Bab 12 |•PERDRE•|

110 10 0
                                    

Bab 12 |•PERDRE•|

🕊Happy Reading🕊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🕊Happy Reading🕊

Vita berdecak kesal dengan jari yang terus memencet remot tv. Mengganti saluran, namun ia tidak mendapatkan acara yang cocok. Jam-jam segini, acara yang ada hanyalah FTV,  sinetron, berita terkini dan semacamnya.

Dari dulu Vita hanya menyukai kartun terutama spongebob dan upin ipin. Namun saat ini tidak ada acar kartun yang terputar.

Vita tengah duduk berselonjor di sofa apartmen Rama, ditemani dengan setumpuk camilan yang tadi pagi ia beli beserta susu coklat hangat.

Tadi setelah mandi, Rama pamit pergi keluar. Saat Vita bertanya ia akan pergi kemana, cowok itu tidak menjawab dan malah nyelonong pergi begitu saja membuat gadis itu mengumpatinya terus menerus.

Vita pun meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja. Membuka sebuah aplikasi game cacing yang saat ini sedang booming di kalangan remaja juga anak-anak. Dengan membiarkan televisi tetap menyala, Vita beberapa mengumpat saat kepala cacingnya menabrak cacing milik orang lain.

Karena terlalu asik dengan ponselnya, Vita sampai tak menyadari bahwa Rama sudah kembali dengan tangan menenteng sebuah paper bag berwarna navy. Cowok itu memandang heran ke arah Vita. Pasalnya, gadis itu terus senyum-senyum sendiri sambil berkata, 'mampus kan lo! Siapa suruh ngembat makanan cacing gue!'

Rama memutar bola matanya. Ia tahu apa yang sedang Vita mainkan. Dengan tanpa rasa kemanusiaan, Rama melempar paper bag tepat mengenai wajah Vita membuat gadis itu terlonjak kaget dan menjatuhkan ponselnya.

"Lo apa-apaan sih!" Vita memandang Rama garang. Dengan cepat ia meraih ponselnya yang tergeletak di atas karpet bulu. Untung saja tidak retak. "Ini apaan lagi?"

Vita membuka paper bag yang Rama lemparkan. Dilihatnya sebuah celana jeans putih dan juga kemeja ikat berwarna kuning yang mungkin pas ditubuhnya. "Ngapain lo beli baju cewek?" Vita menatap Rama heran.

"Ganti baju lo. Gue anterin pulang."

"Dihh, lo ngusir gue?!"

"Terus lo mau sampe kapan disini?" Rama melepas jaket boombernya dan melemparkan asal ke sofa dimana Vita berbaring tadi. "Ini apart cowok, Vit."

"Ya bukannya gitu." Vita mengusap belakang tengkuknya. "Gue males dirumah. Bosen. Putri sama Mira sama-sama punya kegiatan sendiri,"

"Ya terus?" tanya Rama tidak peka.

"Ish, dasar cowok!" Vita memukul pelan lengan Rama. "Hang out kuyy."

"Ogah. Gue lagi mager." Rama membanting tubuhnya tepat disebelah Vita. Membaringkan tubuhnya dan tanpa persetujuan Vita cowok itu meletakkan kepalanya di atas paha gadis itu.

"Lo ngapain sih, Ram," Vita berusaha menjauhkan kepala Rama. Namun cowok itu tetap mempertahankan posisi yang sama sambil memainkan ponselnya. Membuka salah satu aplikasi chat, mengecek grup dengan kedua sahabatnya yang sedari ribut dan membuat notifikasi di ponsel Rama terus berbunyi.

PERDRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang