"Malam pertama bukannya nemenin istri, lo malah disini." Jaemin berdengus.
Ya Na Jaemin benar, seharusnya kan Lee jeno berada di apartemen bersama istrinya. Tapi kenapa pria ini malah mengunjungi apartemennya.
"Harus?"
Na Jaemin menghela napas, ia tidak habis pikir dengan sahabatnya ini. "Ya yang namanya pengantin baru mah kerjaannya dua duaan terus kan? Lah ini lo ngapain disini?"
"Nggak selamanya kayak gitu kan?" Lee jeno balik bertanya dengan nada jengah.
Ia tahu seharusnya dia tidak disini. Tapi.. entahlah.
Jaemin menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. "Serahlah." Na Jaemin menghela napas untuk kesekian kalinya. "Heran gue sama lo, punya istri cantik malah dianggurin." Katanya.
Tentu dia heran, lagi pula siapa yang tidak ingin memiliki istri secantik Seo yoon eun. Jika dia berada di posisi jeno, maka dia akan berada di apartemen dan melakukan hal yang seharusnya di lakukan oleh sepasang pengantin baru di malam pertama mereka.
Tapi Na Jaemin, Lee jeno belum bisa seperti itu. Kau tahu sendiri alasannya.
"Biasa aja." Katanya.
"Biasa aja lo bilang?" Na Jaemin menghela napas tak habis pikir. "Dia bahkan jauh lebih cantik dari kyungri." Katanya.
"Jauh lebih cantik bukan berarti jauh lebih baik 'kan?" Katanya.
"Lo pikir kyungri itu baik?"
"Siapa bilang? Maksud gue di balik mukanya yang jauh lebih cantik dari kyungri, berarti dia lebih buruk 'kan?"
Jaemin menghela napas kasar, ia jengah lama kelamaan dengan jalan pikiran Lee jeno yang seperti ini sejak berpisah dengan park kyungri.
Ia selalu menganggap bahwa semua perempuan itu sama buruknya dengan mantan istrinya itu. Padahal tidak seperti itu 'kan?
Pikiran pria itu telah di persempit oleh park kyungri.
"Stop mikir kayak gitu jen. Nggak semua perempuan kayak gitu. Gue yakin Kok kalau yoon eun, istri lo yang sekarang jauh lebih baik dari kyungri."
Kedua halis Lee jeno terangkat. "Perempuan yang rela di beli, lo bilang baik?"
****
Play: you,cloud,rain (heize)
Hujan sekarang.
Suasananya begitu sepi. Tak ada suara selain suara gemericik air hujan yang turun diluar.
Gadis itu memperhatikan bulir-bulir air yang turun dari langit yang sudah gelap.
Hujan selalu menarik perhatiannya.
Hah... Seo yoon eun jadi teringat sesuatu. Tentang hujan tentunya.
Sedari kecil, yoon eun memang sangat menyukai hujan. Sampai-sampai ia rela untuk menerobos jendela agar dapat merasakan segarnya air hujan yang turun di penghujung tahun.
Dan berakhir dengan omelan panjang lebar sang ibu karena ia kembali masuk ke dalam rumah dengan keadaan basah kuyup. Meski begitu, Seo yoon eun tidak akan merasa kapok atau bosan dengan yang namanya hujan.
Terus begitu sampai sekarang. Walaupun dia sudah tidak dapat lagi menikmati segarnya air hujan langsung dari bawah langit.
Bukan tidak dapat, hanya saja untuk saat ini memang belum bisa.
Gadis yang tengah menikmati indahnya bulir-bulir bening dari balik kaca itu tersenyum. Gadis itu mengukir senyuman tanpa ia sadari ketika mengingat betapa nakalnya dirinya dulu.
Seo yoon eun selalu merindukan momen-momen itu.
Bahkan jika ia diberi kekuatan untuk mengendalikan waktu, gadis itu akan memundurkan waktu tepat pada saat itu.
Saat dimana ia masih dapat bebas, dan saat dimana ia masih bisa mendengarkan omelan sang ibu.
Katakan saja yoon eun merindukan mama tiffany sekarang.
Menyentuh kaca jendela besar di hadapannya, gadis itu menatap sedih ke arah depan lantas bermonolog. "Mama nggak boleh nyerah." Monolognya dengan lirih.
****
Sudah lima hari Seo yoon eun menjalani harinya sebagai istri dari Lee jeno.
Semuanya masih sama, belum ada yang berubah. Bahkan semuanya terasa lebih parah.
Contoh kecilnya saja ketika gadis itu menyiapkan sarapan
Seo yoon eun sering kali menyiapkan sarapan di pagi hari seperti istri-istri pada umumnya. Tapi yoon eun rasa semua itu tidak ada gunannya. Setiap makanan yang ia buat di pagi hari, tak pernah Lee jeno sentuh.
Pria itu lebih memilih langsung berangkat kerja dan mengabaikannya.
Jujur, Seo yoon eun merasa tersakiti karenanya.
Tapi meski begitu, Seo yoon eun akan tetap melakukannya. Rutinitasnya sebagai seorang istri tidak akan ia tinggalkan walaupun selalu di abaikan dan tak pernah di hargai.
Yoon eun rasa... Mungkin ini yang Lee jeno maksud tempo hari. Pria itu menyuruh Seo yoon eun untuk memikirkan kembali tentang keputusannya untuk menikah dengan Lee jeno.
Tapi Seo yoon eun masih tetap pada prinsipnya. Ia hanya akan mengikuti alur tanpa menuntut apapun.
Itu berarti gadis itu juga siap untuk menerima segala resikonya. Ya, seperti ini contohnya, atau bahkan yang lebih buruk.
Gadis dengan rambut terikat rapi itu terlihat menghela napas samar saat memperhatikan makanan hasil tataannya di meja makan.
Baiklah Seo yoon eun, kembali kuatkan mentalmu.
Sepersekian detik kemudian, Lee jeno memasuki ruang makan dengan pakaian yang rapi khas seorang ceo. Kemeja berwarna navy dengan jas berwarna hitam.
Gadis itu menahan napas ketika melihat Lee jeno— suaminya itu mengambil sebuah gelas kemudian mengisinya dengan air.
Kenapa pria itu malah mengambil sendiri? Padahal yoon eun sudah menyiapkan segelas air putih juga secangkir kopi di meja makan. Baiklah, itu memang haknya tapi— ah sudahlah.
Setelah minum, pria itu langsung pergi begitu saja tanpa menyapa Seo yoon eun. Jangankan menyapa, menghiraukannya saja tidak.
Gadis itu menarik napas, kemudian memberanikan diri untuk berbicara kepada Lee jeno walau sungkan.
"Kak," panggilnya. Yang dipanggil pun menoleh sembari melayangkan tatapan dingin pada yang memanggil.
"Saya.. mau pergi nanti siang, apa bole—"
"Pergi saja." Lee jeno menyela yoon eun dengan cepat. Gadis itu agaknya sedikit tercekat karena Lee jeno yang menyelanya. Pria tinggi itu berbalik lantas menatap gadis itu dengan dingin. "Lain kali kalau kamu mau pergi, pergi saja. Tidak perlu minta izin saya."
A-apa maksudnya? Apakah Lee jeno benar-benar setidak peduli itu?
Tapi—ah ayolah Seo yoon eun, berhenti melayangan protesan di dalam hati.
Gadis bersurai kecoklatan itu mengangguk pelan mau tak mau. "I-iya kak."
Lee jeno pun berlalu begitu saja tanpa mengatakan apapun lagi.
Tbc
Maafkan typonya yang bertebaran:')
Votement zeyenkkkk
KAMU SEDANG MEMBACA
Husband |Lee Jeno| [END✔] (REVISI)
FanficBukankah semua yang manis itu berawal dari yang pahit? NCT√ LEE JENO√ GAJE√ BAKU NON BAKU√ MATURE KONTEN√ #1 in park jisung 21-03-2020 #1 in ljn 24-01-2020 #2 in leejeno 13-02-2020 #1 in wayv 02-03-2020 #1 in jenojaem 02-03-2020 #1 jenojam...