Fourteen

1.8K 205 11
                                    

❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


❤️

Sehun melajukan mobilnya seperti orang kesetanan. Entah apa yang membuatnya ingin cepat-cepat sampai ditempat tujuanya. Sehun sendiri bingung pada dirinya sendiri, kenapa ia bisa dikuasai emosi seperti ini.

Sehun berhasil memarkirkan mobilnya dipelataran sebuah gedung tinggi. Tanpa fikir panjang, sehun segera membawa tubuhnya masuk kedalam lobi gedung itu.

"Permisi tuan, apa ada yang bisa saya bantu?"

Sehun melewati begitu saja meja receptionist. Dia tidak berniat untuk repot-repot menjawab sapaan receptionist itu

Dengan langkah yang panjang dan terburu-buru, sehun memencet tombol lift dengan angka 10. Hanya butuh beberapa menit dan sehun sampai dilantai tujuannya.

Sehun langsung membawa langkahnya menuju sebuah ruangan dengan tulisan chief president terpasang didepan pintu tersebut. Tanpa perlu mengetuk terlebih dulu, sehun langsung membuka pintu ruangan tersebut.

Disana sehun bisa melihat seorang wanita yang tengah berkutat dengan pekerjaannya didepan layar pc. Didepan mejanya terdapat sebuah papan kecil bertuliskan jennie kim

Sehun melangkah masuk tanpa permisi.

"Eoh, sehun-ah. Ada apa? Apa ada hal penting yang ingin kau sampaikan sampai harus datang langsung ke kantorku? Padahal kau bisa menghubungi sekertarisku saja jika—"

"Apa maksudmu dengan menemui irene dan mengatakan tentang proyek arizon dreamland yang terancam batal jika aku tidak menghadiri konferensi di canada?"

"Ah, tentang itu? Kau kesini untuk membicarakan hal itu?"jennie merespon dengan santai meskipun sehun sudah menampakkan emosinya yang sudah membuncah.

"Dengar, jika kau fikir kau bisa mengaturku maka kau salah."

"Kita hanya sebatas rekan kerja. Dan aku tidak suka orang lain mencoba mengusik kehidupan pribadiku." sambung sehun dengan nada tegas disana.

Jennie akui, aura sehun terlalu mengintimidasi dirinya saat ini dan sempat membuat jennie menciut mendapati kemarahan pria itu. Namun, jennie harus tetap menampakkan sisi kuatnya. Sehingga ia memilih bangkit dan berjalan menghampiri sehun yang masih berdiri.

"Jadi, dia mengadu padamu? Wah, tidak kusangka. Ternyata selain punya rasa percaya diri yang besar, dia juga bermulut besar rupanya." Sindir jennie dengan senyuman meremehkan yang ia tujukan untuk irene.

"Sehun, dengar. Kau dan aku berada diposisi yang sama. Dan Aku tau bagaimaan perjuanganmu untuk bisa mendapatkan yang kau miliki saat ini. Jadi, aku hanya tidak ingin hidupmu jadi berantakan hanya karna kehadiran orang seperti irene."

"Kau dan irene berada dilevel yang berbeda"

Sehun sama sekali tidak merubah ekspresi wajahnya sedikitpun. Dia hanya terus menatap wajah jennie dengan tatapan datarnya dan mengintimidasi.

HappinesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang