"Ayah, aku ingin menikah!"
Tiba-tiba Hiiro muncul dari tangga bawah ruang CR dan membuat Haima menyemburkan kopi yang diminumnya tepat ke arah wajah Kuroto yang berada disampingnya.
"HUAA!!! WAJAHKU!! BERANI-BERANINYA ANDA MERUSAK WAJAH TAMPAN SANG DEWA!" jerit Kuroto seraya mengambil tisu untuk membersihkan kopi yang mengguyur wajahnya.
"A-Apa?? Me-Meni-nikah!?"
Mimik wajah Haima tercengang seakan tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Haima menepuk-nepuk kedua pipinya berharap dia tidak bermimpi.
Anak kesayangannya ingin menikah? Apakah ini nyata?
Poppy dan Pallad yang mendengar hal itu tidak kalah tercengang. Mulut mereka terbuka seperti ikan yang kehabisan oksigen dan mata mereka mendelik menatap Hiiro seakan tidak bisa mencerna kalimat yang baru saja Hiiro katakan. Mereka saling berpandangan dan saling mencubit pipi satu sama lain untuk memastikan mereka tidak sedang berada di alam mimpi.
"Ittaii!!" ucap Pallad dan Poppy berbarengan sambil memegang pipi mereka masing-masing.
Hiiro dengan wajah dinginnya tetap tidak menunjukkan ekspresi apapun. Dia berjalan menuju kursi dan segera duduk disamping ayahnya yang masih mencoba memahami apa yang sedang terjadi. Kuroto yang sedari tadi sibuk membersihkan wajahnya tiba-tiba mematung dan otaknya baru bisa mencerna apa yang Hiiro katakan pada mereka tadi. Dia berbalik arah menatap Hiiro dengan wajah terkejut.
"Bisa kamu ulangi perkataanmu tadi, Hiiro?!" tanya Kuroto dengan nada tidak percaya kepada Hiiro dan mendekati kursi tempat dia duduk.
Hiiro menghela nafas panjang tidak percaya. Apa kurang jelas yang dia katakan tadi sehingga mereka tidak mengerti dengan apa yang dia katakan. Bukankah dia sudah bicara dengan bahasa yang baik dan benar.
"Aku ingin menikah! Secepatnya!" ucapnya lagi seraya memutar bola matanya tidak percaya harus mengulangi perkataannya.
"YA TUHAN! Seorang Kagami Hiiro ingin menikah?! Apa kamu serius?!" ucap Kuroto menyeringai ke arah Hiiro yang masih terlihat kesal dengan sikap mereka yang tidak menanggapinya serius.
"Hiiro! Kamu tidak sedang sakit kan?!" tanya Poppy yang sedetik kemudian mendekati Hiiro dan menempelkan tangannya di dahinya.
Hiiro menepis tangan Poppy dengan kesal.
Apa-apaan mereka ini. Mengapa mereka tidak percaya dengan apa yang dia katakan.
"SEKALI LAGI AKU KATAKAN! AKU INGIN MENIKAH SECEPATNYA! KALIAN MENGERTI?" teriak Hiiro dengan suara maksimal yang membuat mereka berempat menganggukkan kepala dengan cepat mengisyaratkan mereka sudah mengerti.
"Hiiro! Kamu ingin menikah dengan siapa? Bukannya kamu masih belum punya ikatan dengan wanita manapun?" tanya Haima dengan hati-hati.
Seingat Haima Hiiro tidak pernah berbicara apapun tentang wanita yang dekat dengannya. Hiiro terlalu sibuk dengan pekerjaannya sebagai Dokter Bedah dan Kamen Rider. Wanita yang selalu berada dekatnya dengan hanya Poppy dan Emu. Tiba-tiba mata Haima terbelalak mengingat kejadian tadi.
Mungkinkah!
"Houjou-chan?!" tanya Haima pelan kepada Hiiro. Hiiro melirik canggung kearah ayahnya ketika menyebut nama Emu, tanpa sadar wajahnya bersemu merah.
"Ehm, Iya!" ucapnya terbatuk pelan.
"Aku akan menikahi Emu. Aku akan bertanggung jawab kepada Emu!" tambah Hiiro lagi dengan wajah yang memanas salah tingkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF] Tʜᴇ Gᴀᴛᴇ Oғ Dᴇꜱᴛɪɴʏ [✔️]
Fantastik[COMPLETE] Tidak pernah terbayang jika kehilangan seseorang yang teramat dicintai bisa merubah takdir kehidupan. Luka yang tertoreh membuat sebuah lubang di dalam hati dan bisa menenggelamkan jiwa pada kegelapan yang teramat dalam. Houjou Emu tidak...