"Leithscéal a ghabháil linn, mo Rí!" Abhartach menunduk dan Dullahan yang pada dasarnya tidak memiliki kepala tapi terlihat berlutut, tidak berani melihat Sang Raja yang terlihat memerah karena amarah setelah mereka kembali tanpa membawakan hasil yang memuaskan.
"AKU TIDAK PEDULI KALIAN MENGHANCURKAN SEISI KOTA! AKU TIDAK PEDULI KALIAN MEMENGGAL KEPALA SEMUA MANUSIA BRENGSEK ITU! CEPAT TEMUKAN KEBERADAAN LIONTIN ITU! SEGERA!!!!" suara baritone Raja meninggi dan menggema keseluruh ruangan.
Aura membunuh seketika membuat raungan itu semakin mencekam. Aura yang membuat bahkan Dullahan yang terkenal kejam dan bengis ketakutan.
"Wah, wah ternyata aku ketinggalan tontonan menarik saat ini!" terdengar suara renyah wanita berambut panjang merah yang diikuti oleh portal merah yang membawanya kembali aula utama kastil itu.
Mata merah darahnya melirik Abhartach dan Dullahan dengan tatapan mengejek yang membuat Abhartach semakin dongkol. Dengan santai Caoranach melangkah kakinya dengan seduktif ke arah Luigne dan mulai menyentuh bahu sang Raja yang menegang karena marah.
"Scíth a ligean, mo Rí!" bisik Caoranach mendesah ke arah telinga sang Raja yang mau tidak mau membuat begidik karena nafasnya yang berhembus hingga tengkuk sang Raja.
"Aku tau keberadaan benda yang Raja inginkan dan—" Caoranach menyentuh bibir Raja yang lalu seketika ditepis dengan kasar.
"Aku juga sudah melihat Banríon beloved an Rí!" Luigne menoleh dengan tatapan tidak percaya kepada Caoranach.
"Jangan main-main denganku, Caoranach!" Raja bangkit dari singgasananya dan melepaskan tangan Caoranach yang berusaha mengeksplore wajah Raja dengan kasar.
Caoranach masih dengan wajah seduktif dan menggoda memainkan rambutnya dan melangkah menuju singgasana Ratu dan mendudukinya. Raja melihat hal itu lalu menarik tangan Caoranach dengan kasar dan melemparnya jatuh ke lantai.
"Singgasana itu hanya miliki Yuki seorang! Tidak akan kubiarkan orang lain duduk diatasnya! An dtuigeann tú!?" perintah Luigne dengan suara yang tinggi.
"Sampaikan saja apa yang telah kamu temukan SEKARANG! Aku tidak butuh omong kosongmu!" ucap Luigne dengan geram.
"Baiklah-baiklah!" sahut Caoranach dengan wajah pegal lantaran Raja benar-benar mengacuhkannya.
"Liontin itu dibawa oleh seorang lelaki paruh baya ke sebuah rumah sakit di tengah kota dan di Rumah Sakit itu juga tempat berkumpulnya para Kamen Rider yang kalian lawan tadi." ujar Caoranach seraya menuju kursinya dan duduk dengan malas.
Rumah sakit di tengah kota? Bukankah itu tempat dimana Yuki berada.
Raja tersentak mendengar informasi yang Caoranach berikan. Sedetik kemudian Raja menyunggingkan senyum tipis.
Betapa bodohnya manusia-manusia itu, membawa liontin itu ketempat sang pemilik aslinya berada. Bukankah mereka mempermudah dia untuk mendapatkan keduanya tanpa usaha yang berarti.
"Kerja bagus Caoranach! Setidaknya kamu lebih berguna daripada dua orang ini untuk saat ini!" puji Raja seraya menatap sinis kepada kedua Panglima perangnya. Abhartach dan Dullahan semakin menyesali kebodohan yang mereka lakukan dan meminta maaf lagi kepada Luigne.
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF] Tʜᴇ Gᴀᴛᴇ Oғ Dᴇꜱᴛɪɴʏ [✔️]
Fantasi[COMPLETE] Tidak pernah terbayang jika kehilangan seseorang yang teramat dicintai bisa merubah takdir kehidupan. Luka yang tertoreh membuat sebuah lubang di dalam hati dan bisa menenggelamkan jiwa pada kegelapan yang teramat dalam. Houjou Emu tidak...