*****
Saat ini aku dan ibuku sedang berada di rumah sakit. ibu mengajakku untuk memeriksa mataku, dan sekarang kami sedang menunggu dokter memeriksa hasilnya."Sepertinya mata dyeza baik baik saja"
"Apa kau yakin dok?" Ibu bertanya kembali seolah tidak percaya bahwa mataku baik baik saja.
"Ya tentu saja, aku bahkan sudah mengecek nya berkali kali, tapi hasilnya sama, mata dyeza baik baik saja" ibuku menatapku, lalu setelah itu kami berpamitan pada dokter.
"Baiklah kalau begitu terima kasih dok" ibu beranjak dari duduknya.
"Tapi jika terjadi sesuatu lagi pada mata dyeza langsung dibawa kemari saja"
"Ah ya, kalau begitu kami permisi"
"Silahkan" setelah kami keluar dari ruangan dokter, aku bertanya pada ibu.
"Lalu bagaimana bu?" Ibu menghela nafas lelah, aku jadi kasihan pada ibu.
"Sudahlah, mungkin itu takdirmu, bukankah warna mata ini cantik... Jadi kau tidak perlu mengkhawatirkan nya"
"Baiklah" benar yang ibu ucapkan, biarkanlah seperti ini.
Author POV
Hari ini adalah hari senin, dimana hari ini sangat dibenci oleh kebanyakan siswa siswi, karena pada hari ini mereka akan melakukan upacara bendera. Sekarang dyeza tengah berdiri ditengah lapangan, dia selalu menggerutu karena upacara ini terasa sangat lama, dia bahkan tidak mendengar ocehan kepala sekolah didepan, yang dia pikirkan hanya kapan upacara ini selesai...
Dyeza POV
"Kemarin semua guru disini melakukan rapat, dan mereka semua selalu membicarakan seorang siswi yang katanya telah melanggar aturan sekolah, tapi ada yang bilang itu juga bukan pelanggaran sekolah. Jadi biar lebih jelas lagi kita buktikan saja, saya mohon yang merasa sedari tadi sedang dibicarakan maju ke depan"
deg...
Saat itu mungkin aku bisa membohongi Miss rose soal bola mataku. Tapi setelah hari itu, dan setelah aku memeriksa mataku. aku hanya pasrah semua orang akan tau jika itu memang bola mata asliku.
Dan benar saja, selama beberapa hari kemarin aku selalu menjadi bahan topik di sekolah. Seluruh murid dan guru mungkin sudah mengetahui nya.Padahal seminggu kemarin aku sebisa mungkin menghindari penghuni sekolah, aku selalu berada di kelas, berangkat lebih awal dan pulang lebih telat.
Tapi semua itu tidak ada guna nya. Karena mereka tetap bisa mengetahui nya.
Sepertinya hariku yang tenang akan hilang. Huft aku tidak bisa menghindar lagi, tidak ada pilihan lain, perlahan kakiku melangkah ke depan, semua siswa dan siswi yang melihat hal itu berbisik bisik membicarakan ku, tapi aku tidak peduli, yang harus kupikirkan nanti bagaimana aku menjawab pertanyaan mereka.
Saat aku sudah dihadapan kepala sekolah itu dia langsung bertanya.
"Jadi... Bisa kau jelaskan tentang rumor mu, mengenai bola mata mu itu?" Aku hanya terdiam, bagaimana ini... Ibu tolong aku...
"Kenapa kau diam saja?..."
"Ini... Bola mata asli" aku melihat kepala sekolah seperti menatapku tidak percaya.
"Kau yakin?... jangan berbohong" mendengar nada meragukan itu, aku refleks menjawab dengan nada tinggi.
"Sudah ku bilang... Ini bola mata asli. Bukankah semua orang disini sudah tau dan selalu membicarakan ku?...." aku tak sadar mengatakan itu dengan nada tinggi, itu refleks ku mungkin karena aku sedang sensitif dan lelah karena terus berdiri di lapangan. lalu ada seorang siswa juga berteriak padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Eyes Academy (SUDAH TERBIT)
FantasyEurycea wilderae. Gadis 16 tahun yang mengalami mimpi aneh di malam hari ulang tahunnya yang ke 17. Dan sebuah fakta pun terungkap. Dia yang bukan putri kandung ibunya, yang selama ini merawatnya. Dia yang bukan manusia biasa. Dia yang memiliki semu...