Bab 10 |•PERDRE•|

140 12 0
                                    

Bab 10 |•PERDRE•|

Saat serigala sudah diganggu ketenangannya, maka jangan harap si pengganggu bisa pulang dengan keadaan baik-baik saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat serigala sudah diganggu ketenangannya, maka jangan harap si pengganggu bisa pulang dengan keadaan baik-baik saja. -- Rama Rafardhan

🕊Happy Reading🕊
10. Mendekap di Pelukanmu

"Harusnya lo inget, Rama. Siapa gue."

Rama menatap Raja heran. Begitupun dengan Vita. Rama tampak mengingat-ingat memori dikepalanya. Dengan jelas telinganya itu merasa sangat familiar begitu mendengar nama itu disebut. Namun sampai saat ini ia belum berhasil mengingat secuil kejadian apapun.

Raja yang menyadari raut kebingungan Rama, pun terkekeh kecil. "Masak lo bisa ngeluapain teman berebut gendongan nyokap,"

Berebut? batin Rama. Ia berusaha memutar otak. Tak lama setelah itu ingatannya mulai menampilkan potongan-potongan kejadian hingga terbentuk suatu peristiwa. Dimana ada dua orang bocah lelaki tengah memperebutkan posisi digendong oleh seorang perempuan cantik. Yang tak lain dan tak bukan adalah Ibunda Raja. Hingga akhirnya perempuan itu mengalah dan menggendong anak-anak itu sekaligus dilengan kiri dan kanannya.

Saat itu Rama besahabat baik dengan Raja. Rama sering bermain dirumah Raja yang ada diseberang rumahnya. Saat kecil Rama memang kekurangan kasih sayang dari seorang ibu. Mama kandungnya telah meninggalkan dunia sejak ia masih batita yang disebabkan oleh kecelakaan tragis hingga merenggut nyawa perempuan yang telah mengenalkannya pada dunia. Hanya dari foto kenanganlah Rama bisa mengenali wajah sosok malaikat yang sekarang telah mejadi penghuni surga Tuhan.

Dan akhirnya, pada saat Rama meginjak usia sembilan tahun, ayahnya memutuskan untuk menikahi Sofya. Seorang perempuan cantik keturunan asli Rusia, tentu dengan izin dari Rama. Karena ayahnya tahu, saat bocah laki-laki itu berpisah dengan sahabat satu-satunya yaitu Raja, juga kehilangan sosok perempuan yang selalu ia anggap sebagai ibunya sendiri. Rama selalu merasa kesepian. Raja dan keluarganya pindah ke negeri sungai Thames yang terkenal dengan kejernihan airnya.

"Ini seriusan lo?" tanya Rama nampak tak percaya.

"Ya, seperti yang lo liat." Raja tersenyum manis.

"Widih, apa kabar lo, man. Lama banget gue gak ketemu lo."

Rama pun mendekat. Dua cowok itu akhirnya berhigh-five seperti mereka masih kecil. Yaitu dengan menepukkan telapak tangan, punggung jari, kemudian saling menggenggam, dan berakhir saling menoyor dahi lawan masing-masing. Rama dan Raja tertawa mengingat gaya tos konyol masa kecil mereka. Mereka pun akhirnya berpelukan layaknya sahabat yang terpisah lama.

"Ekhem."

Raja dan Rama menoleh ke asal suara. Dilihatnya Vita yang tengah berdiri di belakang Rama dan terlihat salah tingkah. Vita pun mengulum bibir, menyampirkan poninya yang panjang ke belakang telinga.

PERDRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang