Bab 16 |•PERDRE•|

103 9 0
                                    

Bab 16 |•PERDRE•|

Jaket Pengganti Payung

Hal yang selama ini dipertanyakan, sudah mempunyai waktu tersendiri untuk dikatakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hal yang selama ini dipertanyakan, sudah mempunyai waktu tersendiri untuk dikatakan. Takdir akan segera menjawab, baik cepat atau pun lambat.
*Raja Anggara

🕊Happy Reading🕊

"Gimana kalau Rama cs?"

Vita dan Putri saling beradu pandang setelah mendengar saran dari Mira. Mereka berdua sibuk dengan pikiran masing-masing. Sebenarnya rencana Putri adalah girls time. Namun jika dipikir-pikir lagi, sepertinya menyenangkan juga kalau pergi ke puncak bersama cowok. Hitung-hitung menghemat ongkos bensin, karena Putri, Vita dan Mira bisa nebeng dengan mereka.

Tak lama senyum semangat dari Putri timbul di bibir gadis itu. Berbeda dengan Vita yang malah menautkan alis tanda tak menyetujui.

"Gue setuju!"

"Gue enggak."

Mira dan Putri kompak menoleh ke arah Vita setelah mendengar kata penolakan darinya.

"Kenapa?" beo mereka berdua secara bersamaan.

"Gue sih nggak ada masalah sama Arka, Gavin," Vita menjeda kalimatnya sekejap. "Gue... gue cuma males ketemu sama Rama."

"Dih, kenapa lo? Ngambek ma tuh cowok?" Mira terkekeh kecil.

"Bukan gitu! Gue kesel aja, karna setiap ketemu, Rama tuh selalu ngagetin gue," ucap Vita mencebikkan bibirnya. "Kalian kan tau, kalau gue ini orangnya kagetan."

"Ya elah, Vit. Bilang aja lo sebenernya suka kan, kalau digituin." ujar Putri memakan snack-nya.

"Enggak lah! Lama-lama nih ya, gue bisa mati serangan jantung mendadak gara-gara dia."

"Omongan itu doa loh, Vit." celetuk Mira mengangkat telunjuk sejajar dengan muka Vita.

"Ih, amit-amit." Vita mengetuk-ngetuk meja dan pelipisnya secara bergantian menggunakan kepalan tangan.

"Ya udah, berarti kita fiks nih ya, muncak bareng mereka bertiga?" tanya Putri mencoba serius.

"Ck, terserah kalian deh. Gue mau tidur. Bye!" ucap Vita malas, menenggelamkan wajahnya diantara lipatan tangan yang bertopang di atas meja.

"Eh, cacing pita! Ini bentar lagi mau bel masuk, goblok. Malah tidur," Putri mengguncangkan bahu Vita namun gadis itu tetap bergeming dengan posisi yang sama.

Baru juga Mira hendak ikut-ikutan membangunkan Vita, tiba-tiba terdengar sebuah dengkuran halus tanda bahwa Vita sudah terlelap masuk ke alam bawah sadar. Mira dan Putri saling beradu pandang. Sesekali melirik Vita yang sudah berada di alam mimpi.

PERDRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang