Chapter 21: Darkness Incarnate

465 154 187
                                    

Angkasa malam yang pada awalnya hening dengan iringan melody alam yang tenang berubah drastis seketika ketika Supermoon telah mencapai puncaknya. Suara tawa jahat Merlinus dikemas dengan suara lolongan Hiiro dan Luigne yang tengah digerayangi oleh rasa sakit yang tidak bisa mereka uraikan rasanya sukses memicu langit malam semakin mencekam. Kegelapan hampir sepenuhnya menelan area. Menyisakan sinar dari Supermoon dan beberapa kilatan yang bertabrakan akibat pergumulan yang sengit disana.

Poppy dan Koyomi yang kala itu mengendap-endap menuju altar pengorbanan harus menutup telinga mereka untuk menutupi lara yang mereka rasakan setiap mendengar suara Hiiro dan Luigne yang tengah didera rasa sakit yang tidak berhenti menyiksa mereka.

"Sedikit lagi! Ayo Poppy, kita harus menuju ke dinding yang membelakangi altar ini sebelum Merlinus menemukan kita" ucap Koyomi sambil menunjuk ke arah dinding yang membelakangi altar pengorbanan.

Poppy diam terpaku untuk beberapa detik. Begitu dia menyaksikan dengan dekat bagaimana Hiiro dan Luigne bersimbah darah dengan wajah yang penuh kemarahan serta kepedihan, hatinya semakin teriris. Dia tidak bisa melakukan apa-apa saat ini. Dibandingkan rider lain, dia selalu berpendapat dia adalah rider yang lemah dan selalu dilindungi oleh teman-temannya. Bahkan sahabatnya Emu yang selalu sigap melindunginya di berbagai kesempatan kini terbujur di altar pengorbanan tidak berdaya. Poppy mengulum bibir bawahnya, perasaan bersalah menderanya. Bagaimana mungkin dia hanya berdiam diri sedangkan kawan-kawannya berjuang mati-matian untuk melindungi satu sama lain. Koyomi yang menyadari kegelisahan yang dirasakan oleh Poppy kemudian meraih tangan Poppy dengan lembut.

"Jangan khawatir Poppy! Kita pasti akan menyelamatkan mereka! Sekarang yang harus kita lakukan adalah menjalankan apa yang diminta oleh Kouta dan Haruto!" Koyomi berusaha memberikan suntikan semangat kepada Poppy membuat gadis eksentrik itu mengangguk mengaminkan perkataan Koyomi.

Gadis bersurai hitam legam itu mengerti apa yang dirasakan oleh rider wanita itu. Tidak dipungkiri jika Koyomipun begitu mengkhawatirkan Haruto dan kawan-kawan yang lain apalagi mereka berdua tidak bisa membantu  dengan pertarungan fisik seperti rider lain. Tapi dia tidak ingin mengecewakan harapan yang Haruto pertaruhkan kepadanya. Karena Koyomi tahu jika ini adalah harapan terakhir mereka untuk menghentikan semua ambisi gila yang lakukan oleh Merlinus, sang Penyihir Hitam.

Poppy dan Koyomi kemudian berlari tergesa menuju dinding altar pengorbanan yang membelakangi Merlinus. Mereka tidak mau Merlinus menyadari jika mereka memiliki kitab sihir milik Apotropaios, sang Penyihir Putih yang dapat menghentikan ritual yang akan dilakukan oleh Merlinus. Ritual terlarang pemanggilan Tartarus sang Dewa Penguasa  Dunia Bawah.

Suara pertarungan yang sengit serta teriakan para rider yang menggema membuat Koyomi dan Poppy sangat  gugup. Sesampainya mereka di dinding tempat altar itu berada, mereka segera menyenderkan punggung mereka dan menunduk menghindari perhatian. Dengan tangan gemetar Koyomi merapalkan mantra untuk membuka kitab sihir itu. Kedua bola matanya menyelusuri kalimat dengan kalimat dengan cepat, mungkin memang buku ini adalah penentu hidup dan mati para rider. Namun untuk mencari mantra yang tepat tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, apalagi tidak ada petunjuk yang jelas tentang mantra mana yang harus mereka gunakan. Bagaimana bisa mereka tidak memastikan terlebih dahulu mantra yang harus mereka gunakan sebelum membawa kitab ini dari dunia lain? Seketika Koyomi merutuki dirinya sendiri yang meremehkan hal yang kini menjadi boomerang baginya sendiri.

"Bagaimana Koyomi-chan? Apa masih belum ketemu?!" bisik Poppy dengan gelisah.

Koyomi tanpa mengalihkan pandangannya dari kitab sihir itu menggeleng dengan cepat. Poppy bisa melihat Koyomi sangat frustasi namun tetap berusaha tenang dan fokus dengan apa yang dicarinya. Sedari awal mereka telah menelaah kitab ini hampir setengah halaman buku tapi belum juga menemukan yang mereka cari.

[FF] Tʜᴇ Gᴀᴛᴇ Oғ Dᴇꜱᴛɪɴʏ [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang