chapter 5

60.7K 6K 244
                                    

Author POV

Keesokan harinya, terlihat seorang wanita yang sedang memasukan beberapa pakaian ke tas. Lalu kembali ke dapur sembari menyiapkan makanan, setelah itu masuk ke kamar seorang gadis, dan membangunkan sosok gadis itu yang sedang asik asiknya meringkuk ditempat tidur, jangankan untuk membantu wanita itu, dia bahkan sangat malas untuk beranjak dari kasur, sampai wanita itu menggelengkan kepala heran dengan tingkah putrinya yang pemalas dan banyak makan.

"Cea bangun, sayang bangun... Ayo cepat, ibu akan mengantarmu ke academy"

"ibuu... Aku masih mengantuk, lain kali saja perginya" terlihat wanita itu menghembuskan nafas kasar.

"Cepat bangun cea, jika kau tidak bangun dan berangkat ke academy, ibu tidak akan memberimu makan" ucapan wanita itu sukses membuat sang gadis membelalakkan matanya.

"Apa... Ish ibuu. Jangan mengancam ku seperti itu..." Gadis itu terus merengek tapi sepertinya wanita itu tidak memperdulikannya, bahkan dia sudah melengos pergi.

"Ish, ibuu..."

"Sudah sana mandi, nanti kita akan terlambat" akhirnya gadis itu menuruti perintah wanita itu, lalu beranjak pergi ke kamar mandi.

Cea POV

Setelah aku selesai mandi, aku langsung pergi ke dapur untuk sarapan, di sana sudah terlihat ibu yang sedang menata makanan dimeja, lalu kami makan bersama dengan tenang, setelah makanan kami habis, aku langsung membujuk ibu agar aku tidak pergi hari ini.

"ibuu. Plis... Jangan pergi hari ini ya..."

"Tidak bisa, kau harus pergi hari ini. Kau harus secepatnya dapat mengendalikan kekuatanmu, karena saat saat seperti ini lucifer bisa saja akan menyerang mu, kau juga masih belum bisa mengendalikan semua element mu, jadi lucifer akan dengan mudahnya dapat membunuhmu" aku sampai speechless mendengarnya, apa... Jadi selama aku masih lemah, aku akan selalu diserang si raja setan...

"Tapi bu... Aku tidak ingin meninggalkanmu sendiri di hutan ini" alibi ku, supaya ibu membolehkan ku untuk pergi lain kali.

"Kau tenang saja, aku juga akan pergi dari hutan ini, ibu sudah membeli rumah untuk kita di kota dekat dengan kedai milikku, agar ibu bisa selalu memantau keadaan kedai itu. Lagipula ibu selama ini tinggal disini karena sedang menunggumu, dan kau sudah datang, jadi aku tidak akan tinggal di hutan ini lagi"

"Benarkah?... Jadi ibu mau pindahan hari ini?" dia hanya menganggukkan kepala pertanda iya.

"Bu... Plis, aku pergi lain kali saja. Karena, pertama aku juga ingin ikut melihat rumahnya, kedua aku ingin ke kedai ibu lagi, membantumu di sana, ketiga dan yang paling penting, aku baru saja datang kemarin, dan kita baru sebentar bersama, masa sudah berpisah lagi, apa ibu tidak merindukanku?"

Wajahku dibuat sesedih mungkin, ah sepertinya kali ini alasanku sangat keren, pasti ibu menyetujuinya... Kulihat dia menghela nafas.

"Baiklah... Hari ini kau tidak pergi, tapi besok... Kau harus pergi, tidak baik menunda nunda kepergian mu, itu bisa membahayakan dirimu. Mengerti?" Aku tersenyum senang, sudah kuduga, dia pasti akan menyetujuinya.

"Siap bos" aku menggerakkan tanganku seperti sedang hormat. ibu hanya terkekeh melihat tingkahku.

*****

Sekarang kami sudah berada di kedai ibuku, tapi sebelum ke kedai, kami sudah menaruh barang barang pindahan kami di rumah, rumah itu bisa dibilang besar sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan rumah di hutan itu. Ternyata ibu adalah orang yang berkecukupan walaupun dia tinggal sendiri.

Saat ini aku sedang duduk dimeja pojok kedai, dan melihat pegawai ibuku berjalan ke sana kemari untuk melayani pengunjung. Huft... Aku benar benar bosan, ibu bahkan tidak membiarkanku untuk membantunya, aku benar benar bosan... Kalau tau akan seperti ini, lebih baik aku pergi ke academy saja. ibuku sangat menyebalkan.

The Eyes Academy (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang