Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tilt company. Selalu terasa sibuk dan padat setiap harinya. Karyawan yang berlalu lalang membawa berkas, ada pula yang membawa laptop, dan masing-masing melakukan aktifitas mereka.
Para karyawan di tilt company memang terlatih untuk berdedikasi pada pekerjaan masing-masing dan tentu saja otak dibalik semua itu adalah oh sehun.
Pria berwajah dingin itu memang selalu tegas untuk urusan pekerjaannya. Seperti siang ini, oh sehun masih berkutat dengan berkas dan layar pc dihadapannya. Tak memperdulikan bahwa saat ini sudah saatnya untuk makan siang.
Jika saja pintu ruang kerjanya tidak terbuka dan menampakkan seorang pria dengan balutan sweater kuning yang dipadukan dengan blouse putih yang terkesan santai yang kini tengah berjalan menghampiri meja kerja sehun dan langsung duduk dihadapan sehun yang masih setia mengarahkan fokusnya pada pekerjaannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Yeoksi. Oh sehun yang gila kerja." Gumam jongin sengaja menyindir pria yang nampak serius dengan layar pc dihadapannya.
"Berhentilah terlihat seperti pemuda pengangguran yang tidak memiliki pekerjaan. Orang-orang tidak akan tahu jika kau adalah seorang pengacara hebat dan terkenal jika kau terus berpenampilan seperti ini, jongin-ah" hanya itu yang diucapkan sehun atas balasan dari sindiran jongin.
Jongin terkekeh atas penuturan sahabatnya itu.
"Tidak apa-apa jika tidak ada yang mengetahui siapa aku. Lagi pula aku melakukan pekerjaanku karna memang aku menyukainya, bukan untuk mencari pengakuan dari orang lain."
"Lagipula, aku bisa membedakan kapan aku harus terlihat seperti seorang pengacara, dan kapan aku harus terlihat seperti seorang kim jongin"
Kalah telak. Sehun yakin bahwa saat ini pria berkulit tan itu tengah menyindir dirinya yang sehun sadari tidak bisa membagi waktunya untuk bekerja maupun untuk kehidupannya sendiri.
Menghela nafas berat, sehun melepas tangannya dari atas keyboard pc kemudian ia mengalihkan tatapnya pada pria yang duduk dihadapannya itu.
"Baiklah. Kau menang. Apa yang kau inginkan huh?" Tanya sehun dengan nada malasnya melihat wajah jongin yang menampakkan senyum evil kemenangan.
