Fourty Five

2.3K 191 51
                                    

Chapter ini chapter yang mengundang emosi.

Please be a smart reader guys!!

Seorang wanita cantik yang kini tengah berbadan dua itu terlihat tengah asik menyirami bunga-bunga yang ada disebuah taman sembari memandang kedepan memperhatikan tanaman-tanaman cantik dan pemandangan indah dihadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang wanita cantik yang kini tengah berbadan dua itu terlihat tengah asik menyirami bunga-bunga yang ada disebuah taman sembari memandang kedepan memperhatikan tanaman-tanaman cantik dan pemandangan indah dihadapannya.

Sambil memegangi selang panjang ditangannya, tangan yang satunya ia letakkan diatas perut buncitnya.

"Sayang. Eomma sangat tidak sabar menanti kelahiranmu. Eomma tidak sabar ingin melakukan banyak hal menyenangkan denganmu." Irene berucap sembari tersenyum menatap perut buncitnya seolah kedua matanya tengah menatap sang buah hati secara langsung.

"Appa juga sudah sangat tidak sabar menantikan kehadiranmu, nak." Irene berucap sembari tersenyum kearah perut buncitnya.

Perasaannya membuncah setiap kali ia melakukan interaksi seperti ini dengan malaikat kecilnya. Membayangkan bagaimana bahagianya nanti kehidupan keluarga kecilnya bersama sehun ketika malaikat mereka sudah lahir nanti membuat irene tersenyum menerawang membayangkan kehidupannya dimasa depan.

"Rene? Apa yang sedang kau lakukan?"

Sebuah suara serak yang tiba-tiba terdengar memecah lamunan irene.

"Kau sedang melamun?" Pria bernama oh minsuk itu kini berdiri tepat disamping irene.

"Annia appa. Irene sedang menyima tanaman"

"Kenapa? Padahal ini tugas maid"

Irene tersenyum ringan. "Irene bisa melakukannya appa. Lagipula, irene bosan dikamar seharian ini"

Oh minsuk balas tersenyum pada irene.

"Appa mau dibuatkan makan malam apa? Biar irene masakkan"

"Apapun masakan putri appa, pasti appa akan menyukainya. " jawab oh minsuk dengan hangat.

"Baiklah, kalau begitu irene masuk dulu ya"

Namun, belum selesai langkah irene menuju dapur, oh minsuk kembali membuatnya berbalik karena ayah mertuanya itu memanggilnya.

"rene, apa sehun akhir-akhir ini sering dirumah?"

Sontak raut wajah irene berubah. Entahlah, tidak bisa ditebak apakah itu raut wajah kebingungan atau terkejut.

"Rene?" Panggil oh minsuk sebab irene tak kunjung menjawabnya.

"Se-sehun— eum—" irene sendiri tidak mengerti kenapa ia ragu untuk menjawab pertanyaan ayah mertuanya.

HappinesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang