Bab 04 |•PERDRE•|

121 19 3
                                    

Bab 04 |•PERDRE•|

Bab 04 |•PERDRE•|

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•Happy Reading•

"Bilang aja lo lagi nyari kesempatan buat meluk-meluk gue." celetuk Rama.

"Idih, sok kegantengan banget sih lo."

"Ya emang gue ganteng."

"Najis!" Vita menyampirkan poninya ke belakang telinga. "Bisa nggak sih, tingkat kepedean lo itu diturunin--"

"Ekhem."

Sontak suara mengintrupsi itu membuat keduanya menoleh ke asal suara.

"Lo siapa?" tanya Satya pada Rama. Ya, orang yang saat ini tengah berdiri di antara Rama dan Vita adalah Satya.

"Lo udah balik, bang?" tanya Vita, namun tak digubris oleh Satya. Cowok itu masih sibuk memperhatikan penampilan Rama dari atas sampai bawah.

"Lo siapa?" Sekali lagi, Satya bertanya.

"Gue, gue Rama." jawab Rama sambil mengulurkan tangannya.

"Satya."

Satya menganggukkan kepalanya pelan. Ia tidak membalas uluran tangan itu. Membuat Rama mengerti dan kembali menarik tangannya.

"Selera lo bagus juga, Vit." celetuk Satya sambil mengusap dagu layaknya orang berpikir.

"Hah? Maksudnya?" Vita menatap Satya penuh tanda tanya.

Tak lama setelah itu, Satya tersenyum dengan sangat lebar. Lagi-lagi ia tak menjawab pertanyaan dari Vita. Ia melah berjalan lebih mendekat dan tiba-tiba langsung memeluk Rama.

Rama yang mendapat perlakuan mendadak itu hanya bisa menaikkan sebelah alisnya bingung.

"Demi upin-ipin yang akhirnya gede walaupun sebenernya belum! Akhirnya, adik gue punya pacar juga!" teriak Satya sambil menepuk-nepuk punggung Rama.

Vita hanya melongo melihat tingkah kakaknya yang bobrok ini. Apa katanya tadi? Pacar? Hey, Vita bahkan baru mengenal cowok ini tadi pagi.

"Eh, lo apa-apaan sih, Bang?" Vita memisahkan Rama dari Satya secara paksa. Lalu manjauhkannya. "Lebay banget. Malu tau, ih!"

"Lah, ngapain malu sama pacar sendiri?" Satya beralih menatap Rama yang sedari tadi hanya bungkam. Cowok itu hanya tidak tahu harus berkata apa.

"Dan lo. Awas aja kalau sampai bikin ni anak ayam mewek." Satya menunjukkan kepalan tangannya. "Siap-siap muka lo nyentuh ini."

"Ih, lo tuh kenapa sih? Rama itu cuma temen gue. Mulut lo enteng banget ya, sembarangan ngakuin anak orang jadi pacar gue."

"Jadi, Rama ini bukan pacar lo?" Satya menaikkan sebelah alisnya sambil menunjuk Rama.

PERDRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang