Bagian 23

485 64 27
                                    


Sudah satu minggu lebih Lesti menjalani perawatan di rumah sakit. Selama itu juga Fildan selalu berada menemani nya. Hubungan Fildan dan Lesti sendiri semakin dekat kian hari. Mereka seakan kembali menjadi sepasang kekasih meski nyatanya mereka masih saling gengsi untuk kembali mengakui rasa mereka.

Fildan sangat telaten dan sabar dalam merawat Lesti. Seperti pagi ini, ia kembali menyuapi Lesti makan. Hal yang dilakukan Fildan pun cukup membuat hati Lesti menghangat.

"Tinggal satu suap lagi. Ayo aaaa" ucap Fildan sembari menyodorkan sendok ke hadapan Lesti.

Dengan senyum yang mengembang meski hanya senyum tipis, Lesti membuka mulutnya menerima suapan terakhir dari Fildan.

"Bagus udah habis." Seru Fildan menatap Lesti lembut dan memberikan Lesti minum.

Setelah memberikan Lesti minum, tangan Fildan terulur, membersihkan sudut bibir Lesti yang terdapat sedikit sisa makanan. Sedangkan Lesti hanya diam menerima perlakuan Fildan.

Untuk persekian detik keheningan mulai menyerang di antara mereka.
Lesti sibuk terdiam memperhatikan Fildan, sedangkan Fildan sendiri sibuk melamun, ntah apa yang tengah ia pikirkan.

Tanpa Lesti sadari, senyumnya kini perlahan mengembang ketika ia kembali mengingat perlakukan Fildan kepadanya. Entah mengapa hatinya merasa bahagia ketika mengingatnya.

"Les?" Panggil Fildan.

Fildan mengernyit kan dahinya bingung karena melihat Lesti yang tengah tersenyum menatap nya namun pandangan nya kosong, sepertinya Lesti melamun.

"Les?" Panggil Fildan kali ini lebih keras.

"Hah? Iya." Lesti mengerjap.

"Kamu nglamun? Mikirin apa kamu senyum senyum sendiri?." Tanya Fildan penasaran.

Lesti memandang Fildan, mengunci tatapan nya di manik mata Fildan.
Tangan Lesti terangkat meraih tangan kanan Fildan dan menggenggam nya. Seperti nya belakang ini saling menggenggam adalah hobi baru mereka. Lesti tersenyum lembut kepada Fildan.

"Kamu tau Fil, dulu setelah hubungan kita berakhir, aku pikir aku akan menjalani sisa hidup ku sendiri tapi ternyata Tuhan punya rencana lain. Meski pun sekarang kita hanya sahabat tapi aku bersyukur di sisa hidupku kamu masih disini menemani aku. Makasih Fil untuk kebahagiaan yang sederhana ini." Ucap Lesti tulus dengan air mata yang entah sejak kapan sudah mengalir di pipinya.

Mendengar ucapan Lesti, Fildan tak dapat menahan dirinya untuk tidak merengkuh tubuh gadis dihadapannya kini.

Fildan memeluk Lesti dengan erat, tangannya dengan lembut mengusap Surai hitam legam milik Lesti.

"Berapa kali aku harus bilang? Jangan pernah mengucapkan terimakasih. Karena ini memang sudah menjadi tugas aku buat jagain kamu." Ucap Fildan lembut.

Lesti terdiam, matanya terpejam. Pelukan Fildan memang selalu jadi tempat bersandar paling nyaman untuknya.

...

Fildan berjalan menuju ruang dokter karena beberapa menit yang lalu seorang suster memberitahu nya jika dokter tengah menunggu nya.

Setelah mengetuk pintu, suara di dalam sana mempersilakan Fildan untuk masuk. Fildan masuk kedalam ruangan dokter dengan perasaan yang sebenarnya harap harap cemas.

"Tuan Fildan? Silahkan duduk." Ucap dokter yang bernametag Rani tersebut.

