"oppa kenapa kau bersikap seperti itu, wanita jalang ini menyelingkuhimu, apa oppa belum tahu?" tanya staff tadi, ia merasa tidak mengerti dengan tingkah jiyong yang justru berbuat seperti itu
Lisa semakin mengeratkan pelukannya, takut jiyong akan marah, gadis itu juga berpikir jika jiyong belum mengetahui apa-apa
Disisi lain Dean menatap keduanya
'andaikan aku punya keberanian sepertinya' ucapnya dalam hati, begitu melihat betapa kerennya sikap jiyong barusan, ia merasa cemburu lagi untuk kesekian kalinya begitu melihat kedua insan di depannya, Dean mengepalkan tangannya kesalJiyong tersenyum pada staff tadi
"ah apa maksudmu selingkuh itu gosip yang bertebaran tadi pagi?" tanya Jiyong yang membuat orang-orang disana kaget karena jiyong sudah mengetahuinya, begitupun Lisa yang merasa tersentak di dalam pelukan Jiyong yang tanpa sadar semakin mengeratkan pelukannya, takut"oppa tahu?"
"tentu saja, agensi terus menerus menghubungiku, banyak sekali yang bertanya mengenai berita itu, jadi mana mungkin aku tidak tahu" tutur lembut jiyong namun tetap tegas
"Aku rasa Dispacth memang sedang sangat hobi mencari masalah denganku, bagaimana mungkin Lisaku selingkuh saat aku begitu mengenal siapa pria yang memeluknya semalam, tenang saja dia gadis yang setia" ucap Jiyong seolah membuat pengumuman disana, membuat beberapa orang yang sejak tadi menggunjingkan Lisa menjadi merasa bersalah pada gadis itu
"Apa kau fansku?" tanya Jiyong yang masih memeluk Lisa
"terimakasih sudah mengkhawatirkanku, tapi hubungan kami baik-baik saja, tidak ada yang berselingkuh disini, aku harap kau lebih menjaga ucapanmu, kau tahu ucapanmu barusan, sangat mengerikan untuk seorang gadis cantik sepertimu" ucap Jiyong sekenanya mencoba menyampaikan apa yang ingin ia ucapkan dengan terus terang
Jiyong melonggarkan pelukannya, membuat Lisa menatap pria itu, Jiyong tersenyum lantas mengusap air mata di pipi Lisa
"aish kau jelek sekali jika terus menangis seperti ini" goda jiyong sembari menghapus air mata Lisa dengan ibu jarinya"oppa tidak marah padaku?" gumam Lisa pelan
"kita bicarakan ini nanti, berhentilah menangis, banyak orang yang melihat kesini sekarang" bisik jiyong
"kecuali jika kau ingin foto jelekmu sedang menangis semakin banyak tersebar dimana dimana" kekehnya, membuat Lisa memukulnya pelan
Jiyong lantas mengalihkan pandangannya melihat sekitar, orang-orang masih memperhatikannya dengan Lisa, begitupun staff yang tadi memakinya, namun tak ada seorangpun yang berani membuka mulutnya
"ah maaf" ucap Jiyong yang menyadari jika Ia dan Lisa berpelukan terlalu lama di tengah-tengah mereka
Jiyong hendak melepaskan pelukannya, namun Lisa masih saja mengeratkan pelukannya
"hei berhentilah memelukku, aku baru sadar jika kita berada di tengah keramaiin" ucap Jiyong sambil tertawa "kau bisa melanjutkannya lagi nanti malam" bisik jiyong yang lagi-lagi membuat Lisa memukulnya"dasar menyebalkan" kesal Lisa yang sekarang melepaskan pelukannya, Lisa lega melihat jiyong ada disana, gadis itu lega karena jiyong tidak meninggalkannya, pria itu justru datang kesana untuk membelanya membuat ia semakin merasa bersalah
Jiyong membungkuk meminta maaf karena sudah membuat kehebohan disana, setelah itu ia lantas menyuruh manajer Lisa untuk membawa gadis itu pergi dari sana
"aku akan menyapa yang lainnya sebentar, tunggulah di ruang tunggumu, aku akan kesana nanti" ucap Jiyong, Lisa menggeleng, ia ingin Jiyong ikut dengannya saat itu juga"aku benar-benar akan menyusulmu, aku janji, hanya menyapa mereka sebentar" ucap Jiyong lagi, mencoba meyakinkan Lisa
