18

5.9K 575 16
                                    


                                

Pintu rumah sederhana itu terbuka, dan nampaklah sosok park jisung dari balik pintu. Anak laki-laki itu melangkah masuk, kemudian menutup pintu itu kembali.

"Kak?" Park jisung menyapa sang kakak yang dirasa menebarkan aura tidak bersahabat di seluruh ruangan.

"Duduk." Sang adik menurut kemudian Duduk di sebrang Sang kakak.

Seo yoon eun menatap adik laki-laki nya itu dengan serius.

Baik, park jisung mulai merasa tidak enak, dia bahkan tidak mampu menatap Sang kakak. Anak laki-laki itu masih betah dengan posisi menunduknya.

Dia merasa bahwa... ahhh kakaknya pasti sudah tahu tentang masalahnya di sekolah, Jang wonyoung benar.

"30 absen kosong, kemana aja Kamu?"

"M-maaf kak,"

"Kakak tanya, Kamu harus jawab." Tekannya.

jisung sedikit memiliki keberanian untuk menatap Sang kakak, walaupun ia kembali menunduk."Aku.. kerja kak," jisung berucap jujur kemudian, dia sudah tidak dapat berkelit lagi sekarang. Dia lebih memilih untuk jujur.

Yoon eun menghembuskan napasnya kasar sembari memijat pelipisnya, dia merasa pening, sungguh.

"Kenapa?" Sedikit Terdengar nada emosi namun di dominasi oleh frustasi dari Sang kakak.

"Aku cuma pengen bantu kakak,"

Lagi, yoon eun menghembuskan napas kasarnya, jujur dia merasa kecewa. Dia juga merasa tidak dihargai oleh adiknya sendiri.

Disaat dia sedang berjuang mati-matian untuk membiayai sekolah adiknya, Tapi malah seperti ini kejadiannya. Jisung malah mengabaikan sekolahnya.dan memilih untuk bekerja.

Bukannya tidak ingin jisung bekerja, namun, yoon eun tidak ingin sekolah anak itu terbengkalai.

Dan jika jisung ingin bekerja, dia bisa menunggu sampai sekolahnya selsai, hanya tinggal 1 tahun lagi, itu tidak akan lama.

"cukup dengan Kamu rajin ke sekolah, belajar yang bener, Kakak udah ngerasa kebantu banget jisung! Kamu nggak perlu ngelakuin itu." Tanpa Sadar gadis itu sedikit membentak park jisung.

Jisung hanya menunduk, dia telah dibungkam oleh Sang kakak. Wonyoung benar, kakaknya akan sangat kecewa terhadap dirinya.

"Kamu pengen bantu kakak karena Kamu ngerasa kekurangan, park jisung?" Ini pertama kalinya bagi jisung, kakaknya tidak pernah semarah ini sebelumnya.

"Jawab! Kakak pengen denger jawaban dari Kamu jisung!" Park jisung menggeleng untuk menjawabnya.

"Nggak? Kamu yakin? Kakak tau, kakak nggak becus buat biayain Kamu sampai Kamu kerja kayak gini! Kamu ngerasa kurang kan jisung?!"

Mata park jisung memanas, tidak, tidak jisung kau tidak boleh menagis. Kau itu anak laki-laki.

Ucapan kakaknya itu, ah tidak, Tapi bentakkan kakaknya itu membuat jisung merasa bersalah, sangat.

Dia tidak pernah melihat Sang kakak sekecewa ini sebelumnya, dan tentu saja itu membuatnya merasa kecewa terhadap dirinya sendiri. Sangat.

Dasar park jisung bodoh! Kalau saja kau mau mendengar dan menuruti wonyoung, tidak akan seperti ini jadinya.

"Kakak minta maaf, kalau Apa yang kakak lakuin selama ini masih kurang buat kamu." Kini suara Sang kakak terdenger gemetar, jisung semakin merasa bersalah.

Anak laki-laki itu hanya menggeleng tanpa menjawab.

Dadanya terasa sesak saat mendengar suara kakaknya yang gemetar seperti itu, dia tahu pasti kakaknya menangis. Dan itu karena dirinya.

Mengusap air mata yang entah sejak kapan berada di pipinya, gadis itu kembali bersuara namun sedikit lebih tenang. "Masuk kamar."

Jisung sedikit mengangkat wajahnya, melihat kearah Sang kakak yang masih terlihat sangat kecewa terhadap dirinya.

"Maaf kak..." jisung berucap, kemudian pergi Ke kamarnya.

Gadis itu tersadar, ia tersadar bahwa dia telah tersulut emosi. Yoon eun menarik napasnya dalam, kemudian menghembuskannya perlahan.

Dia mulai merasa sedikit tenang, namun tidak lama kemudian, dadanya kembali terasa sesak, air matanya kembali mendesak ingin keluar.

Pada akhirnya, gadis itu pun kembali menumpahkan air matanya, bahunya naik turun seiring isakan pelan yang keluar dari bibirnya.

Dia merasa begitu tidak berguna, Apa yang ia lakukan selama ini bahkan tidak ada hasilnya.

Harapan terakhirnya hanyalah pernikahannya.

Pernikahan karena uang, Terdengar buruk. Tapi apa boleh buat, yoon eun sudah benar-benar merasa tidak mampu lagi melewati semuanya sendirian.






****







Mata lee jeno terbuka dengan perlahan, pandangannya sedikit kabur.

Pria tampan itu kembali menutup matanya dan sedikit menggelengkan kepalanya.

Pandangannya kembali jelas saat ia membuka sepasang mata indahnya yang penuh dengan wibawa dan ketegasan walaupun baru terbangun dari alam mimpinya.

Jeno melihat kesamping, ia menghembuskan napasnya kasar.

Sial! Ternyata bukan mimpi dia benar-benar meniduri seorang 'jalang' lagi semalam.

Dia lelah, lee jeno lelah dengan kebiasaanya itu.

Sebenarnya Pria itu sudah ingin berhenti, Tapi dia tidak bisa.

Jaemin benar, jika dia tidak berusaha untuk menghentikkannya maka ia tidak akan bisa.

'Mencoba untuk berhenti.' Sempat terlintas di pikiran lee jeno. Tapi dengan Apa?

Pasti akan memerlukan waktu yang tidak sebentar untuk menghilangkan kebiasaannya itu.




Tbc

Nulis Apa Aku?'-'

Votement beb:*




























Husband |Lee Jeno| [END✔]  (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang