*****
Setelah aku merasa sedikit tenang, kak lega melepaskan dekapannya. Aku menatap mereka yang juga tengah menatapku. Berbagai tatapan mereka layangkan untuk ku, tapi aku berusaha tak memperdulikan tatapan dan cibiran mereka. Kulihat Leo yang tengah memeluk salva. Hatiku sakit melihat itu. Lalu tatapanku beralih menatap kakek yang berbicara padaku."Cea. Kita harus bicara. Datang keruangan ku sekarang" setelah mengucapkan itu kakek pergi meninggalkan aula, tapi sebelum pergi. Ia mengumumkan bahwa makan malam selesai.
Semua murid dan guru meninggalkan aula. Tapi tak dengan mereka. Teman temanku, pangeran, dan puteri.
"Kau keterlaluan cea... Kau hampir membunuh fera. Apa kau sangat membencinya hanya karena Leo lebih memilih fera?...." ucap fara.
"Sudahlah far. Lebih baik sekarang kita bawa fera keruang kesehatan" ucap heli.
Merekapun pergi meninggalkanku dan kak Lega. Tapi sebelum mereka pergi, mereka mengucapkan hal yang semakin membuat hatiku sakit. Untuk kesekian kalinya.
"Mulai sekarang kau jangan pernah menampakkan wajahmu lagi dihadapan kami" ucap hyla
"Jika kau menyakiti fera lagi... Kau akan berurusan denganku" ucap Leo.
"Aku pikir... Aku salah karena lebih memilih membela fera, tapi kau..... Sudahlah.
Kami kecewa denganmu cea" ucap nasa.Setelah itu mereka semua pergi. Aku yang melihat kepergian mereka langsung jatuh terduduk dengan air mataku yang terus meluruh. Kak Lega yang melihatku seperti itu langsung memelukku. Mencoba menenangkan ku lagi.
"Jangan menangis. Aku tidak suka melihat air mata mu jatuh lagi, cea. Sudahlah lupakan mereka, biarkan saja mereka melakukan apa yang mereka inginkan. Kau masih memiliki aku, kakak mu" ucap kak Lega.
"Kak... Sakit rasanya saat mereka mengucapkan itu"
"Cea tenangkan diri mu. Lebih baik sekarang kita keruangan kakek, dia pasti sudah menunggu mu"
Aku menatap kak Lega. Kemudian menghapus air mataku. Lalu aku bangkit dan pergi bersama kak Lega menuju ruangan kakek.
Sesampainya di sana aku langsung masuk kedalam, meninggalkan kak Lega yang memilih untuk menungguku diluar ruangan. Saat aku masuk, kulihat kakek tengah duduk di sofa dan melihatku datar. Tak ingin membuang waktu, aku langsung berjalan menghampiri kakek.
"Duduk" ucap kakek datar.
Tanpa menjawab, aku langsung duduk di sofa depan kakek. Kini aku dan kakek tengah berhadapan. Kakek terus menatapku datar, dan aku pun membalas tatapannya tak kalah datar. Lalu kakek angkat suara setelah beberapa menit terjadi keheningan.
"Mengapa kau melakukan hal itu?. Kau tau karena kejadian itu, bisa saja semua orang akan meragukan mu untuk melindungi mereka saat perang nanti. Mereka pasti mengira, kau akan berbuat jahat, atau lebih parahnya mungkin mereka akan mengira jika kau bersekutu dengan raja iblis untuk menghancurkan kami. Kau tak memikirkan itu?" Jelas kakek.
"Kakek salah. Bukan aku yang bersekutu dengan raja iblis. Tapi gadis itu, yang kalian panggil fera. Dia itu sebenarnya adalah salva. Putri raja lucifer"
Kulihat wajah kakek berubah terkejut saat mendengar ucapan ku. Kemudian beberapa detik wajahnya kembali datar.
"Kau jangan asal bicara. Jika kau tidak memiliki bukti"
"Kakek tidak percaya?"
"Bagaimana aku bisa percaya. Jika memang benar fera adalah putri raja lucifer, seharusnya ia memiliki aura sama seperti ayahnya. Aku juga bahkan tidak merasakan aura iblis dalam dirinya"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Eyes Academy (SUDAH TERBIT)
FantasyEurycea wilderae. Gadis 16 tahun yang mengalami mimpi aneh di malam hari ulang tahunnya yang ke 17. Dan sebuah fakta pun terungkap. Dia yang bukan putri kandung ibunya, yang selama ini merawatnya. Dia yang bukan manusia biasa. Dia yang memiliki semu...