Fildan mengangguk kemudian mulai duduk di hadapan dokter Rani.

"Begini tuan."

"Maaf dok, panggil Fildan saja." Potong Fildan sopan.

"Baiklah, jadi ini adalah laporan hasil pemeriksaan saudari Lesti Minggu ini." Ucap dokter Rani dengan menyodorkan map biru kepada Fildan.

Fildan menatap map dihadapannya dengan lekat, entah apa yang tengah Fildan pikirkan. Hingga di menit selanjutnya Fildan mulai membuka map tersebut dan membaca nya dengan teliti.

Fildan terdiam, pandangannya teralih menatap dokter Rani. Sedangkan yang ditatap hanya bisa menghela nafas berat.

"Kita sudah berusaha tapi ini adalah hasil nya. Leukemia Lesti telah sampai di stadium 4. Jika saja ia menjalani pengobatan dan perawatan lebih awal saat penyakit nya belum separah ini, mungkin kita masih bisa. Sekarang hanya keajaiban Tuhan yang bisa menolong nya." Jelas dokter Rani.

Fildan masih mematung, hatinya begitu sakit mendengar pernyataan ini.

"Saya harap kamu selalu membuat nya bahagia dan selalu support diia. Hanya itu yang bisa kamu lakukan. Besok kita akan mulai melakukan kemoterapi." Nasehat dokter.

"Tapi dia pasti sembuh kan dok?" Tanya Fildan dengan harapan dokter akan menjawab iya.

"Saya tidak bisa menjanjikan apapun."

Helaan nafas Fildan kembali terdengar. Seperti nya ia benar benar terpukul akan keadaan.

"Baik dok kalau begitu saya permisi." Pamit Fildan kemudian mulai melangkah dengan lemah keluar ruangan.

....

Fildan kembali ke ruang rawat Lesti dengan lemas, otaknya masih berusaha untuk mencari jalan keluar untuk menyembuhkan Lesti.

Pintu ruang rawat Lesti terbuka. Dan didalam sana Fildan melihat Lesti yang tengah melamun. Dengan hati hati Fildan melangkah mendekati.

"Les?" Panggil Fildan dan menyadarkan Lesti dari dunianya.

Lesti menoleh dan mendapatkan Fildan tengah berdiri di sisi ranjang nya. Lesti dapat menangkap wajah lesu dari Fildan dan itu membuat dirinya membuka suara.

"Gimana?" Tanya Lesti lembut.

Fildan tersenyum, "baik baik saja dan Besok kamu akan mulai melakukan kemoterapi."

"Kemoterapi?" Ulang Lesti lirih dengan senyum mirisnya.

Hati Fildan kembali sakit saat melihat Lesti yang sepertinya sudah pasrah dengan keadaan.

"Kamu harus semangat. Lesti pasti sembuh."ucap Fildan menyemangati Lesti.

Lesti masih diam tak tahu harus berkata apa dan hal itu membuat Fildan semakin tak tenang.

"Aku mau istirahat Fil." Ucap Lesti setelah keterdiaman nya.

Fildan mengangguk kemudian membantu Lesti merapikan bantalnya dan berbaring.

"Kamu jangan lupa makan." Ingat Lesti.

Fildan tersenyum tipis dan kembali mengangguk kecil.

"Aku tidur dulu."

"Aku akan nungguin kamu disini dan jagain kamu." Ungkap Fildan dengan mengusap lembut puncak kepala Lesti.

Lesti tersenyum dan perlahan memejamkan matanya, ia pun mulai menyelami alam bawah sadar nya.

_____________________________________

Holaaaa👋

Woahhh udah part 23 aja nihh👏
Ending semakin dekat gaess!

Btw kalian mau cerita ini sad ending apa happy ending?

makasih dah mampir dan meninggalkan jejak di cerita gaje ku ini 😴

Gimana kesan pesan kalian baca part ini?

Spam komen yhak 😄

 .     Salam sayang author
       AlfiyaturRohmania

love scenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang