Bab 17 |•PERDRE•|
🍁Another Friend🍁
Nyatanya, menjadi teman yang baik tidak harus selalu bersama. Cukup ada saat di butuhkan, juga menjadi penopang saat yang lain mengalami kegagalan, itulah persahabatan.
***
🕊Happy Reading🕊
"Loh, itu bukannya Elsa?"
Vita menaikkan sebelah alisnya. Mobil Jazz itu akhirnya berhenti tepat bersebelahan dengan mobil honda Brio berwarna merah. Vita membuka kaca mobil penuh, memandang cewek yang berdiri kebingungan di pinggir jalan tengah menggigit kuku jari.
"Woy, mak lampir!" teriak Vita dari dalam mobil.
"Vita?" Cewek bernama Elsa itu menatap Vita. Senyum lega timbul di bibirnya.
"Ngapain lo berdiri di sana? Niat bolos?" tanya Vita tertawa kecil.
"Enggak lah. Udah cukup ya, kuping gue setiap hari dengerin siraman rohani dari bonyok gara-gara mereka dipanggil ke sekolah mulu." Elsa berlagak mengusap telinga. "Noh, mobil sialan emang. Masa cuma ketusuk paku aja ban-nya langsung kempes."
"Heh, lo pikir ban itu buatnya pake batu apa, gak bisa kempes," ucap Vita mendelik pada Elsa.
"Bodo ah, besok-besok gue bakalan bilang ke bokap. Nyuruh dia buat bangun pabrik yang bisa bikin ban tahan paku." Elsa berkacak pinggang kesal. "Gedeg banget gue,"
Elsa pun beralih mengambil tas sekolah yang ia letakkan di dalam mobil. Mengunci mobil miliknya kemudian tanpa izin dari Vita, cewek itu masuk dan duduk di kursi penumpang sebelah kemudi.
"Eh-eh, lo ngapain?!" tanya Vita tidak terima.
"Gue nebeng yak," ucap Elsa nyengir. "Udah buruan jalan. Lo mau kalau gerbang ditutup? Udah jam ini,"
"Ck, sakit ni anak," celetuk Vita kembali menjalankan mobilnya. Melanjutkan perjalanan menuju sekolah yang dipastikan gerbang sudah tertutup rapat.
Lima menit kemudian, mereka telah sampai di depan SMA Cendrawasih. Tangan Vita bergerak menepuk dahi sendiri. "Nah kan dugaan gue bener. Udah ditutup."
Dua gadis itu sibuk meratapi gerbang yang menghalangi jalan mereka untuk masuk ke sekolah. Vita mengetukkan jarinya pada stir kemudi, mengigit bibir bawah layaknya orang yang sedang berpikir. Sedangkan Elsa sibuk memperhatikan pantulan wajahnya pada cermin bedak. Bersikap tidak peduli.
Elsa diam-diam menahan tawa yang ingin segera meledak karena terjebak dalam situasi seperti ini, begitupula Vita. Akhirnya mereka tertawa secara bersamaan setelah tak kuasa menahan lebih lama.
"Udah, udah. Apaan sih drama banget," Elsa mengusap sudut mata yang berair akibat tertawa. "Gak usah sok jadi goodgirl lo di depan gue, nakal mah nakal aja,"
KAMU SEDANG MEMBACA
PERDRE
Novela Juvenil"Lo harus bisa membuat pilihan." -Rama Rafardhan "Gue nggak bisa milih!" -Vita Rosalie "Kalau lo pilih gue, sama aja lo menghancurkan tiga hubungan sekaligus." -Raja Anggara Kadang, seseorang memang dapat berubah menjadi sosok yang sangat egois. Ing...