"Fil? Les? Apa kalian pernah ada hubungan?."
Pertanyaan selfi tersebut berhasil membuat lesti bungkam dan Fildan yang tak bisa menyembunyikan raut keterkejutannya.
"Apa maksud kamu? Aku dan lesti baru saja saling mengenal. Jadi ngga mungkin kita pernah ada hubungan. Aku.. aku ngga kenal dia sebelumnya." Jelas fildan berusaha meyakinkan.
"Udahlah fil. Aku tau semua." Timpal selfi.
Suara fildan seakan tercekat di tenggorokan. Tak tau harus menjawab apa lagi. Fildan menoleh ke Lesti berusaha meminta bantuan untuk mengelak. Namun lesti hanya menundukkan kepalanya karena merasa bersalah.
"Apa yang kamu tau? Aku bener bener baru mengenal lesti. Iya kan?" Tanya fildan mencari pembelaan dari lesti.
"Maaf.." lirih Lesti.
Jawaban Lesti semakin membuat fildan kebingungan dan Selfi yang mendengar Jawaban Lesti hanya tersenyum getir.
"Aku bertanya les. Kenapa kamu minta maaf?." Heran fildan.
"Sudahlah fil. Sekali kamu berbohong. Seterusnya akan seperti itu." Sela selfi dengan suara melemah.
Fildan mengalihkan pandangannya kepada selfi. Berusaha mendekat untuk menjelaskan semuanya.
"Aku ngga bohong sel." Ujar fildan dengan menggenggam tangan selfi.
Lesti tetap setia dengan bungkam nya. Tak tau harus melakukan apa. Ia sendiri bingung. Jika disandingkan dengan posisi selfi saat ini, Lesti jugalah korban dan seharusnya Lesti marah pada selfi karena dialah fildan meninggalkannya. Tapi sekarang justru berbanding balik. Lesti tak bisa marah pada selfi karena bagaimana pun selfi pernah memyelamatkan. Dan hati Lesti pun Seakan tak ingin membenci selfi.
"Aku udah tau fil, ngga usah bohong segala. Aku udah denger semuanya." Ujar selfi dengan mata berkaca-kaca.
"Denger semuanya?."
"Iya aku denger semuanya." Jelas Selfi yang semakin membuat fildan kebingungan.
Sebelum fildan kembali ingin mengeluarkan suaranya. Suara pintu terbuka lebih dulu mendahului nya.
Semua pasang mata langsung menatap kearah ambang pintu. Dan disanalah berdiri seorang suster."Maaf, ini sudah waktunya nona selfi istirahat." Ucap suster tersebut sopan.
"Aku mau istirahat. Kalian sebaiknya pergi." Timpal selfi dengan memalingkan wajah nya.
Ingin rasanya fildan tetap berada di ruang tersebut untuk segera menyesaikan masalah ini. Tapi ia urungkan niatnya, ia tak boleh egois. Fildan harus mengerti bahwa kondisi selfi saat ini membutuhkan banyak istirahat.
🌟🌟
Diluar ruangan rawat selfi, Fildan terlihat frustasi memikirkan pertanyaan selfi beberapa waktu lalu. Ia masih tak mengerti Mengapa selfi bisa tiba tiba menanyakan hubungan nya dengan lesti.
Fildan beralih menatap lesti yang kini tengah duduk di bangku yang sama dengannya namun sedikit jauh jarak antara mereka.
"Les?" Panggil fildan.
Lesti nampaknya masih sibuk dengan pikirannya yang menerawang jauh entah kemana, sampai ia tak mendengar kan panggilan fildan.
"Les?!." Panggil fildan sedikit lebih keras dan itu berhasil membuat lesti tersadar dari lamunan nya.
"Iya fil?." Reflek lesti.
"Mikir apa?"
"Nggapapa kok."
Fildan yang mendengar jawaban lesti seperti teringat akan ucapan maaf gadis itu saat berada di dalam ruang rawat selfi tadi.
Baru saja sebuah kata ingin terlontar dari bibir Fildan. Ucapan lesti Lebih dulu menghentikan niatnya.
"Selfi sakit apa sebenernya?". Tanya lesti yang kini sudah menatap fildan.
Terdengar helaan nafas berat fildan sembelum akhirnya ia berucap.
"Selfi sakit gagal ginjal." Jawab fildan lesu.
Lesti tak bisa menyembunyikan raut terkejutnya.ia tak menyangka jika gadis seceria dan sebaik Selfi bisa mengidap penyakit seperti itu.
"Gagal ginjal?" Ulang lesti memastikan jika indera pendengarannya tak salah dengar.
