Thirty eight.2

2.8K 290 32
                                    

Sehun rasanya ingin mengumpat dan mengutuk siapapun orang yang ada dihadapannya saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sehun rasanya ingin mengumpat dan mengutuk siapapun orang yang ada dihadapannya saat ini. Pria itu terlihat uring-uringan dan bak makhluk tak bernyawa saat ini.

Bagaimana tidak? Nyatanya ia tidak bisa mendapatkan tiket pulangnya sesegera mungkin karna jadwal pertemuan yang harus ia hadiri besok dan ia baru bisa kembali paling cepat besok malam.

Alhasil, sehun malam ini hanya bisa merutuki nasib malangnya yang harus bertahan dengan kekhawatiran akan keadaan irene yang bahkan belum ia ketahui hingga saat ini.

"Sial!! Kenapa tidak ada satupun dari mereka yang mengangkat teleponku." Gerutu sehun ketika ia sudah melakukan percobaan menelpon ajudan yang ia tugaskan menjaga irene.

Namun, tidak ada satupun yang mengangkat telponnya.

Sehun pun memutar otaknya berusaha menemukan siapa yang bisa ia hubungi. Dan bingo!

Satu nama terlintas dibenaknya. Dengan segera, ia pun melakukan sambungan telepon keorang tersebut.

Sehun menunggu dengan harap-harap cemas untuk orang tersebut mengangkat sambungan telepon.

"Hallo, appa"

Sehun akhirnya bisa bernafas lega ketika sambungan teleponnya diangkat oleh sang ayah.

"Bagaimana keadaan irene? Dia baik-baik saja kan? Shin ahjumma bilang irene pingsan dan dilarikan ke rumah sakit? Bagaimana kabarnya? Dia baik-baik saja kan?"

Oh sehun mungkin tidak tahu bahwa saat ini oh minsuk tengah tersenyum sembari terkekeh ringan mendengar serentetan pertanyaan darinya yang sangat jelas bahwa sehun tengah menahan rasa cemas dan khawatirnya pada irene.

"Appa, jawab pertanyaanku. Bagaimana kabar irene? Dia baik-baik saja kan?" Desak sehun pada oh minsuk yang tak kunjung menjawabnya.

"Irene baik-baik saja, hun-ah. Dia hanya kecapekan dan karena pola makannya yang berantakan, jadinya asupan nutrisinya jadi kurang."

Sehun lantas bisa bernafas lega mendengarkan penjelasan dari sang ayah.

"Syukurlah. Aku lega mendengarnya." Ucap sehun sembari menghembuskan nafas leganya.

"Bagaimana kabar appa? "

Oh minsuk terkekeh terlebih dulu sebelum merespon pertanyaan sehun. "Appa baik-baik saja. Kau tidak usah mengkhawatirkan appa. Kerjakan saja pekerjaanmu dengan baik dan segera pulang"

Sehun akhirnya bisa bernafas lega mendengarkan penuturan oh minsuk. Setidaknya ia sudah bisa mengetahui kabar istrinya dan ayahnya.

"Terimakasih appa."

" terimakasih untuk apa?"

"Karna appa mau bertahan untuk sehun dan menjaga irene untuk-ku" ada nada haru dari cara bicara sehun. Namun, sekuat tenaga ia ingin terdengar tegar untuk sang ayah.

HappinesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang