"Selfi !!" Pekik lesti ketika melihat tubuh selfi tiba tiba tumbang . Lesti seketika langsung panik dan semakin mempercepat larinya untuk menghampiri selfi.Sampai nya lesti ditempat selfi pingsan. Lesti kemudian mengangkat kepala selfi dan menjadikan pahanya sebagai tumpuan kepala selfi.
"Selfi kamu kenapa? Bangun sel." Panik lesti yang melihat selfi pingsan.
Tempat selfi dan lesti berada sekarang cukup sepi dan hal itu membuat lesti kelimpungan untuk mencari bala bantuan.
"Aduhh gimana ini?. Selfi bangun sel." Ucap lesti semakin panik dengan menepuk pelan pipi selfi. Berharap gadis itu segera tersadar.
"Selfi kenapa?!"
Di saat lesti sedang kebingungan sendiri. Sebuah suara mengejutkannya. Namun ia bersyukur karena ketika menoleh ia mendapati fildan berada di belakangnya.
"Fildan? Selfi.."
"Awas!"
Fildan terlihat cemas melihat keadaan selfi. Sampai ia tak sadar jika sudah mendorong lesti agar ia lebih leluasa memberikan pertolongan untuk selfi.
Tubuh lesti yang di dorong oleh fildan terhuyung kebelakang."Sel? Selfi ?bangun sel?." Cemas fildan mengambil alih selfi dari lesti.
"Fil.. Sa..sakit." rintih selfi dengan memegang perutnya.
Tanpa babibu fildan langsung membawa selfi kedalam gendongannya dan segera menuju ke parkiran mencari mobilnya.
Fildan masih tak sadar telah meninggalkan lesti yang masih duduk terdiam di aspal akibat dorongannya tadi.Lesti menatap nanar kepergian fildan sebelum akhirnya iapun bangkit.
🌟🌟
Fildan langsung melajukan mobilnya membelah kepadatan kota jakarta.
Ia sesekali menengok kearah belakang untuk memastikan keadaan selfi di bangku belakang bersama lesti.Tak butuh waktu lama, fildan akhirnya sampai dirumah sakit. Ia segera meminta bantuan kepada petugas dirumah sakit itu untuk segera menangani selfi.
Fildan dan lesti berlari kecil untuk mensejajarkan langkah mereka dengan ranjang dorong yang di tempati selfi. Lesti sendiri memilih menyingkirkan egonya tentang fildan terlebih dahulu. Dan lebih mementingkan keadaan selfi.
"Maaf, sebaiknya kalian tunggu disini." Pinta seorang suster setelah sampai di depan ruang UGD.
"Lakukan yang terbaik untuk dia sus." Ujar fildan dan diangguki oleh suster tersebut.
Fildan menghembuskan nafasnya gusar seiring dengan tertutup nya pintu UGD , Fildan terhalihat sangat cemas akan keadaan selfi dan Lesti menyadari itu.
"Secemas itukah kamu?"
Entah mendapatkan keberanian dari mana lesti mengucapkan pertanyaan itu.
Fildan menatap lesti sekilas kemudian berlalu untuk duduk dibangku tunggu.
"Kamu ngga tahu apa apa makanya kamu tanya gitu." Jawab fildan.
"Ya mungkin emang aku ngga tahu apa apa, tapi apa kalo aku ada diposisi selfi kamu bakal cemas juga?" Sinis lesti.
"Jangan samakan posisi kamu dan selfi!" Jawab fildan berusaha tenang.
Hening.
Tak ada lagi yang terucap. Baik fildan maupun Lesti sama sama membisu, sibuk dengan pikirannya masing masing.
Fildan memandang pintu UGD dengan harap harap cemas. Perasaan nya bercampur aduk.
"Kamu kuat sel, aku yakin kamu bisa melewati ini semua." Gumam fildan.
"Melewati apa?" Tanya lesti bingung karena samar samar mendengar fildan berucap.
"Melewati apa fil? Bukannya selfi hanya pingsan ?" Imbuhnya.
"Selfi.."
Ceklek ...
Ucapan fildan terpotong karena pintu UGD yang terbuka. Ketimbang menerus kan ucapannya, fildan memilih bangkit dan menghampiri dokter yang keluar dari ruang tersebut.
Meski sedikit kesal karena fildan tak melanjutkan ucapannya. Lesti tetap ikut bangkit untuk mengetahui kondisi selfi.
"Gimana dok?" Tanya fildan khawatir.
"Pasien baik baik saja. Hanya saya sepertinya dia kelelahan. Jaga dia jangan sampai hal seperti ini terulang lagi. Karena kondisi fisik pasien semakin melemah." Jelas dokter kemudian berlalu.
Leati hanya diam mencoba memahami arti kata doter. Begitu banyak pertanyaan yang ingin ia ketahui jawaban nya.
"Fil? Apa maksud kondisi selfi melemah?" Tanya lesti bingung.
Bukannya menjawab pertanyaan lesti. Fildan justru teringat akan suatu hal yang sedikit menganjal baginya.
"Tunggu ! Sebelum nya aku ada pertanyaan untuk kamu les. Kenapa kamu dan selfi bisa sampe lari larian di restoran tadi.?" Tanya fildan.
"Itu.. selfi .."
"Tuan fildan? Nona selfi memanggil mu didalam." Sela seorang suster yang mengakibatkan terhentinya ucapan lesti.
Fildan mengangguk kan kepalanya sebagai respon kemudian segera masuk ke ruangan dan melupakan jika ia sedang menunggu jawaban lesti.
🌟🌟
"Gimana keadaan kamu? Apa yang sakit?" Tanya fildan setelah sampai di samping selfi.
"Ngga ada."
"Beneran?" Tanya fildan memastikan.
"Iya fil. Dimana lesti?"
Selang beberapa detik setelah selfi menanyakan kehadiran lesti?.
Lesti pun datang."Pas banget kamu udah ada disini. Aku mau ngomong sama kalian berdua." Ujar selfi dengan menatap fildan dan lesti secara bergantian.
"Kamu? Kamu udah ngga marah sel?" Tanya lesti hati hati.
Selfi hanya tersenyum simpul menanggapi pertanyaan lesti. Sedangkan fildan dibuat bingung dengan situasi sekarang.
"Fil? Les? Aku mohon jangan ada kebohongan lagi. Apa kalian pernah ada hubungan?"
______________________________
Hola mantenan ♥️ makasih dah mampir dan meninggalkan jejak di cerita gaje ku ini 😴
Maap lama ngga update 🙁
Gimana kesan pesan kalian baca part ini?
Spam komen yhak 😄
Salam sayang author 💦
Alfiyatur Rohmania 🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
love scenario
Fiksi PenggemarIni adalah kisah dimana begitu rumitnya scenario kehidupan dan cinta yang Tuhan berikan untuk kita jalani. •••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• Hai ini cerita ku pertama di wattpad jadi maklumin kalo ngga jelas dan ngga bagus. wkwkwk. Se...