"Aku akan ngejelasin semua tapi maaf aku ngga bisa kembali."
Setelah mengucapkan kalimat ambigu itu kepada Lesti. Fildan melepaskan cengkeramannya dari kedua bahu Lesti. Fildan juga memutuskan kontak matanya dengan Lesti. Dia membawa tubuh nya bersandar pada pagar pembatas rooftop.
Lesti hanya diam mengperhatikan apa yang akan Fildan katakan. Siap tidak siap Lesti harus mempersiapkan hatinya lagi jika ia akan terluka untuk kesekian kali.
"Aku-"
"Tunggu!"
Baru saja Fildan mengucapkan satu kata namun sudah disela oleh Lesti. Fildan menatap Lesti, ia mengerutkan dahinya bingung.
Fildan tak mengerti dengan maksud kata Lesti 'tunggu' tadi.Lesti tau keputusannya ini mungkin salah. Namun mau bagaimana lagi? Sekuat apapun apapun Lesti mempersiapkan hatinya untuk mendengar penjelasan Fildan. Hatinya tetap masih rapuh dan belum bisa untuk mendapatkan luka baru lagi. Apalagi setelah mendengar kalimat ambigu Fildan tadi.
"Apa? Bukan nya selama ini kamu selalu meminta penjelasan? Sekarang aku sudah siap menjelaskan Lesti." Ujar Fildan.
Terlihat Lesti yang melangkah maju mendekat kearah Fildan dengan ragu. Gadis itu ikut menyadarkan tubuhnya di pagar pembatas rooftop. Fildan hanya menatap heran Lesti menunggu Jawaban gadis itu.
"Aku.. aku ngga bisa fil. selama ini aku memang selalu berharap akan penjelasan dari kamu. Alasan kamu mutusin aku waktu itu lalu ninggalin aku sendiri di taman kota itu. Tapi.." Lesti menjeda ucapan
"Oke aku akan njelasin semua sekarang. Tapi apa?" Sela Fildan di tengah ucapan Lesti.
Lesti menundukkan kepalanya . Mencoba berpikir lebih matang lagi akan keputusan ini. Kemudian setelah itu ia kembali mengangkat kepalanya sebelum akhirnya berujar.
"Tapi aku belum siap mendengar penjelasan kamu. Aku takut. Hatiku masih belum bisa menerima luka baru lagi." Ungkap Lesti lemah.
Fildan terkejut? Tentu saja. Ketika dirinya sudah siap menjelaskan semuanya mengapa gadis ini malah berubah pikiran? Bukankah dia begitu labil?!
Begitu pikir Fildan!"Kenapa? Bukankah kamu yang selalu menuntut penjelasan. Lalu sekarang?" Tanya Fildan masih tak yakin akan kalimat yang didengarnya tadi.
"Maaf. Aku belum siap."
Fildan yang mendengar itupun hanya bisa diam. Meski pun ia masih ingin bertanya namun ia urungkan kala melihat mata Lesti yang sudah berkaca kaca. Ia tak ingin memaksa Lesti Untuk mendengar kan penjelasan nya.
Hening !
Tak ada percakapan antara dua insan yang kini tengah menyandarkan tubuhnya pada pagar pembatas rooftop. Keduanya sama sama diam menikmati angin yang berhembus menerpa kulit mereka. Mata mereka mungkin tengah menatap hiruk pikuk kehidupan dibawah sana. Namun tidak dengan pikiran mereka yang entah berlayar kemana.
"Jadi sekarang harus bagaimana?" Tanya Lesti setelah sekian lama bungkam.
Fildan menoleh menatap Lesti yang tadi bertanya namun tak sedikit pun mengalihkan pandangan nya.
"Semua terserah padamu. apa keputusan mu." Jawab Fildan yang kembali menatap lurus kedepan.
Lesti kembali diam. Mencoba mencari jawaban atas pertanyaan sendiri.
"Aku belum bisa memutuskan apapun saat ini. Aku masih bingung." Ujar Lesti
"Maaf kan aku." lanjut Lesti lirih kemudian menegakkan tubuhnya kembali sebelum akhirnya melangkah pergi meninggalkan Fildan sendiri di rooftop itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
love scenario
FanfictionIni adalah kisah dimana begitu rumitnya scenario kehidupan dan cinta yang Tuhan berikan untuk kita jalani. •••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• Hai ini cerita ku pertama di wattpad jadi maklumin kalo ngga jelas dan ngga bagus. wkwkwk. Se...