Happines

Thirty two

Oh minsuk mengerjap. Kedua mata yang sudah terpejam sejak kemarin malam, perlahan mulai terbuka.

Hal pertama yang ia dapatkan adalah seorang gadis yang tengah membaringkan kepalanya disisi tubuhnya yang berbaring lemah itu.

Oh minsuk tidak perlu menebak siapa gadis itu, karna ia sudah yakin bahwa itu adalah irene.

Namun, yang minsuk bingungkan adalah ia tidak melihat keberadaan sehun disekitar ruangan rawatnya.

Jika irene tahu bahwa dirinya tengah dirawat, maka seharusnya sehun juga sudah mengetahui hal itu. Lalu, dimana keberadaan putra semata wayangnya itu?

Oh minsuk belum selesai dengan pertanyaannya ketika ia merasakan pergerakan disisi lengannya ketika irene mulai mengangkat kepalanya.

"Eoh, appa? Syukurlah appa akhirnya sadar. Kami semua mengkhawatirkan appa." irene terlihat bahagia melihat oh minsuk yang kini membuka kedua matanya dan menatap kearah dirinya

"Tunggu sebentar. Biar irene panggilkan dok—"

Irene baru saja akan beranjak dari posisinya untuk memanggilkan dokter untuk oh minsuk. Namun, pria itu lebih dulu menahan tangan irene.

"Tidak apa-apa. Tidak perlu memanggil dokter"

Irene pun menurut. Ia akhirnya kembali duduk dengan tenang disisi ranjang oh minsuk.

"Appa butuh sesuatu? Mau irene ambilkan air?" Tawar irene namun oh minsuk tidak menjawabnya. Pria paruh bayah itu terlihat mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan.

Irene mengerti dan tahu bahwa oh minsuk pasti mencari keberadaan sehun.

"Sehun sedang keluar sebentar. Sebentar lagi dia—"

Ucapan irene terhenti seketika, saat pintu ruangan tiba-tiba terbuka. Dan disana nampaklah seorang pria dengan sweater dan dipadukan dengan topi berwarna senada dengan sweaternya tengah membawa dua buah bungkusan.

Pria itu dengan tenang berjalan menghampiri ranjang oh minsuk dan meletakkan bungkusan yang ia bawa keatas nakas yang terletak tidak jauh dari ranjang oh minsuk.