chapter 22

38.8K 3.9K 172
                                    

*****
Tak terasa kini sudah 2 Minggu kami berlatih dengan keras. Hingga semua murid AD sudah mulai pandai dalam kekuatan element dan juga bertarung mereka.

Selama 2 Minggu itupun, aku sudah sangat jarang bertemu dengan leo, kekasihku. Dan juga sudah jarang menghabiskan waktu bersama teman temanku. Aku selalu berlatih dengan kakek, kadang saat kakek mempunyai urusan, aku tetap tak bisa beristirahat. Kakek menyuruhku untuk berlatih dengan ibuku. Dia menyuruhku untuk hanya fokus dalam mengasah kekuatanku. Kini hasilnya benar benar membuatku tersenyum puas. Aku sudah bisa mengalahkan semua guru, bahkan raja dan ratu tak dapat mengalahkan ku.

Saat ini aku tengah duduk di taman sendiri, mengirup udara segar. Aku benar benar lelah, selama sebulan penuh aku hanya berlatih berlatih dan berlatih. Aku tak memiliki waktu bersama dengan temanku dan leo. Aku sampai merindukan mereka. Saat tengah asyik menenangkan pikiranku dengan memejamkan mataku. Semua itu hilang seketika, saat suara berisik dari arah sampingku. Kubuka mataku. Kulihat teman teman ku dan para pangeran berada di sekelilingku.

"kalian ada disini.... Kapan kalian datang?"

"Bagaimana kau bisa menyadari kedatangan kami, jika kau sibuk tidur tadi" ucap heli.

"Kau se lelah itu ya?. Sampai tidur di taman" ucap Leo khawatir.

"Tidak. Aku tidak tidur, aku hanya menutup mataku, dan menghirup udara segar" Leo mendekat, tanpa disangka ia memelukku erat.

"Aku merindukan mu. Kau sudah jarang menghabiskan waktu bersama kami lagi. Kau selalu sibuk melatih kekuatanmu" ucap Leo.

"Maaf. Aku tidak bisa menolak perintah mr. Catha. Lagi pula ini juga untuk kebaikan kita semua"

"Sudahlah felis, yang penting kita masih bisa bertemu dan melihat cea setiap hari, ya walaupun kita sudah jarang mengobrol dan berkumpul bersama lagi" Leo melepaskan pelukan itu, lalu tersenyum menatapku. Entah mengapa perasaanku menjadi tidak enak. Aku merasa sesuatu akan terjadi, dan membuat ku kehilangan mereka. Aku menggelengkan kepala menghilangkan pikiran buruk itu.

"Kenapa?, Kau sakit?" Tanya Leo khawatir.

"Tidak. Tidak apa" aku tersenyum melihat Leo yang begitu mengkhawatirkan ku. Setelah itu kami duduk duduk di taman sesekali mengobrol dan tertawa, karena kelakuan acris dan elga. Atau hyla dan heli. Aku menatap mereka yang tengah tertawa lepas. Tanpa sadar, aku mengucapkan hal yang membuat mereka mengerutkan kening bingung.

"Aku harap apapun yang akan terjadi nanti. Kalian tidak akan meninggalkanku"

"Kau bicara apa?" Ucap Leo.

"Kami tidak mungkin meninggalkan mu" aku hanya tersenyum menatap mereka, tanpa membalas ucapan mereka.

*****
Setelah aku, teman temanku, dan para pangeran menghabiskan waktu di taman tadi. Sekarang kami tengah bersiap untuk ke aula. Sesampainya di sana aku, fara, heli, dan hyla langsung berjalan menghampiri meja yang sudah ada nasa dan para pangeran.

Aku duduk di samping Leo, Leo yang melihat kedatanganku tersenyum, kemudian mengelus rambutku lembut.

"Ekhem. Susah sekali jika kita sedang bersama mereka, mereka tetap tak menganggap kita ada. Seperti dunia hanya milik mereka berdua" ucap acris.

"Sudah lah, biarkan saja" ucap viero.

"Apakah kau iri?.... Dasar jomblo" ucap hyla.

"Siapa bilang aku iri..... Dan lagi, memang kau sudah memiliki kekasih?. Jomblo teriak jomblo"

"Kau benar benar menyebalkan. Pantas saja tidak ada yang ingin menjadi kekasihmu" aku terkekeh melihat perdebatan hyla dan acris. Sedangkan yang lain menghela nafas lelah dengan perdebatan mereka, sembari memutar bola mata malas.

The Eyes Academy (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang