemudian membuka amplop itu, terdapat beberapa lembar tulisan tangan Rasya sendiri disana. Tanpa dibantah lagi Ara menangis, airmatanya terjatuh begitu saja. kali ini Ara benar-benar yakin bahwa kejadian yang beberapa hari lalu bukanlah kebetulan atau juga ilusinya saja.

Ketika kamu membaca ini pasti kamu habis pulang dari konser musik jazz. Benar bukan? Gimana konsernya? Kamu berhasil kan untuk menyukai keramaian seperti di konser itu? Lagu apa yang paling kamu suka dari penyanyi-penyanyi yang ada di konser itu, Ra? Apa mantranya Kunto Aji sudah berhasil membuat kamu tersenyum bahagia? Atau dengan syair-syair lagu miliknya Pamungkas membuat kamu mengenang sesuatu? Ah pasti seru bukan nonton konser musik jazz. Andai aku ada disampingmu saat itu Ra.

Tes.

Airmata Ara langsung menetes begitu saja, ia merasa bersalah. Tetesan itu semakin banyak dan membentuk tangisan yang cukup deras. Untuk kali pertama setelah kejadian dua tahun yang lalu juga kejadian-kejadian dalam hidupnya menyangkut Ayahnya, baru kali ini Ara benar-benar menangis begitu derasnya., bahunya bergetar hebat. Dia gak tau mengapa begitu. Seakan-akan semuanya meluap begitu saja. Seakan-akan kesedihannya luntur begitu saja, tapi dia merasakan kehilangan dan juga kesedihan yang begitu dalam.

"Sya, andai lo tau, cuma lo yang selalu ada dipikiran gue. Bahkan tanpa lo minta untuk selalu ada disamping gue, gue udah dulu ingin berada didekat lo."

Ara mengusap kasar airmatanya, kemudian ia melanjutkan lagi membaca kertas hvs yang berwarna coklat, ada noda bekas airmata Ara di kertas itu. Ara mulai membaca lagi lanjutan paragrafnya.

Arasia Lintang. Rasi bintang. Iya Ra, kamu seperti rasi bintang Ara. Bahkan kamu tahu, namamu itu sangat cantik Ra, seperti senyummu. Mungkin ini akan menjadi pembuka dari surat-suratku selanjutnya. Akan ku kirimkan selalu surat untukmu yang berisi tentang dirimu yang selalu kutuliskan, tentang bagaimana pertemuan kita gadis kecil dan juga perihal mengapa aku menuliskan surat-surat ini untukmu. Aku juga menitipkan tanaman bunga matahari yang tempo minggu kau tanam ketika pertengkaran kecil kita ditaman dekat rumahmu, kamu masih ingat bukan Ra? Kamu tahu kenapa aku selalu memberimu bunga Matahari? Itu karena kamu menyukai matahari entah itu terbit ataupun tenggelam padahal kamu rasi bintang, terang disaat geplapnya malam.

Ra, jika kamu ingin tahu, aku menuliskan surat ini tepat dihari kamu menonton konser dan juga ditempat taman dekat rumahmu, di atas rumah pohon tanpa daun itu, tempat ketika aku mengajakmu melihat senja dan bintang pada malam hari sekitar dua tahun lalu. Kamu ingat hari itu? Hari dimana kamu sengaja memberikan pesan siaran pin bb mu lewat bbm Arno, dihari yang mana kamu kira itu adalah hari pertama kali kita bertemu. Kalau kamu tahu Ra, itu bukan kali pertama kita berjumpa. Tanpa kamu sadari dua tahun sebelum itu kita pernah bertemu, walaupun kamu tidak akan pernah dan melihat diriku

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ratu IlusiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang