"Sayangku, apa yang sedang kamu lakukan selarut ini?"
"Aku sedang membuatkanmu ramuan obat agar kamu selalu sehat ditengah kesibukanmu , mo Rí!"
"Aku tidak ingin Raja tercintaku jatuh sakit karena kelelahan."
"Ah, kamu tidak perlu bersusah payah membuatkanmu ramuan obat, mo Bhanríon"
"Cukup dirimu yang menjadi obat untuk jiwa dan ragaku! Aku akan selalu sehat jika kamu berada disampingku"
"Kamu selalu saja seperti itu , sayangku! Mo grá thú!"
"Támo chroí istigh ionat, mo Bhanríon!"
.
.
Emu memegang kepala yang berdenyut terus semenjak menginjakkan kaki di kastil itu. Ingatan demi ingatan terbayang di dalam otaknya. Percakapan-percakapan manis dengan sang Raja terus terdengar berbisik di dalam telinganya. Ada apa ini? Mengapa ingatan-ingatan ini memaksanya untuk segera mengingat masa lalu yang tidak pernah dia alami sebelumnya.
Emu menatap kamar besar tempat Raja mengurungnya. Emu kini teringat jika dia pernah dibawa kesini sebelumnya. Ini tempat dimana dia berdansa dengan diiringi melody alam yang indah dan berciuman dengan Luigne di awal pertemuan mereka.
"Jadi, itu bukan mimpi?!" Emu mengigit jarinya dengan gelisah. Dia teringat Luigne pernah menciumnya di beranda kamar ini dan entah mengapa tubuhnya tidak menolak bahkan menginginkan lebih.
Emu mengacak-acak rambutnya merasa frustasi. Jika benar dia adalah renkarnasi dari Yuki, bukankah ingatan-ingatan yang melintas dipikirannya kini adalah milik Yuki. Seketika Emu merasa takut, bagaimana jika Yuki dan ingatan-ingatan masa lalu itu menguasainya lalu membuatnya melupakan ingatan yang dimilikinya saat ini. Bukankah dia akan melupakan semua teman-temannya, semua kenangannya, semua tentang Hiiro pria yang dicintainya. Emu menjadi gelisah dan berusaha menyingkirkan semua ingatan masa lalu.
"Emu, aku tidak akan menyakitimu!" Mendadak ada suara yang berbisik di telinganya.
Emu menoleh ke kiri dan ke kanan mencari sumber suara itu tapi tidak ada orang disana selain dirinya.
"Ijinkan aku bertemu dengan Raja sekali saja! Aku ingin melepas rinduku padanya! Aku mohon Emu" Suara itu semakin terdengar jelas di telinga Emu. Emu menutup telinganya dengan kedua tangannya.
Pergilah kau! Aku mohon tinggalkan aku!
"Emu. aku mohon! Satu kali saja!" suara itu memohon padanya.
Tidak! Pergi dari pikiranku! PERGI!!!
"Aku tidak akan melakukan hal yang kamu tidak inginkan, Emu! Aku mohon!" Suara itu mendesak terus membuat Emu semakin ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF] Tʜᴇ Gᴀᴛᴇ Oғ Dᴇꜱᴛɪɴʏ [✔️]
Fantasy[COMPLETE] Tidak pernah terbayang jika kehilangan seseorang yang teramat dicintai bisa merubah takdir kehidupan. Luka yang tertoreh membuat sebuah lubang di dalam hati dan bisa menenggelamkan jiwa pada kegelapan yang teramat dalam. Houjou Emu tidak...