"bawa dia pergi" ucap Jiyong pada manajer Lisa, yang akhirnya dengan terpaksa membuat Lisa mau tidak mau pergi dari sana
Taecyeon yang mengerti keadaan menyuruh orang-orang yang sejak tadi berkumpul untuk bubar, setelah itu ia ikut meminta maaf pada Jiyong karena ucapan staffnya tadi benar-benar keterlaluan, dia bahkan berjanji akan memberikan hukuman pada staff tersebut namun jiyong bilang tidak perlu, buat saja ia meminta maaf pada Lisa karena ucapannya, Jiyong tidak ingin seorang VIP kehilangan pekerjaannya karena ia mengkhawatirkan Jiyong
Setelah berbasa basi sebentar dengan Taecyeon dan Mino, Jiyong pun datang menghampiri Dean yang tengah duduk bersama Zico
"kau punya waktu?" tanya Jiyong to the point padanya, membuat pria yang tadi tengah melamun memperhatikan ombak itu, serta zico yang tengah memainkan ponselnya mengalihkan pandangannya menatap jiyong
"bukankah kita harus membicarakan sesuatu?" ucap Jiyong, terdengar sangat dingin
"ayo bicara di tempat lain"Dean masih menatap jiyong malas
"aku tidak punya sesuatu untuk di bicarakan denganmu""benarkah? Kalau begitu haruskah aku mengatakannya disini? Di depan temanmu?" tanya Jiyong yang melirik Zico dengan ekor matanya
"kau pria yang memeluknya bukan?" ucap Jiyong yang sukses membuat Dean bangun, lantas berjalan mendahuluinya, mengajak jiyong ke tempat yang tidak begitu ramai, namun dengan sigap Jiyong mengusulkan, menyuruh Dean mengikuti langkahnya, di belakang Taehee mengikuti mereka, ia tidak ingin jiyong melakukan hal yang tidak-tidak
"kau masih mencintainya?" tanya Jiyong pada pria yang kini duduk dihadapannya, mereka kini ada di ruang tunggu milik Mino, Jiyong sudah meminta izin pada pria itu sebelumnya
"ya" ucap Dean sekenanya, membuat Jiyong menghela nafasnya kasar, lantas tertawa sumbang, ia mengeluarkan rokoknya, menyalakannya kemudian menghisap rokok itu perlahan
Jiyong menuangkan minuman, yang ada di meja, Matanya menatap Taehee memberi kode pada pria itu untuk meninggalkan mereka berdua disana
"pergilah, tunggu kami di depan" ucap Jiyong membuat Taehee sedikit ragu, namun tetap melakukan apa yang jiyong perintahkanSetelah itu Jiyong meminum minumannya, kembali menatap Dean tajam
"Apa kau tidak punya sesuatu untuk dikatakan padaku?"
"tidak, memangnya apa yang harus ku katakan padamu?"
Jiyong berdecih
"aku rasa kau memang tidak tahu malu""aku hanya melakukan tugasku" ucap Dean membuat emosi Jiyong terpancing
"Tugas mu?" kekeh Jiyong
"kau memeluknya sialan, bukankah seharusnya kau meminta maaf sekarang, bagaimana bisa kau dengan tidak tahu malu nya memeluk kekasih orang?!" ucap Jiyong penuh penekanan
Dean tersenyum miris
"aku hanya mencoba menenangkannya ketika menangis, bukankah kau terlalu berlebihan?"jiyong menundukkan kepalanya, meremas gelas yang tengah di pegangnya, kemudian menghela nafasnya kasar
"kau membuatnya terlibat scandal" ucap Jiyong pelan namun masih bisa di dengar Dean
"jika kau benar-benar mencintainya seharusnya kau berpikir panjang tentangnya, bagaimana mungkin kau melakukan sesuatu yang bisa merugikannya"
"bukankah aku pernah memperingatkanmu sebelumnya?" jiyong mengangkat kepalanya yang sebelumnya menunduk, matanya menatap Dean tajam
" Aku tidak suka milikku di sentuh oleh orang lain"
Dean diam, aura yang Jiyong pancarkan benar-benar mengintimidasinya, bukan karena suara Jiyong membentak bentaknya, ia hanya bersuara pelan yang penuh penekanan tapi sukses membuat aura di sekitar ruang tunggu itu jadi mencekam
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Love [End]
FanfictionSiapa yang peduli? Buat seolah ini memang benar I love this Fake love- Lalisa