*****
cea POV"Aku yang akan membawa tehnya, dan kau tolong bawa cemilannya ya nas"
"Oke"
Aku dan nasa pun meninggalkan dapur, diikuti viero. Sesampainya diruang tamu aku dan nasa langsung menaruh teh, dan cemilan dimeja, lalu kami ikut duduk bergabung dengan mereka."Silahkan diminum kak nensi, kak crota"
"Iya. Terima kasih"
"Apa yang telah kita lewatkan?"
"Tidak ada. Hanya mengobrol masalah di kerajaan angel" aku, nasa, dan viero mengangguk mengerti.
"Bu. ibu sudah mendengarnya?. Masalah... Lucifer yang sudah mengibarkan bendera perang?" Kulihat ibuku mengerutkan alis bingung, lalu menatap bibi nensi dan paman crota meminta penjelasan. Mereka yang sepertinya baru menyadari sesuatu, langsung memekik.
"Astaga... Iya. Aku lupa memberi tau mu. Untung saja cea mengingatkan. Oke jadi begini. Semalam, saat kami sedang mengadakan pesta, tiba tiba terdengar ledakan, lalu tak lama ledakan itu terjadi ditempat kami sedang mengadakan pesta, dan meruntuhkan sebagian bangunan academy. Setelah itu datang sosok berjubah hitam, kami penasaran, dan mengira ngira siapa dia, karena tudung yang menutupi wajahnya. Dan saat tudung itu dibuka, kamipun juga tidak mengenal siapa dia, lalu dia mengenalkan diri sebagai raja iblis lucifer. Dia datang karena akan mengibarkan bendera perang, setelah itu dia pergi" kami hanya diam mendengarkan penjelasan bibi nensi, kulihat ibu tampak syok. Aku mengelus pundaknya, lalu ia tersadar dari lamunannya. ibu menatapku khawatir, aku yang mengerti pun hanya tersenyum mencoba menenangkan ibuku.
"ibu tidak perlu mengkhawatirkan ku. Aku akan baik baik saja, aku pasti bisa, karena aku tidak lemah. Aku kuat, aku tidak menghadapinya sendiri, ada ibu, mereka. Yang akan Mendukung ku. Itukan yang ibu katakan jika aku sedang merasa takut?" dia yang mendengar ucapan ku menitikkan air mata, sambil tersenyum dan mengangguk anggukan kepala membenarkan ucapan ku.
"Yah... Kau benar" aku menghapus air mata ibu, lalu memeluknya erat. Mereka yang melihat interaksi ku dan ibuku tersenyum.
"Em... Sepertinya kita harus kembali ke academy, raja catha mengijinkan kita pergi hanya sebentar" ucapan paman crota membuat kami tersadar. Hal itu membuatku sedih, karena harus meninggalkan ibu lagi.
"Ya sudah. Kita kembali ke academy sekarang. Rin, aku dan yang lainnya pulang dulu. Kau jaga kesehatan. Ingat tadi apa yang aku katakan padamu" ibu menganggukkan kepala mengerti dengan ucapan bibi nensi, membuat aku, nasa, dan viero hanya mengerutkan kening bingung. Setelah mengucapkan itu paman crota mengajak kami masuk ke dalam kereta kuda, tapi sebelum kami melangkah, suara ibuku menghentikan kami.
"Tunggu"
"Ada apa?"
"Cea. Kau belum juga mengumpulkan bukti itu?" Ucapan ibu membuatku menundukkan kepala, tak berani menatapnya. dia menghela nafas.
"Kak nensi, kak crota. Bisakah kalian membantu cea, mendapatkan semua bukti bukti tentang wanita itu?"
"Kau tidak perlu khawatir. Kami pasti dengan cepat akan mengumpulkan semua bukti itu. Sebelum perang dimulai"
"Terima kasih kak"
"Tak masalah. Lagi pula karena wanita itu, hidupmu menderita" Setelah itu kami pergi, memasuki kereta kuda. Lalu meninggalkan perkarangan rumah. Dijalan aku terus melamun.
"Cea. Apa yang sedang kau pikirkan?" Lamunanku buyar saat mendengar suara bibi nensi.
"Aku hanya sedikit takut. Entahlah perasaanku tidak tenang"
"Kau tidak perlu takut. Ada kami disini yang Akan melindungi mu, yang akan selalu ada untuk mu"
"Terima kasih bibi" bibi nensi hanya tersenyum membalas ucapan ku. Setelah itu hanya keheningan menemani perjalanan kami, sampai saat kami tiba di academy. Kami langsung turun dari kereta kuda, kemudian berjalan beriringan memasuki wilayah academy.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Eyes Academy (SUDAH TERBIT)
FantasyEurycea wilderae. Gadis 16 tahun yang mengalami mimpi aneh di malam hari ulang tahunnya yang ke 17. Dan sebuah fakta pun terungkap. Dia yang bukan putri kandung ibunya, yang selama ini merawatnya. Dia yang bukan manusia biasa. Dia yang memiliki semu...