Matchmaking??!! (Taekookgs!)

Chapter 52 : Start line (End)

Jungkook duduk di atas kasurnya sembari menatap barang-barangnya yang sudah tersimpan rapi di dalam koper berwarna silver miliknya. Ada beberapa kardus berukuran sedang yang isinya adalah barang-barang kecil miliknya yang dianggapnya penting dan perlu di bawa. Fiuh... pagi ini ia sudah harus bergegas mengemas barang-barangnya untuk....

"Kookie, apa semuanya sudah di packing?"tanya Nyonya Jeon yang tiba-tiba muncul, membuyarkan lamunan Jungkook.

"Ne, eomma."sahut Jungkook menganggukkan kepalanya.

"Itu mau dibawa juga?"Nyonya Jeon menunjuk boneka yang tengah dipegang Jungkook.

Jungkook refleks mengangkat alisnya dan mengikuti arah yang ditunjuk sang eomma."Oh... ini....? Tentu saja eomma. Dia sudah sering menemaniku tidur sejak aku SMA,"jawab Jungkook yang kemudian memeluk boneka kelinci yang ada ditangannya."Aku tidak mungkin meninggalkannya sendiri disini."

Mendengar itu membuat Nyonya Jeon mengulum bibirnya seperti menahan tawa. Ia tidak menyangka puterinya yang sekarang sudah berstatus sebagai seorang istri ternyata masih memiliki sisi kekanak-kanakannya. Ah.... ia tidak menyangka puterinya kini sudah menikah. Waktu begitu cepat berlalu. Rasanya baru kemarin ia melihat puterinya itu tumbuh.

"Apa kau tidak malu pada Taehyung, eoh?"

"Malu?"

"Mana tau nanti dia shock melihat istrinya masih tidur dengan boneka kelincinya yang sudah buluk begitu?"sindir Nyonya Jeon yang langsung mengundang reaksi dari Jungkook.

"Eommaaa~"

Nyonya Jeon tertawa melihat reaksi puterinya. Sudah menjadi kebiasaannya menjahili puteri semata wayangnya itu. Apalagi hari ini, ia dan suaminya membantu anaknya beres-beres untuk pindah ke apartemen Taehyung, sementara Taehyung sedang ada di perjalanan menuju ke kediaman Jungkook.

Setelah puas mendapat reaksi dari puterinya, Nyonya Jeon kembali melanjutkan kegiatannya membereskan barang-barang puterinya itu. Ia juga menyuruh Jungkook agar segera bangkit dari duduknya dan melanjutkan pekerjaannya, namun sepertinya puteri semata wayangnya itu masih enggan untuk beranjak dari tempat tidurnya. Ia malah sibuk merenung dengan mata yang tertuju ke arah punggung sang eomma.

"Eomma,"

"Hm?"

"Apa nanti eomma akan sering mengunjungiku?"tanya Jungkook.

"Tentu saja eomma akan sering mengunjungimu."

"Berapa kali dalam seminggu?"

"Yaa.... bukan seminggu. Itu terlalu sering. Mungkin beberapa kali dalam sebulan?"

"Eomma, itu terlalu lama. Aku tidak setuju!"Jungkook melengkungkan bibirnya. Cemberut.

"Loh? Kenapa? Eomma kan harus kerja juga Kookie,"

"Eomma tidak merindukanku? Aku akan sangat jarang berada di rumah, karena itu eomma harus sesering mungkin menengok puteri eomma,"

Nyonya Jeon terkekeh menanggapi perkataan puterinya itu."Tentu saja eomma merindukanmu. Ibu mana yang tidak merindukan keberadaan anaknya?"

"Ibu akan sering mengunjungimu. Hanya saja tidak akan rutin dalam seminggu berapa kali ibu akan datang. Kookie sekarang sudah bukan lagi seorang gadis lajang, sekarang kau adalah seorang istri. Istri dari Kim Taehyung. Sekarang kau merupakan tanggung jawabnya. Tae yang akan menjagamu. Kenapa? Karena dia adalah suamimu."

"Ingatlah. Pernikahan itu bukanlah sebuah mainan. Pernikahan itu adalah ikatan sakral dari dua insan. Seorang laki-laki, dan perempuan. Saling mencintai itu tidaklah cukup. Kalian harus membangun sebuah kepercayaan, tanggung jawab, dan ikatan yang kuat. Karena nanti, mungkin saja akan ada sebuah perdebatan kecil, konflik, dan berbagai hal yang harus dihadapi. Ketika itu terjadi, janganlah saling menjadi api. Karena jika seperti itu, maka masalah yang kalian hadapi tidak akan ada jalan keluarnya. Cobalah untuk menjadi air. Entah itu Kookie, atau Taehyung. Karena dengan begitu, pertengkaran akan cepat berlalu, dan cobalah untuk memberi ruang untuk diri sendiri untuk sekedar bernafas dan menenangkan diri. Jika sudah merasa tenang dan rileks, barulah kalian kembali berbicara."