Fildan hanya menganggukkan Kepala nya lemah merespon perkataan lesti.
Lesti nampaknya masih terkejut atas pernyataan fildan mengenai penyakit selfi. Terbukti dengan posisi lesti yang kini tengah menatap kosong udara yang berhembus. Seakan mencari suatu jawaban disana.
"Selfi menderita gagal ginjal semenjak 5 tahun yang lalu. Setiap 1 minggu sekali dia harus melakukan cuci darah. Tapi akhir akhir ini Seakan lelah dengan rutinitas nya itu. Selfi bahkan mulai berani makan makanan yang seharusnya ngga boleh dia konsumsi. Padahal aku udah sering ngingetin bahkan ngelarang dia tapi selalu ia abaikan." Jelas fildan.
Penjelasan fildan yang tanpa diminta itu berhasil membuat hati dan pikiran lesti berkecamuk beradu. Hati Lesti tergores mendengar penjelasan fildan yang seolah sangat perduli dengan selfi. Dan tanpa sepengetahuan fildan, air mata lesti sudah berkumpul di pelupuk mata gadis itu dan Kapan pun bisa saja meluncur bebas.
"Separah apa keadaan nya?." Tanya lesti pelan.
"Akhir akhir ini kondisinya menurun. Mungkin karena dia makan makanan yang ngga sehat untuk kondisinya." Jawab fildan lemah mengingat bagaimana tadi selfi merintih kesakitan.
"Kamu khawatir?" Tanya Lesti kembali berusaha menahan suaranya agar tak bergetar.
"Siapa yang ngga khawatir melihat kondisi orang yang Kita sayang seperti itu."
Jawaban fildan sukses membuat air mata lesti meluncur bebas membasahi pipinya. 'orang yang kita sayang?' lagi lagi ucapan fildan berhasil menggoreskan luka yang lebih dalam di hati Lesti. Entah fildan menyadari nya atau tidak! Tapi itu sangat menyakiti lesti.
Lesti menghapus air matanya dengan cepat sebelum akhirnya ia kembali berucap.
"Kalau aku yang sakit dan terbaring disana? Apa kamu peduli?" Ujar Lesti dengan masih menatap lurus kedepan.
"Aku udah bilang kan! Kamu dan Selfi itu beda. Kamu ngga mungkin akan terbaring disana karna kamu ngga sakit! Jangan menanyakan hal bodoh seperti itu!" Kesal fildan atas pertanyaan Lesti.
Lesti tersenyum kecut mendengar jawaban fildan.
"Kenapa kamu kesal? Aku hanya bertanya."
"Pertanyaan kamu ngga penting!"
"Oh aku baru inget kalo aku bukan siapa siapa kamu lagi. Ya jelas aku ngga penting."
Kalimat lesti berhasil membuat fildan menatap kearah nya.
"Kenapa? Benar kan?!" Lanjut lesti yang kini juga sudah menatap fildan.
Fildan bisa merasakan jika gadis dihadapannya ini tengah terluka. Akan sangat bodoh jika fildan tak bisa merasakan sorot mata penuh kesedihan milik lesti.
"Kalian sama sama penting. Ngga ada yang ngga penting!" Ucap fildan.
"Terimakasih atas kalimat penenangnya." Sahut lesti disertai senyum mirisnya.
"Aku ngga mau bahas ini lagi. Dan ingat jangan pernah samakan keadaan kamu dengan Selfi lagi. Kalian jelas berbeda." Kecam fildan.
Hening.
Lesti kembali bungkam dan fildan sibuk dengan pikirannya sendiri.
Hanya suara angin yang berhembus yang memecah keheningan diantara fildan dan lesti.Lesti terdengar menghembuskan nafas berat nya Seakan lelah dengan keadaan yang ia hadapi saat ini.
"Kamu bisa bilang kalo aku ngga akan bisa terbaring disana karna aku ngga sakit, tapi siapa yang tau takdir tuhan?."
_____________________________
Hola mantenan ♥️ makasih dah mampir dan meninggalkan jejak di cerita gaje ku ini 😴
Maap lama ngga update 🙁
Gimana kesan pesan kalian baca part ini?
Spam komen yhak 😄
Salam sayang author 💦
AlfiyaturRohmania 🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
love scenario
FanfictionIni adalah kisah dimana begitu rumitnya scenario kehidupan dan cinta yang Tuhan berikan untuk kita jalani. •••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• Hai ini cerita ku pertama di wattpad jadi maklumin kalo ngga jelas dan ngga bagus. wkwkwk. Se...