Hembusan angin dingin menari-nari disekeliling tubuh wanita muda yang tergeletak begitu saja di tempat yang tidak semestinya. Hembusan angin itu menusuk ke dalam tulang seakan ingin membekukan dan menghancurkannya tanpa ampun. Begitu dingin, begitu menyakitkan.
Dengan perlahan wanita muda itu membuka matanya seraya menahan rasa sakit dan dingin yang menyerang tubuhnya secara bersamaan. Wanita itu memicingkan matanya menatap dengan buram berusaha fokus dan mencari tau apa sebenarnya yang terjadi.
"Dimana aku?!" Bibirnya bergetar melihat sekelilingnya. Terasa sangat asing.
Ini bukanlah tempat yang seharusnya dia datangi.
Wanita itu menggerakkan tubuhnya dengan susah payah, namun setiap dia menggerakkan tubuhnya rasa sakit itu semakin tidak bisa terkontrol. Melemahkan seluruh tubuhnya dan mengguncangkan syaraf tubuhnya.
"Argghhhh...!!!!" teriak wanita itu menyentuh perutnya yang terasa basah.
Matanya terbelalak ketika melihat darah segar mengalir dari sayatan yang ada di perutnya dan membasahi baju yang dikenakannya.
Nafasnya tersengal dan detak jantungnya berpacu dengan sangat kencang— tidak terkontrol. Dengan tangan gemetar dia merobek sebagian jas dokternya dengan pisau yang tergeletak disampingnya dan mengikatkannya diperutnya untuk mencegah darah mengalir sementara waktu.
Emu, nama wanita yang tertera pada name tag itu meraih pohon yang ada didekatnya berusaha berdiri dengan susah payah. Nafasnya semakin berat dan pandangannya mulai memburuk ditambah lagi keadaan disekitarnya begitu suram dan gelap. Hanya cahaya bulan saja yang membantu penerangannya.
Emu mengatur nafasnya agar tubuhnya mendapat sedikit tenaga. Dia tidak ingin mati ditempat seperti ini. Sendirian dalam penderitaan.
"A-Aku ha-arus segee-ra pergi-i da-dari si-ni!" gumannya terbata.
Perlahan Emu menyeret kakinya yang tidak berdaya untuk tetap berjalan. Dia tidak tau harus pergi kemana, hanya insting untuk bertahan hiduplah yang membuat dia tetap berjalan dan mencari jalan keluar dari tempat asing ini.
Setelah dia mulai terbiasanya melihat disekelilingnya, akhirnya dia menyadari jika dia berada di sebuah hutan yang tidak pernah dia datangi sebelumnya. Berbagai macam pertanyaan berkecamuk di dalam pikirannya.
Bagaimana dia bisa sampai disini? Apa yang dilakukan dia disini? dan apa yang terjadi padanya saat ini?
Pertanyaan-pertanyaan itu terus muncul membuatnya kehilangan fokus oleh dirinya sendiri. Dokter muda tidak melihat jika akar pohon besar ada di depan matanya. Emu terjatuh cukup keras ke tanah dan menyebabkan perutnya yang terluka terkena imbasnya lagi. Dia
mengerang kesakitan seraya memegang perutnya yang terluka. Darah mulai menetes lagi dari luka yang dia tutupi dengan robekkan jaket yang dia pakai. Menggeliat di tanah, tubuhnya seakan sudah tidak sanggup lagi menahan segala rasa sakit yang menyerang secara membabi-buta.Akankah ini jadi akhir hidupnya? Mungkinkah ini takdir yang harus dijalaninya?
Tidak terasa air mata jatuh dari matanya. Air mata kesakitan dan keputusasaan yang tidak dapat tahan lagi. Tubuhnya benar-benar telah mengirimkan sinyal untuk menyerah saja. Ditengah keputus-asaan, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki mendekat menuju arahnya. Emu memasang telinganya baik-baik berusaha mencari datangnya arah suara itu. Dalam kegelapan hutan Emu menangkap sosok bayangan seseorang menghampirinya. Cahaya remang dari bulan memperlihatkan sosok yang memakai mantel panjang berwarna putih dan topeng yang sangat mirip dengan topeng yang digunakan oleh sosok yang dia kenal, Kamen Rider Brave.
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF] Tʜᴇ Gᴀᴛᴇ Oғ Dᴇꜱᴛɪɴʏ [✔️]
Fantasía[COMPLETE] Tidak pernah terbayang jika kehilangan seseorang yang teramat dicintai bisa merubah takdir kehidupan. Luka yang tertoreh membuat sebuah lubang di dalam hati dan bisa menenggelamkan jiwa pada kegelapan yang teramat dalam. Houjou Emu tidak...