Bab 07 |•PERDRE•|

133 17 2
                                    

Bab 07 |•PERDRE•|

🦋Happy Reading🦋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋Happy Reading🦋

"Turun. Udah sampai." ucap Rama sambil membuka seat belt-nya.

Vita yang mendengar itupun langsung memalingkan pandangannya dari ponsel. Ia menatap ke luar jendela sejenak. Namun tiba-tiba ada satu objek yang membuat Vita membulatkan matanya tak percaya.

Astaga! Apakah ia tidak salah lihat saat ini?

"Bang... Bang Satya?!"

Rama yang tadinya hendak membuka pintu mobil pun urung saat mendengar suara pekikan dari Vita. Ia menatap gadis itu dengan tanda tanya besar di atas kepala.

Matanya mengikuti arah pandang Vita yang menatap ke luar jendela. Rama pun tak kalah terkejutnya seperti Vita, saat melihat pemandangan langka terpampang jelas di hadapan mereka.

"Loh, bang Satya? Bukannya tadi dia ada dirumah?" kaget Rama. "Terus tu cewek siapa? Bang Satya punya pacar, Vit? Widih, abang lo pake pelet apaan? Tuh cewek cantik bening, anjirr."

Ya, yang tengah mereka saksikan saat ini adalah seorang Satya Ravindra sedang menggandeng tangan seorang perempuan yang mungkin berumur sebaya dengan cowok itu.

"Sembarangan lo kalau ngomong! Bang Satya gak pernah pake yang begituan, ya." balas Vita tak terima dengan mata yang masih mengikuti Satya. "Lagian lo tuh gak bisa apa ya, kalau liat cewek bening dikit, mata lo sampe kayak mau keluar gitu."

"Kenapa? Lo cemburu?"

"Idih, amit-amit gue cemburu sama lo,"

"Ngaku aja, kali. Gak usah gengsi gitu."

Vita menggeleng pelan tak menggubris ucapan cowok itu. Kemudian Vita beralih menatap Rama saat Satya dan perempuan itu sudah lebih dulu memasuki area mall.

"Iya, tadi dia masih di rumah. Pake kaos tidur pula. Mana tadi belum mandi. Kok gue jadi curiga, tu orang jalan sama cewek tapi gak mandi dulu, ya." celetuk Vita.

"Oh, pantesan gantengnya masih kalah jauh sama gue. Belum mandi ternyata." ujar Rama dengan bangganya.

"Ihh, jangan geer dulu lo. Itu kan baru kemungkinan. Lagian setau gue, bang Satya itu jomblo berkarat. Kok tiba-tiba bisa gandeng cewek, sih? Mana mesra lagi, kan gue jadi pengen ada diposisi cewek tadi." Vita memanyunkan bibirnya.

"Lo pengen digandeng kek gitu sama abang lo sendiri?" tanya Rama masih tak mengerti.

Vita memutar bola matanya lalu berdecak pelan. "Bukan gitu maksud gue, goblok! Gue cuma pengen di gandeng kek gitu sama cowok."

Diam-diam Rama menaikkan sebelah alisnya sambil menatap Vita heran. Ia berpikir, apakah Vita ini kelewat polos atau apa? Bagaimana mungkin cewek di depannya ini mengatakan hal seperti itu bahkan di depan cowok yang kini tengah mengajaknya untuk berbelanja di mall?

PERDRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang