Bab 01 |•PERDRE•|
•Happy Reading•
Seorang gadis dengan seragam putih abu-abu, tengah tergesa-gesa menuruni anak tangga rumah dengan tangan yang sibuk mengikat rambut sepunggungnya asal. Menyisakan poninya yang panjang menutupi pelipis hingga pipi. Di bahunya tersampir tas berwarna merah berpadukan hitam.
Gadis itu berlari menuju meja makan di mana kedua orang tuanya dan seorang cowok berumur 18 tahun berada. Tangannya langsung meraih sebuah gelas berisikan susu coklat kemudian meneguknya sampai ludas.
"Vita, pelan-pelan minumnya." ujar seorang wanita yang baru saja datang dari dapur. Wanita itu hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan anak bungsunya itu.
"Vita udah telat, Ma." ucap gadis itu. Ia lalu mendekati Bram, papanya yang tengah sibuk menyesap kopi.
Ia menyalami kedua orang tuanya secara bergantian kemudian beralih pada kakak laki-lakinya yang tengah memakan sarapan dengan tenang.
"Makanya kalau malem, sekalian aja kalau adzan subuh baru tidur." sinis cowok itu menatap adiknya tajam.
"Ih, lo mah judes mulu. Sekali-sekali yang lembutan dikit napa sama cecan,"
"Pengen muntah gue."
"Udah-udah." lerai Citra, mama mereka. "Debatnya kalau udah pulang sekolah aja, nanti kamu telat. Ayo sarapan dulu."
Gadis itu menggeleng, "Vita sarapan di sekolah aja, Ma. Udah telat banget ini."
"Ya udah sana berangkat. Jangan ngebut-ngebut."
Gadis berparas cantik itu mengangguk, kemudian berlari menuju pintu utama rumahnya. Sebelum itu ia berhenti di ruang tamu. Meraih sebuah kunci mobil yang di letakkan di atas nakas. Kemudian ia berteriak,
"MA, PA, BANG SATYA! VITA YANG CANTIK DAN IMUT INI MAU BERANGKAT SEKOLAH DULU YA. ASSALAMUALAIKUM."
"WAALAIKUMSALAM." balas Bram, Citra, dan Satya serentak.
"BANG SATYA! GUE PINJEM MOBIL LO YA. UDAH TELAT NIH, TERUS JUGA GUE LUPA NARUH KUNCI MOBIL DIMANA!"
Mendengar itu membuat Satya tersedak nasi gorengnya. Kemudian ia berteriak tidak terima, "HEH VITA, MOBIL GUE!"
Gadis itu tak menggubris teriakan kakaknya. Ia langsung berlari keluar rumah, memasuki sebuah mobil berwarna hitam kemudian melajukannya dengan kecepatan diatas rata-rata.
"Mama sih, sukanya dimanjain mulu." omel Satya ketika adiknya sudah tak terlihat. "Tu anak kalau belum di ambil laptopnya, nggak akan tidur. Sekalinya tidur, kalau di bangunin susah."
"Eh, mana ada mama manjain," Citra mendudukkan dirinya di kursi seberang Satya. "Tuh, papa kamu yang manjain. Adik kamu minta apapun selalu di penuhi."
KAMU SEDANG MEMBACA
PERDRE
Teen Fiction"Lo harus bisa membuat pilihan." -Rama Rafardhan "Gue nggak bisa milih!" -Vita Rosalie "Kalau lo pilih gue, sama aja lo menghancurkan tiga hubungan sekaligus." -Raja Anggara Kadang, seseorang memang dapat berubah menjadi sosok yang sangat egois. Ing...