•seandainya... (epilog)

6.5K 447 62
                                    

Bakal kangen banget aku sama book ini:)




Happy reading^^



Kaki jenjang gadis itu melangkah. Berjalan dari kitchen bar menuju meja makan sembari membawa dua piring di kedua tangannya.

Di pagi yang cerah ini, rutinitasnya sebagai seorang istri, masih sama.

Menyiapkan sarapan dan pakaian untuk suaminya yang akan berangkat bekerja.

Perutnya yang semakin membuncit, tak menjadi halangan bagi Seo yoon eun untuk menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri.

Padahal Lee jeno sering sekali melarangnya untuk melakukan pekerjaan rumah. Tapi, Seo yoon eun tetaplah Seo yoon eun 'kan?

Makanan sudah tertata rapi. Kini saatnya wanita hamil itu memanggil suaminya untuk sarapan.

Belum setengah jalan, Lee jeno sudah terlihat keluar dari kamar dan berjalan menghampirinya.

Senyum manis itu mengembang, "Pagi," sapa Sang suami kemudian mengecup kening dan bibir itu secara bergatian, "Pagi juga anak papa." Pria itu berjongkok sambil menghadap perut istrinya yang kini tak lagi rata.

Di elusnya perut yang kini terdapat jabang bayi di dalamnya itu.

Seperti biasa, Seo yoon eun tidak bisa tidak tersenyum saat Lee jeno memperlakukannya seperti itu.

Mungkin memang benar, pernikahan mereka sudah berjalan dua tahun. Tapi, keduanya masih terlihat seperti pengantin baru.

"Pagi. Sarapan dulu yuk, nanti makanannya keburu dingin." Sang pria yang bertubuh lebih tinggi mengangguk setuju, kemudian merangkul bahu sempit yang kini sedikit berisi itu.

"Silakan ratuku," kata Lee jeno setelah menarik satu kursi untuk yoon eun duduki.

Sang istri menggeleng tidak habis pikir sembari sedikit tertawa geli.

Lee jeno duduk di salah satu kursi yang bersebrangan dengan yoon eun.

Wanita itu terlihat tengah mengoleskan selai cokelat pada sepoting roti panggang yang sengaja ia buat.

"Hari ini kamu pulang jam berapa?" Sang istri bertanya sembari meletakkan roti yang permukaannya telah dilumuri selai cokelat itu di piring suaminya.

"Sore, kayaknya. Kenapa? Kamu pengen sesuatu? Kalo iya, nanti pas istirahat langsung aku beliin." Lee jeno menjawab pertanyaan itu setelah ia menyesap kopi hitam pekat yang telah disiapkan yoon eun untuknya, seperti biasa.

Meletakkan kembali pisau dan garpu, Seo yoon eun menggeleng, "Nggak, kamu bisa pulang cepet nggak?" Kening lee jeno tampak mengkerut.

"Ada apa?" Dari raut wajah yoon eun, Lee jeno paham betul bahwa gadis itu sedang menginginkan sesuatu.

Seo yoon eun menatap suaminya dengan tatapan memohon, "Temenin aku jenguk Somi di rumah sakit ya kak? Kemarin Somi lahiran dan sampe sekarang aku belum jenguk dia. Kakak mau 'kan?" Jika begini, Lee jeno jadi tak sampai hati menolak keinginan Sang istri tercinta.

"Jam berapa berangkatnya?"

"Jam dua aja, kakak bisa 'kan?"

Husband |Lee Jeno| [END✔]  (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang