Bab 18 |•PERDRE•|

75 10 9
                                    

Bab 18 |•PERDRE•|

🍁Kenyamanan di Antara Kita🍁

Nyatanya, kenyamanan hanya akan di dapat jika terselip kata tulus di dalamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nyatanya, kenyamanan hanya akan di dapat jika terselip kata tulus di dalamnya. Tanpa itu, rasa nyaman hanyalah sebatas wacana kehidupan.

🕊Happy Reading🕊

"Rama, lo nge-vape?!"

Rama yang tadinya sedang asik menikmati pun sontak menoleh ke arah Vita yang memekik kencang. Cowok itu menaikkan sebelah alisnya bingung.

"Kenapa? Lo keberatan?" tanya Rama hendak memasukkan kembali barang itu kedalam saku celana. Ia tahu, di luar sana ada banyak perempuan yang sangat membenci aroma rokok maupun vapor. Rama berpikir, mungkin Vita adalah salah satu dari mereka. Dan ia tidak mau jika gadis itu menjadi kurang nyaman saat berada didekatnya.

Namun dengan cepat Vita menggeleng. Kembali melahap snack, masih dengan tatapan tidak percaya terhadap Rama.

"Enggak juga, gue sih oke-oke aja." balas Vita acuh. "Kalau vape gue masih biasa. Tapi kalau rokok, siap-siap aja lo gue tendang."

"Kenapa? Kan nggak ada bedanya sama rokok." Rama mengernyitkan dahi.

"Beda. Kalau vapor itu uap air, dan menurut gue bunya juga gak terlalu nyengat. Creamy gitu." jelas Vita sambil memakan camilannya. "Nah, beda sama rokok. Asapnya itu bikin kepala gue langsung pusing. Gedeg gue kalau liat orang ngerokok."

Rama terkekeh kecil kemudian mengangguk mengerti. Cowok itu kembali menghisap vapor yang ada ditangannya. Menghembuskannya perlahan, kemudian hilang bersama tiupan angin.

"Gue agak kaget, cowok kayak lo yang bahkan bisa digolongkan ke jenis good boy, tapi ternyata ngevape."

Rama yang mendengar itu pun tertawa dalam hati. Good boy? Haha, sebegitu menyakinkan akting gue? Kayaknya gue cocok jadi pemain film. batin Rama.

"Jangan nilai orang lain cuma dari apa yang lo lihat, Vit. Cari tau juga seluk-beluknya. Siapa tau, orang itu punya sesuatu yang tersembunyi." Rama menopang tangan pada lutut, lebih mendekatkan wajahnya pada Vita.

"Tersembunyi?" beo Vita. Tanpa sadar tangannya bergerak merapikan rambut Rama yang sedikit berantakan akibat diterpa angin. Cowok itu memejamkan matanya, menikmati sentuhan lembut Vita di kepala. Wajah mereka sangat dekat, namun keduanya malah saling menikmati wajah dari sang lawan bicara. "Maksudnya?"

"Ya gitu. Di depan lo, gue kayak gini. Tapi itu gak menutup kemungkinan, kalau gue nyembunyiin sesuatu."

"Intinya lo punya rahasia, gitu?"

PERDRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang