Thirty Four

3.1K 273 36
                                    

DISCLAIMER : ini hanyalah chapter picisan yang aku buat karna lagi kangen sama nyaik irene dan uri ppiyak sehun.

Jadi, jangan expect terlalu besar ya sama chapter ini. Karna tidak ada konflik berat dan serius di chapter ini.
Maaf kalau mengecewakan ✌🏻✌🏻

"Suster tolong pastikan semua obat-obatannya sudah dilabeli dengan benar ya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Suster tolong pastikan semua obat-obatannya sudah dilabeli dengan benar ya?"

"Apa hasil laboratorium kemarin bisa diambil sekarang?"

"Untuk jadwal pemeriksaan rutinnya tolong disertakan sekalian ya?"

Itu adalah serentetan kalimat yang keluar dari bibir irene kepada perawat yang bertugas merawat oh minsuk.

Tak perlu ditanyakan lagi bagaimana irene begitu telaten dan teliti mengurusi setiap hal terkecil dari keperluan oh minsuk.

sepertinya irene terlalu antusias karna keadaan oh minsuk dinyatakan sudah cukup membaik untuk diperbolehkan rawat jalan.

Perasaan bahagia itupun membuat irene malam ini terlihat begitu antusias untuk mengurusi setiap hal mulai dari obat-obatan, administrasi, dll.

Sementara oh sehun yang memang tidak begitu handal dalam hal seperti ini, sepertinya harus bersyukur atas kehadiran irene karena ia jadinya tidak perlu repot-repot megurusinya.

Bukannya mau memanfaatkan irene, tapi memang irene sendiri yang meminta agar sehun cukup diam dan menemani oh minsuk malam ini sementara irene yang mengurus semuanya.

Dan disinilah oh sehun duduk disebelah ranjang ayahnya, sementara oh minsuk duduk dengan bersandar pada kepala ranjang rumah sakit.

"Kau bahagia?"

Itu adalah pertanyaan oh minsuk yang membuka percakapan antara keduanya.

"Tentu saja. Bagaimana mungkin sehun tidak bahagia ketika keadaan appa mulai membaik dan diperbolehkan pulang?"

"Bukan tentang itu. Tapi, pernikahanmu. Kau bahagia dengan kehidupanmu sekarang?"

Sehun terdiam atas pertanyaan oh minsuk yang ternyata salah dimengertinya. Sontak, ia berfikir sejenak untuk menemukan jawaban yang tepat.

"Sehun—"

"Appa senang melihat kalian yang seperti ini. Setidaknya kau memperlakukannya dengan baik akhir-akhir ini"

Sehun hanya diam mendengarkan semua ucapan oh sehun dengan seksama. Sebenarnya ia cukup mengatakan yang sebenarnya tentang perasaannya pada irene yang sudah ia akui beberapa hari lalu. Tapi entahlah. Sehun tetaplah sehun. Bahkan pengakuannya kepada irene saja harus ia fikirkan mati-matian. Dan rasanya ini bukanlah waktu yang tepat untuk mengakuinya didepan ayahnya saat ini.

"Sehun bahagia jika appa juga bahagia" hanya jawaban klise itu yang bisa sehun ucapkan pada oh minsuk.

Setidaknya ia tidak mengucapkan sebuah kebohongan bukan?

HappinesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang